Memahami Istilah-istilah dalam Pendanaan Startup
Membahas terminologi "fundraising", "convertible note", hingga valuasi
Di dalam dunia startup, terdapat banyak istilah yang mungkin asing bagi beberapa orang – kadang termasuk bagi pelaku startup itu sendiri. Sementara definisi dan konsep dari terminologi tersebut penting untuk dipahami, apalagi kalau memang punya niatan untuk bertumbuh besar dan terhubung dengan berbagai pihak, termasuk venture capital atau mitra bisnis global.
Dalam rangka memberikan edukasi kepada founder startup pemula dan publik penikmat dinamika ekosistem startup di Indonesia, DailySocial mencoba mengulas berbagai istilah populer yang sering dilontarkan dalam diskusi soal pendanaan startup.
Fundraising
Secara etimologis dapat diartikan sebagai proses penggalangan dana. Dana tersebut dibutuhkan startup untuk menambah sumber daya guna mengakselerasi bisnis – meningkatkan jumlah pengguna, angka penjualan, atau kehadiran di wilayah baru. Umumnya dilakukan setelah startup mendapatkan traksi (traction) yang meyakinkan.
Traksi bentuknya macam-macam, namun pada dasarnya merupakan pelanggan yang menggunakan produk secara berulang. Misalnya untuk aplikasi pesan antar makanan, traksi dapat direpresentasikan dengan jumlah active member dan mitra merchant; untuk aplikasi media daring, traksi dapat diukur dari jumlah kunjungan unik harian dan bulanan; dan lain-lain.
Pendanaan startup dilakukan secara bertahap, oleh karena itu jika menyimak pemberitaan di DailySocial, sering ada istilah “pendanaan awal”, “seri A”, “pra-seri B” dan sebagainya. Berikut penjelasannya secara singkat untuk masing-masing tahapan:
- Bootstrapping; modal usaha yang dilakukan secara mandiri oleh pendiri startup. Jadi mekanisme paling populer ketika startup baru diluncurkan. Perolehan dana dari grant –misalnya memenangkan perlombaan atau penghargaan—juga dimasukkan ke sini.
- Pendanaan awal(seed funding); merupakan putaran investasi pertama atau awal yang didapatkan dari investor eksternal, yang artinya akan mendapatkan bagian tertentu sebagai imbal balik. Pendanaan eksternal dilakukan setelah startup (dan investor) menyepakati nilai perusahaan (valuasi).
- Pendanaan lanjutan; jika setelah pendanaan awal startup masih membuka babak putaran investasi baru, maka akan masuk ke tahap lanjutan. Tahap lanjutan pertama biasa disebut dengan istilah “seri a”, dilanjutkan “seri b”, “seri c” dan seterusnya sesuai kebutuhan startup.
- Pendanaan Pra-; istilah lain membubuhkan kata pra- pada pendanaan, misalnya pre-seed funding/pra pendanaan awal, pre-series a/pra seri a, dan sebagainya; sebagai putaran pengiring pendanaan yang akan dilanjutkan kemudian hari sampai penutupan putaran di tahap tertentu – sembari menunggu keterlibatan investor baru.
Istilah “putaran” juga lekat dengan pendanaan, hal itu untuk menggambarkan bahwa di setiap tahapan pendanaan, startup membuka peluang siapa saja untuk tergabung menjadi investor. Setiap putaran pendanaan startup memiliki target capaian tertentu. Misalnya pendanaan seri f Gojek menargetkan $3 miliar.
Selain itu ada juga istilah putaran pendanaan yang didasarkan pada jenis investor. Sebagian juga dapat dikorelasikan dengan kategori pendanaan berdasarkan tahapannya. Berikut ulasannya:
- Angel round; pendanaan putaran ini diberikan oleh investor individu, kelompok investor individu, rekanan, atau keluarga dalam jumlah kecil di awal pendirian startup – kebanyakan bisa disamakan dengan pre-seed funding.
- Corporate round; pendanaan diberikan oleh suatu perusahaan kepada startup. Bisa dilakukan di tahap mana saja, tujuannya untuk membangun kemitraan strategis. Contohnya sebuah perusahaan asuransi memberikan investasi pada startup ojek online, agar startup tersebut memanfaatkan produk asuransinya sebagai opsi utama di aplikasi.
- Venture round; pendanaan diberikan oleh pemodal ventura (venture capital) di tahap lanjut. Istilah ini juga umum digunakan kalau startup dan investor belum menemukan kesepakatan investasi itu masuk dalam seri a, b, c, atau lainnya. Venture capital mengumpulkan dana dari limited partners, yang terdiri dari perusahaan, private equity, dan lain-lain.
- Private equity round; pendanaan yang didapat dari private equity –yakni perusahaan investasi yang mengumpulkan dana dari perusahaan atau pihak-pihak tertentu. Umumnya masuk ke dalam tahapan lanjut dengan nilai yang sangat besar.
- Debt Funding atau Debt Financing; merupakan pinjaman dana modal yang diberikan dalam convertible notes untuk startup yang sudah berada di tingkat lanjut. Di jangka waktu tertentu dana bisa dikembalikan bersama perjanjian bunga yang disepakati, atau bisa juga dikonversi menjadi kepemilikan saham.
- Growth Fund; pendanaan tahap lanjutan yang diberikan oleh investor untuk mengakselerasi bisnis yang sudah mapan, biasanya dalam seri A ke atas. Tak jarang investasi dilakukan melalui inisiatif dana gabungan yang melibatkan lebih dari satu venture capital. Contoh dana gabungan: Vision Fund yang diinisiasi Softbank.
Instrumen pendanaan
Investor memberikan investasi kepada startup melalui beberapa instrumen. Di Indonesia ada dua yang paling populer, yakni utang dan ekuitas. Pertama utang, modelnya berbeda dengan pinjaman modal yang diberikan institusi finansial seperti perbankan, karena pengembaliannya tidak serta merta dengan uang dan bunga pinjaman. Di Indonesia mekanisme yang paling populer melalui convertible note (beberapa menyebut dengan convertible loan).
Convertible note berisi perjanjian pengembalian utang, bisa dengan opsi uang maupun ekuitas sebagai konversi dana investasi yang diberikan. Beberapa memiliki jangka waktu tertentu, beberapa lainnya lebih fleksibel dari sisi tenggat waktu. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi penerbitan perjanjian ini. Paling sering, untuk startup tahap awal, karena belum menemukan titik terang mengenai valuasi–sementara dianggap utang hingga suatu hari ketika valuasi sudah berhasil dihitung akan dikonversi menjadi persentase ekuitas atau saham.
Instrumen kedua adalah ekuitas. Ini jelas, untuk startup yang sudah mapan dan memiliki kalkulasi gamblang mengenai valuasi. Investor memberikan dana, lalu startup akan mengalokasikan persentase saham ke tiap investor. Tidak ada rumus pasti, karena lebih bergantung pada kesepakatan antara founder dan investor.
Valuasi startup
“Kalau startupmu dijual, harganya berapa?”, pernyataan itu jadi definisi mudah dari valuasi. Nilai dari sebuah perusahaan penting untuk diketahui, terlebih saat ingin membuka gerbang investasi kepada pihak luar. Perhitungan tersebut juga akan bermanfaat bagi founder untuk menentukan seberapa besar ekuitas yang akan diberikan kepada calon investor dalam penawarannya. Tantangannya, startup digital cenderung berbeda dengan perusahaan konvensional dalam menghitung valuasi.
Di bisnis konvensional variabelnya jelas, biasanya terdiri dari penjumlahan nilai kapitalisasi pasar (untuk yang sudah IPO), omzet perusahaan (dari transaksi), uang tunai (dari keuntungan), saham perusahaan (jika perusahaan tergabung dalam private equity atau berinvestasi ke bisnis lain); lalu dikurangi dengan utang. Pendekatan startup unik, karena valuasi harus dihitung bahkan sebelum bisnis menghasilkan keuntungan.
More Coverage:
Untuk statup sendiri, perhitungan valuasi biasanya dibagi jadi dua model, pre-money (sebelum mendapatkan pendanaan) dan post-money (setelah mendapatkan pendanaan). Sebelum mendapatkan pendanaan, variabel yang menjadi penentu meliputi banyak hal, misanya nilai perputaran transaksi bisnis, traksi atau pengguna layanan, produk yang dikembangkan, tim yang ada, bahkan sampai ke faktor eksternal seperti potensi pasar dan kompetitor.
Mengonversi variabel tersebut menjadi sebuah nominal mata uang memang jadi pekerjaan yang tidak mudah, karena tidak bisa searah –misalnya founder saja yang menentukan. Investor pun akan melihat dan melakukan kalkulasi. Sehingga lebih banyak mengandalkan kesepakatan untuk mencapai angka tertentu. Berbeda dengan post-money, yang sudah berbekal nilai valuasi sebelum pendanaan, perhitungannya menjadi lebih mudah. Kesepakatan akan fokus berdiskusi pada nilai saham yang akan diberikan.
Seiring perkembangannya, saat ini mulai populer beberapa metode penghitungan valuasi, seperti Discounted Cash Flow, Comparable, Venture Capital Method, dan lain-lain.