IM2 Ajak UKM Buka Toko Online Melalui Tokoon
Seperti diberitakan oleh Media Indonesia, Direktur Utama IM2 Ridwan F. Karsa menjamin keamanan dan kemudahaan transaksi di Tokoon. Ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan karena transaksi terjadi tanpa adanya pertemuan fisik antara pembeli dan penjual. Untuk menyukseskan program ini, IM2 bekerja sama dengan Kementerian UKM dan telah menjaring 100 UKM dari delapan kota di Indonesia.
Tak hanya sekedar menyediakan lapak, IM2 juga melakukan pendampingan dengan mengedukasi pelaku yang belum akrab dengan bisnis online. IM2 juga menyediakan sejumlah template desain supaya mereka yang awam dengan desain web dapat terbantu untuk mengkustomisasi tampilan lapak online-nya.
Tak hanya barang kerajinan yang ditawarkan di Tokoon. Kita juga bisa menemukan bahan pangan komoditi, seperti olahan jamur dan rendang. Tentu saja barang seperti batik ataupun kerajinan tangan bisa mudah ditemui di sini. Yang saya heran, ternyata barang yang dijual di sini tak hanya sekedar barang produksi UKM, tetapi juga barang modern seperti gadget, komputer, bahkan voucher permainan online.
Melihat sejarah IM2 dari jaman Kongkoow sampai Tokoon, sejujurnya saya cukup khawatir. Apakah ini IM2 bisa membuat marketplace seperti ini berkelanjutan atau tidak. Sebagai suatu unit usaha, saya rasa Tokoon belum mencapai taraf serius, seperti halnya Telkom dengan Plasa-nya. Saya mengharapkan konsistensi dari pihak IM2 untuk mewujudkan keberlangsungan Tokoon ini.
Selain itu, jika memang IM2 mengharapkan Tokoon identik dengan marketplace UKM, seharusnya mereka tidak mencampurkan pedagang UKM di Tokoon dengan barang-barang yang tak sejenis, seperti gadget atau voucher permainan online yang telah saya sebutkan sebelumnya. Fokus untuk menjual barang UKM adalah kunci diferensiasi Tokoon terhadap marketplace sejenis.
Update: Menurut Bisnis.com, investasi IM2 di Tokoon senilai IDR 10 miliar, di mana teknologi dan sumber daya manusia disuplai dari internal.