Gamatechno Lakukan Transformasi Bisnis, Fokus ke Pengembangan Platform
Gamatechno telah merilis platform Sidig, 18hole, Worxspace dan Digitalkie
Berdiri selama 15 tahun sebagai software integrator yang secara khusus melayani klien pemerintahan, Gamatechno yang berbasis di Yogyakarta berencana melakukan ekspansi usaha dengan memfokuskan sebagai perusahaan holding, riset dan inkubator. Kepada DailySocial, Presiden Direktur Gamatechno Muhammad Aditya Arief Nugraha mengungkapkan, ke depannya Gamatechno akan mencoba menghadirkan platform yang serupa dengan startup dan melayani segmen B2B.
Pandemi dan transformasi bisnis
Pandemi menjadi momen perubahan bagi Gamatechno. Periode ini mengubah prioritas badan pemerintahan dan membatalkan proyek-proyek non-terkait penanganan pandemi. Gamatechno harus mengadaptasi situasi ini supaya bisa bertahan.
"Pandemi memberikan dampak besar kepada kami karena kebanyakan klien kami adalah [badan] pemerintah yang harus membatalkan proyek karena pandemi. Akibat kondisi tersebut kami nyaris collapse, karena proyek yang sebelumnya telah kami dapatkan dan siap untuk dijalankan terpaksa dibatalkan," kata Aditya.
Gamatechno akhirnya melakukan transformasi bisnis dengan menghadirkan layanan ke segmen B2B. Fokusnya bergeser dengan mengembangkan platform baru yang lebih segar dan tidak lagi menjadi integrator atau software developer. Namun demikian, Aditya menegaskan mereka belum menyasar segmen ritel.
Saat ini Gamatechno telah memiliki tiga anak perusahaan yang sudah menjalankan bisnis secara independen, bahkan sudah menerima pendanaan dari investor. Di antaranya adalah Aino Indonesia (fintech), Solusi kampus Indonesia (edtech) dan Global Data Inspirasi (big data analytics). Perusahaan berencana memperbanyak jumlah platform produktivitas ini yang rencananya di-spin off sebagai startup.
"Ke depannya Gamatechno ingin menjadi perusahaan riset, inkubator dan holding. [..] Serupa dengan startup, semua platform tersebut akan terus mengalami pengembangan dan upgrade dan saat ini statusnya sudah live," kata Aditya.
Segmen B2B
Produk baru yang menjadi unggulan Gamatechno saat ini termasuk Sidig, 18hole, Digitalkie, dan Worxspace. Empat platform masih berada di dalam naungan Gamatechno dan membuka peluang investasi bagi masing-masing produk. Untuk mengembangkan platform tersebut, Gamatechno didukung 100 anggota tim yang 50% di antaranya adalah pengembang. Selain berkantor di Yogyakarta, mereka juga memiliki kantor cabang di Jakarta.
Salah satu produk unggulan mereka, Sidig, diciptakan untuk membantu klien meluncurkan barang elektronik dengan memberikan layanan kartu garansi digital dengan semangat layanan aftersales 4.0 di Indonesia.
"Saya melihat hingga saat ini masih ada kesulitan di kalangan end user untuk menjaga kartu garansi ketika mereka membeli berbagai barang elektronik. Sementara itu dari sisi manufaktur hingga prinsipal masih kesulitan untuk menciptakan engagement secara langsung siapa saja pembeli barang elektronik dari brand atau toko mereka. Dengan Sidig semua bisa dikembangkan dan tentunya menguntungkan kedua belah pihak," kata Aditya.
Gamatechno juga ingin menjalin kerja sama dengan marketplace, sehingga nantinya konsumen yang membeli barang elektronik secara online dapat memperoleh kartu garansi digital.
Platform unggulan lainnya adalah Worxspace. Mengedepankan keamanan data dan meningkatkan produktivitas pegawai, platform ini digunakan untuk mengelola semua kegiatan yang melibatkan pegawai mereka, serupa dengan yang ditawarkan Slack atau WhatsApp. Gamatechno menambahkan fungsi jaminan keamanan di dalamnya.
"Dalam hal ini kami tidak ingin menggantikan fungsi WhatsApp, namun perusahaan yang sangat peduli dengan keamanan data dan privasi bisa memanfaatkan Worxspace dalam lingkungan kerja mereka," kata Aditya.
More Coverage:
Untuk segmen lifestyle, Gamatechno mengembangkan platform bernama 18hole. Menyasar pecinta olahraga golf, platform ini mendigitalisasi proses pemesanan lapangan, pencatatan skor, dan komunikasi dalam forum dan informasi event.
Tersedia juga platform Digitalkie untuk melakukan rekam jejak dan melakukan scale komunikasi tim secara efektif.
"Sejauh ini yang sudah mendapatkan pendanaan awal adalah Sidig. Kami juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana kepada Sidig untuk tahapan pendanaan selanjutnya. Kami juga memiliki rencana untuk mengembangkan teknologi IoT untuk sektor transportasi," kata Aditya.