1. Startup

Gogobli Layanan E-Commerce Khusus Produk Kecantikan dan Kesehatan

Inisiasinya didukung ketidakpuasan dengan performa penjualan produk sejenis di layanan online marketplace umum

Layanan e-commerce yang menawarkan produk khusus atau "niche" saat ini semakin marak, mulai dari Heritage.id yang menghadirkan kerajinan tangan asli Indonesia hingga yang terbaru adalah Gogobli, layanan e-commerce lokal yang menyediakan produk kesehatan hingga kecantikan. Berdiri pada bulan Mei 2016 ini Gogobli mencoba untuk memberikan solusi kepada pelaku UKM yang menjual produk kesehatan seperti jamu, vitamin, suplemen hingga Chinese herbal dengan mengadopsi teknologi.

"Gogobli akan menjadi solusi bagi UKM di bidang kesehatan dan kecantikan untuk mengembangkan market mereka, di mana tantangan dan biaya untuk berkembang di offline sangat besar. Hal ini tidak lepas dari market kesehatan dan kecantikan yang juga besar," kata COO Gogobli Joe Hansen kepada DailySocial.

Selama ini produk yang dicoba ditawarkan oleh Gogobli sudah banyak beredar di layanan online marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak hingga elevenia, namun masih kalah jauh popularitasnya dibandingkan dengan produk favorit seperti busana, gadget hingga kebutuhan rumah tangga. Karena alasan itulah pada akhirnya Gogobli diluncurkan. Berdasarkan riset pada tahun 2015 lalu penjualan produk kesehatan dan kecantikan tercatat mencapai 4,3 miliar dolar AS.

"Gogobli ingin menjadi solusi kemudahan mendapatkan barang kesehatan dan kecantikan yang terpercaya, karena di Gogobli barang diambil langsung dari pabrik atau distributor resmi baik itu untuk suplemen dan vitamin, jamu, Chinese herbal, maupun produk-produk kecantikan," kata Joe.

Saat ini layanan e-commerce Gogobli telah memiliki lebih dari 200 principals ternama, dengan lebih dari 10 ribu produk. Sementara jumlah pengguna telah mencapai sampai di atas 2 ribu pengguna dan terus bertambah setiap harinya.

Kemitraan dengan penyedia jasa logistik dan pilihan pembayaran

Saat ini Gogobli masih belum menyediakan aplikasi di Android dan iOS, masih sepenuhnya mengandalkan situs web, namun sudah mobile-friendly. Untuk memudahkan proses logistik, Gogobli mengklaim telah memiliki tim internal sendiri, dibantu dengan pihak ketiga untuk mempercepat proses pengantaran. Sementara untuk pilihan pembayaran Gogobli masih memanfaatkan pilihan transfer bank dan kartu kredit.

"Saat ini kami menggunakan transfer dan kartu kredit yang mana paling sering digunakan oleh konsumen saat ini. Dalam beberapa bulan ke depan kami akan menambahkan channel pembayaran," kata Joe.

Sebagai layanan e-commerce yang menghadirkan produk yang "niche", Gogobli menerapkan metode yang berbeda untuk strategi pemasaran hingga penjualan. Hal tersebut terutama dilakukan untuk menjangkau lebih banyak pengguna untuk mengunjungi situs Gogobli.

"Cara menjangkau pelanggan yang kami lakukan berbeda, sehingga strategi yang digunakan tidak bisa terlalu umum dan pasaran," kata Joe.

Saat ini Gogobli telah memiliki investor yang tertarik untuk berinvestasi di Gogobli, namun Joe masih enggan untuk mengungkapkan siapa investor tersebut. Jika sudah final akan diumumkan kepada publik tahun 2017 mendatang.

Menjelang akhir tahun tentunya banyak rencana dan target yang ingin diwujudkan. Mulai dari akuisisi pelanggan, menambah jumlah produk dan lainnya.

"Diharapkan Gogobli bisa menjadi platform terbaik dan terbesar untuk semua pelaku kesehatan dan kecantikan di Indonesia, baik konsumen maupun produsen yang besar sampai pelaku UKM," kata Joe.