Freelancer Messenger di Android Versi Baru Beri Dukungan untuk Smartwatch
Freelancer Messenger yang tersedia di Android kini mendapat update ke versi 1.1 yang bisa digunakan melalui smartwatch. Sejak diluncurkan April yang lalu, Freelancer Messenger jadi sarana untuk komunikasi para freelancer baik dengan penyedia pekerjaan atau dengan sesama freelancer lainnya di dalam platfrom Freelancer. Di Indonesia sendiri Freelancer merupakan wadah terbesar untuk para pekerja yang tidak ingin terikat dengan institusi tertentu dan memiliki lebih dari 400 ribu anggota.
Freelancer menyusul Evernote, Trello, dan Duolingo yang sebelumnya telah menghadirkan pembaruan bagi aplikasinya. Dengan dukungan dari Google Voice API, kini pengguna Freelancer Messenger tinggal berbicara ke jam pintar yang sedang dipakainya untuk membalas pesan dan secara otomatis perintah suara dikonversi menjadi teks yang siap dikirimkan. Fitur ini juga memiliki fitur multilingual sehingga pengguna tinggal berbicara dalam bahasa apapun yang sudah diatur sebelumnya yang otomatis akan diterjemahkan ke bahasa penerima. Freelancer menyediakan contoh untuk penggunaan fitur terbarunya ini.
Chief Executive Freelancer Matt Barrie dalam rilis persnya mengatakan, “Teknologi berbasis komputasi merupakan inovasi berikutnya dari mobile. Kami sangat gembira meluncurkan aplikasi Freelancer Messenger kami sebagai salah satu dari aplikasi-aplikasi awal di Google Play store yang dioptimisasikan untuk Android. Aplikasi ini mendasari penggunaan berbasis komputasi, Anda cukup berbicara ke jam Anda dan kami akan mengubahnya menjadi sebuah pesan untuk orang yang sedang bekerja dengan Anda dalam proyek yang sedang Anda kerjakan!”
Indonesia Country Manager Freelancer Helma Kusuma menambahkan, “Dengan Aplikasi Freelancer Messenger terbaru berbasis Android ini, para pengguna dari Indonesia akan dapat berkomunikasi tanpa hambatan dengan para freelancer atau employer mereka. Bukan saja hal ini merupakan cara yang trendy untuk berkomunikasi, para pengguna Freelancer.com bisa mendapatkan lebih banyak proyek diselesaikan tanpa hambatan waktu dan tempat.”
Sebagai fitur yang nice to have, perlu kita apresiasi usaha Freelancer untuk merangkul semua golongan dalam pembaruan Messenger-nya ini. Siapa tahu makin banyak anggota forum yang semakin tertarik menggunakan smartwatch karena fitur ini. Di Indonesia sendiri sejauh ini penggunaan smartwatch masih terbatas karena hype dan belum menyentuh urusan produktivitas.
Harga jam tangan pintar yang tak murah bisa jadi alasan lain fitur ini tak bakal banyak digunakan. Beberapa teman saya yang menjadi freelancer merasa kehadiran smartphone sudah dirasa cukup untuk sarana komunikasi. Mereka juga mengaku lebih suka berkomunikasi via teks seperti pesan singkat atau email. Mungkin dalam beberapa tahun ke depan, dengan harga jam tangan pintar semakin terjangkau, fitur ini bakal bisa dimanfaatkan oleh kalangan yang lebih luas.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]