GiftCard Indonesia Tahun Ini Serius Garap Pasar B2C
GiftCard Indonesia (GCI) yang beberapa hari yang lalu mendapatkan pendanaan Seri A dari sejumlah investor tahun ini akan serius menggarap pasar B2C. Hal ini merupakan tindak lanjut fokus tahun 2014 lalu yang hanya menggandeng mitra di pasar B2B. Selain itu BCI juga berencana menggunakan pendanaan untuk membangun manajemen tim, pengembangan produk, dan pemasaran.
Saat ini GCI telah memiliki hingga 150 konsumen korporasi yang sebagian besar bergerak di industri finansial. Sektor korporasi memberikan kepercayaan kepada CGI untuk menelola pemberian hadiah bagi kolega hingga karyawannya.
Pendiri CGI Antonius Taufan, saat ditemui di kantornya di Menara Imperium, mengakui selama 2014 lebih fokus untuk menggarap pasar B2B. Pemasukan yang dicapai tahun lalu mencapai lebih dari Rp 5 Miliar. Produk Fokado dan Tada! menjadi layanan yang sama-sama disukai oleh pelanggan korporasinya. "Bahkan untuk AXA kami mengelola seluruh hadiah buat karyawannya dari wedding hingga ulang tahun," tutur Taufan.
Perolehan dari segmen B2C sendiri diakuinya tidak terlalu besar karena memang belum terlalu fokus ke arah sana. "Ada konsumen yang membeli paket di situs kami, namun tidak begitu banyak jumlahnya," ujarnya.
Taufan dan tim mulai serius menggarap pasar B2C tahun ini dan berencana bekerja sama dengan toko buku dan gift store untuk meluncurkan dan memasarkan Fokado Box. Di tahun berikutnya GCI berencana untuk ekspansi ke level regional.
Saat ini hadiah yang ditawarkan GCI baru sebatas dining experience. "Hadiahnya berupa paket dining experience, mulai dari hidangan pembuka hingga hidangan penutup. Paket hadiahnya bisa untuk dua atau empat orang," jelas Taufan.
Langkah selanjutnya yang akan ditawarkan adalah paket hadiah health and spa, adventure, dan juga untuk anak-anak.
Beberapa waktu yang lalu pengguna bisa membelikan paket pengalaman, seperti berkuda atau olah raga anggar sebagai hadiah di situs Fokado . Saat ini Taufan mengatakan semua itu sudah diturunkan karena akan fokus kepada produk yang sudah siap, yaitu dining experience. "Enggak ada orang yang menangani, nanti kalau karyawannya tambah akan diadakan lagi," terangnya.
Menemukan talenta yang tepat inilah yang juga merupakan tantangan tersendiri bagi GCI. Taufan mengakui tidak mudah menemukan talenta yang skill-nya memadai. Kalaupun tersedia hanya sedikit dan tentu saja gajinya tidak murah. "(GCI) Mencari talent dengan skill yang memadai, cocok dengan culture perusahaan, jadinya agak susah," ungkapnya terkait harapan menggaet talenta berkualitas.