1. Startup

Halodoc Rilis Aplikasi “Bidanku”, Sederhanakan Proses Administrasi dan Operasional Bidan

Aplikasi ini menjadi tindak lanjut atas pendanaan yang diberikan Bill & Melinda Gates Foundation pada Juli 2019; Bidanku hadir murni untuk kegiatan sosial

Halodoc meresmikan kehadiran aplikasi Bidanku setelah dikembangkan sejak pertengahan 2021. Aplikasi ini hadir untuk mendigitalkan proses administrasi layanan bidan, dengan demikian mereka dapat fokus memaksimalkan kualitas kesehatan ibu dan anak. Selain itu, layanan teranyar ini ditujukan memperkuat ekosistem teknologi Halodoc yang sudah ada, yaitu untuk menyederhanakan akses kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Aplikasi ini sebenarnya hadir sebagai bentuk realisasi investasi yang diberikan oleh Bill & Melinda Gates Foundation pada Juli 2019 dalam putaran pendanaan seri B+. Bidanku hadir murni untuk kegiatan sosial, bersifat gratis untuk para bidan di daerah terpencil. Bidan menjadi perpanjangan tangan Halodoc untuk masuk ke daerah terpencil. Saat ini, Bidanku telah digunakan oleh bidan-bidan di berbagai wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Papua.

“Di tengah populasi penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa, akses layanan kesehatan masih menjadi tantangan bagi masyarakat di berbagai wilayah. Peran bidan dalam bantu jaga kesehatan ibu dan anak juga menjadi sangat penting di tengah kondisi penyebaran jumlah dokter dan fasilitas kesehatan yang belum merata di Indonesia,” terang Co-founder dan CEO Halodoc Jonathan Sudharta dalam keterangan resmi, Kamis (3/2).

Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi mengungkapkan pentingnya implementasi teknologi kesehatan dalam mendukung kualitas bidan. Dia bilang, bidan menjadi profesi yang unik dan spesifik dalam membangun generasi yang berkualitas karena bidan bisa fokus pada kesehatan reproduksi perempuan, perencanaan keluarga, hingga kesehatan bayi dan balita.

Bidan menjadi tenaga kesehatan yang strategis karena berada di tengah masyarakat dan mereka menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, apalagi sebagian besar bidan di Indonesia berada di daerah terpencil. Bahkan, dokter sekalipun masih sangat terbatas untuk bisa menjangkau masyarakat di daerah.

“Saya menyambut baik adanya platform digital yang mempermudah tugas bidan dalam menjangkau sasaran. Di Indonesia sendiri, tercatat ada 5,5 juta ibu hamil dan 80% di antaranya dipantau oleh bidan. Platform digital akan mempermudah tugas bidan, memberikan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi kesehatan secara real time,” terang Emi.

Sementara itu, bidan juga dinilai memiliki peran penting dalam membantu fokus pemerintah mengentaskan stunting di Indonesia. Data Litbang Kemenkes menyebut Indonesia masih memiliki prevalensi stunting pada anak sebesar 30%.

Per Desember 2021, tercatat 266 ribu bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia yang tersebar di sekitar 74.000 desa. Dari angka tersebut, sekitar 37 ribu bidan membuka praktiknya sendiri. Bidan juga bertanggung jawab untuk membantu 62% kelahiran di Indonesia dan 85% pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care/ANC) secara nasional.

Oleh karenanya, Halodoc menghadirkan inovasi Bidanku untuk permudah bidan menghadapi berbagai tantangan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, mengingat peran vital mereka yang begitu penting.

Fitur Bidanku

Bidanku memiliki tiga fitur utama, yaitu fitur pengingat pasien otomatis & ringkasan kesehatan, untuk meningkatkan dan memantau kunjungan kembali pasien, sehingga mengurangi kemungkinan kehamilan berisiko tinggi yang tidak diketahui, memantau keberlanjutan kontrasepsi sebagai bagian dari program Keluarga Berencana (KB), serta mengetahui keberlanjutan imunisasi.

Kemudian, fitur manajemen pasien, untuk mempermudah administrasi bidan dalam satu klik. Fitur ini mendigitalisasi perawatan kesehatan keluarga dari kehamilan hingga imunisasi; terakhir, in-app education library, untuk membantu bidan dalam melakukan edukasi pasien dengan cara yang lebih interaktif. Fitur ini dikembangkan berdasarkan fakta bahwa bidan memiliki peran penting dalam mengedukasi pasien. Sehingga, materi edukasi yang interaktif akan membantu pasien memahaminya lebih baik.

Dalam kegiatan terpisah, sebelumnya Jonathan menjelaskan Halodoc ingin menyelesaikan bagaimana bidan bisa menangani pasien lebih baik dengan output angka kelahiran lebih baik, tingkat kematian rendah, dan sebagainya. Aplikasi ini fokus menyelesaikan masalah administrasi yang sebelumnya para bidan harus melowongkan waktu setidaknya dua jam setiap harinya untuk mengurusnya.

Tak hanya itu, aplikasi ini dapat mengelola data dan kartu digital pasien, akses riwayat kunjungan pasien dengan terangkum otomatis dalam laporan Puskesmas digital, dan mengirim pengingat kunjungan ke WhatsApp, dan cek rekap praktik untuk kelola & kembangkan praktik. “Para bidan yang sebelum dan setelah pakai aplikasi, jumlah kunjungan naik dua kali lipat karena sebelum ada app banyak yang jadwalnya tidak terkontrol,” ujarnya.

More Coverage:

Lebih lanjut, Bidanku disebutkan menjadi salah satu dukungan Halodoc pada program Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 yang diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan. Terkait itu, Chief of Product Officer Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Farzikha Indrabhaskara Soerono mengatakan, tantangan terbesar dalam strategi transformasi digital di sektor kesehatan adalah pengumpulan data primer masyarakat.

Di daerah, data kelahiran bayi masih sangat lambat, bahkan harus menunggu berbulan-bulan untuk datanya bisa terekam di puskesmas. Padahal dari data-data ini, pemerintah bisa mengetahui risiko anak yang mengalami gizi buruk, misalnya. “Sehingga melalui platform ini, diharapkan akan memperluas jangkauan secara cepat dan di tengah pandemi, platform digital terbukti menjadi katalisator percepatan layanan kesehatan di Indonesia,” kata Farzikha.

Dia melanjutkan, “Namun, transformasi digital tidak berhenti di sini. Mimpi besar kita semua adalah ke depannya masyarakat bisa punya akses ke personal health record, bahkan sebelum ibu hamil, sehingga mereka lebih paham dengan risiko, menentukan tindakan preventif, harapannya, bayi bisa lahir dengan baik dan progres kesehatannya bisa terus dipantau.”

Application Information Will Show Up Here