Rencana dan Fokus Bisnis Kalla Group dengan Semangat "Going Digital"
Meluncurkan Saoraja Hub, menggelar Kalla Youth Fest 2018 (KYF), dan mengembangkan aplikasi Kalla Toyota
Di usianya yang ke-66 tahun, Kalla Group mulai melakukan pembaruan di berbagai sektor. Jika sebelumnya fokus ke sektor unggulan seperti otomotif, transportasi dan logistik, pembangunan dan konstruksi, hingga manufaktur dan energi, kini Kalla Group mulai mengadopsi bisnis digital dengan meluncurkan inisiatif pengembangan aplikasi hingga program inkubator.
Kepada DailySocial, Presiden Direktur Kalla Group Solihin Jusuf Kalla menyebutkan, langkah ini sengaja diambil Kalla Group melihat makin banyaknya pegawai yang didominasi kalangan milenial saat ini.
"Kita juga telah mengganti logo Kalla Group yang sebelumnya dengan tampilan baru yang lebih segar dan modern, sesuai dengan visi dan misi Kalla Group saat ini."
Berdiri sejak tahun 1952 di Makassar, Sulawesi Selatan, selama ini fokus Kalla Group adalah pembangunan dan bisnis di Indonesia Timur, terutama di Makassar. Dengan sumber daya yang ada, Kalla Group pun siap mengadopsi teknologi dan digital ke dalam jajaran group perusahaan.
"Jika dibilang terlambat sepertinya tidak ya, karena kita memang sengaja terjun ke bisnis digital sekarang. Tujuannya untuk mengembangkan ekosistem entrepreneurship dan mendukung bisnis yang ada di dalam Kalla Group," kata Solihin.
Menggelar Kalla Youth Fest dan meresmikan Saoraja Hub
Untuk kedua kalinya, Kalla Group menggelar Kalla Youth Fest 2018 (KYF). Tidak berbeda jauh dengan acara sebelumnya, kegiatan ini digelar Kalla Group sebagai wadah mempertemukan calon entrepreneur dengan pelaku bisnis hingga pakar di dunia startup, teknologi, industri kreatif dan masih banyak lagi dalam satu acara.
Selain menggelar KYF, Kalla Group juga telah resmi meluncurkan program inkubator Saoraja Hub menggandeng partner lokal, mulai dari venture capital sehingga perusahaan teknologi seperti WIR Group.
"Yang membedakan program inkubator seperti Saoraja Hub dengan program inkubator lainnya adalah di Saoraja Hub kita memastikan semua produk dan layanan yang dimiliki oleh pemilik startup adalah fokus kepada intellectual property," kata CEO dan Co-Founder WIR Group Daniel Surya kepada DailySocial.
Daniel menambahkan, Saoraja Hub dibentuk bukan hanya untuk mencari dan mengembangkan karya intelektual dari Indonesia, tapi juga untuk mendaftarkannya di tingkat nasional serta internasional sehingga dapat memberikan hasil komersil bagi para inovator dan kreator.
WIR Group merupakan salah satu partner program inkubator yang diinisiasi Saoraja Hub. Selama dua bulan ke depan (pendaftaran berakhir Desember 2018), Saoraja Hub membuka pendaftaran untuk kemudian disaring menjadi 5 startup terpilih yang berhak mendapatkan program inkubasi selama 6 bulan.
"Bukan cuma dengan perusahaan teknologi, Saoraja Hub juga akan menggandeng perusahaan ritel, finansial, hingga venture capital untuk melakukan mentoring hingga coaching kepada startup terpilih," kata Solihin.
Untuk memastikan ide dan model bisnis startup lulusan Saoraja Hub mencapai target, program yang diusung akan membantu startup melakukan validasi hingga menemukan pasar yang tepat. Jika model bisnis dan teknologi yang ditawarkan relevan, bisa jadi startup tersebut bisa berkolaborasi atau bergabung dengan bisnis yang ada di Kalla Group.
Dukungan Jusuf Kalla
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyampaikan dukungannya terkait dengan rencana Kalla Group mulai mengadopsi teknologi ke dalam bisnis.
Menyadari bahwa selama ini dunia startup, layanan e-commerce, hingga teknologi sudah mulai mendominasi bisnis di tanah air, Jusuf Kalla menyambut baik sejumlah rencana yang akan diluncurkan perusahaan. Sebelumnya, mengawali semangat Kalla Group “Going Digital”, Kalla Toyota Makassar telah mengembangkan aplikasi mobile.
"Saya melihat apa yang terjadi dengan Go-Jek cukup luar biasa ya, meskipun merugi namun valuasi perusahaan rintisan tersebut makin meningkat nilainya. Hal ini tentu saja karena mereka memiliki big data yang saat ini menjadi sangat berharga," kata Jusuf Kalla.
Meskipun tidak terlalu banyak terlibat dalam bisnis yang sudah memasuki generasi keempat saat ini, Jusuf Kalla mendukung sepenuhnya semua rencana mengembangkan teknologi ke dalam group dan program lainnya.
"Kini pertumbuhan sektor ekonomi kreatif semakin masif. Oleh karenanya tak bisa dipandang sebelah mata potensi yang ada di Indonesia, khususnya di bagian Timur. Karena kita punya semua, keberagaman. Tak hanya sumber daya alam, tapi potensi sumber daya manusia pun masih bisa dikembangkan,” tutup Solihin.