1. Startup

Karpul dan Misinya Mengurangi Kemacetan Lewat "Carpooling"

Ingin menjadi layanan ridesharing berbasis komunitas terbesar dengan memperkenalkan carpooling sebagai alternatif dalam melakukan transportasi

Salah satu momok hidup di kota besar yang padat penduduknya adalah tingkat kemacetan tinggi. Berbagai solusi coba dihadirkan, baik dari pemerintah atau pihak swasta, untuk mengurangi tingkat kemacetan yang ada. Paling baru, datang dari startup Indonesia bernama Karpul yang ingin turut membantu mengurangi tingkat kemacetan melalui carpooling.

Karpul adalah aplikasi yang mempertemukan pemilik kendaraan dengan calon penumpang yang memiliki rute searah. Sederhananya, pengguna Karpul bisa saling berbagi tumpangan.

Karpul sendiri berdiri di tahun 2015, namun aplikasinya baru tersedia untuk diunduh dalam tahap beta pada 23 Mei 2016 di Google Play.

Ada dua orang yang paling berperan dalam lahirnya layanan Karpul, mereka adalah Arief Witjaksono dan Gretel Griselda. Arief kini menjabat sebagai CEO Karpul sedangkan Gretel kini menjabat sebagai CMO Karpul. Keduanya memutuskan untuk mendirikan Karpul berangkat dari semangat untuk mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta yang tak kunjung usai.

Gretel mengatakan, “Karpul didirikan berawal dari kepedulian terhadap kemacetan lalu lintas, khususnya di kota Jakarta. Pada saat kami mendesain aplikasi ini kami juga memiliki keprihatinan terhadap implementasi kebijakan 3 in 1 dengan banyaknya joki yang beredar sehingga kebijakan carpooling ini tidak dapat terimplementasi dengan optimal.”

“Melalui Karpul, kami ingin memperkenalkan kembali the true meaning of carpooling kepada masyarakat Indonesia. Kami percaya bahwa carpooling adalah salah satu solusi terbaik untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalanan,” lanjutnya.

Pendekatan kepada pengguna ala Karpul

Bila mekanisme layanan Karpul mengingatkan Anda dengan Nebengers, Anda tidak salah. Gretel juga mengakui hal ini. Tapi Gretel menegaskan bahwa ada konsep pendekatan yang berbeda antara layanannya dan Nebengers, terutama dari sisi fitur seperti Halaman Profil, Rating, Female Only Option, dan Message Board.

Gretel mengatakan, “Kami mendesain aplikasi Karpul sebagai marketplace [dan] untuk meminimalisir risiko keamanan, Karpul menyiapkan fitur-fitur seperti Halaman Profil, Female Only Option, Rating System, Message Board, dan banyak lagi."

"Setiap driver maupun passenger dapat saling melihat halaman profil sebelum memutuskan berbagi kendaraan. Pada akhir trip, driver dan passenger [bisa] saling memberikan Rating [yang] dijadikan salah satu informasi tercantum pada halaman profil setiap user,” jelas Gretel lebih jauh.

Gretel juga menegaskan bahwa Karpul bukanlah layanan on-demand, jadi tidak ada yang namanya mitra pengemudi. Baik driver ataupun passenger akan dianggap sama posisinya, yakni sebagai pengguna.

Gretel  menjelaskan, “Sebelum user melakukan registrasi, Karpul memiliki syarat dan ketentuan yang harus disetujui terlebih dahulu. Dokumen tersebut menjabarkan hak dan tanggung jawab dari Karpul maupun pengguna.”

“Pada aplikasi ini, driver merupakan pemilik kendaraan dan bukan untuk mencari mata pencaharian […] karena driver yang melakukan post trip [tidak mengambil order dari penumpang]. Sifatnya lebih ke memberikan tumpangan ke orang yang searah. […] Untuk tarif, sepenuhnya ditentukan oleh driver karena kami menyadari bahwa setiap pemilik kendaraan memiliki konsiderasi yang berbeda dalam berbagi perjalanan,”  tambah Gretel.

Bisnis dan rencana ke depan Karpul

Visi Karpul adalah menjadi layanan ridesharing berbasis komunitas terbeser dan menjadikan carpooling sebagai metode alternatif transportasi utama di Indonesia. Untuk mewujudkannya, pihak Karpul akan mulai memperkenalkan budaya carpooling dan memposisikan diri sebagai marketplace kepada masyarakat.

Namun, di tahap awal ini mereka akan fokus pada pemasaran di wilayah Jakarta terlebih dahulu dan terus mengembangkan basis pengguna aktif mereka. Terkait monetisasi, Gretel mengungkap ada rencana untuk setiap passenger yang diberikan tumpangan, Karpul akan menarik satu Karpul coin kepada pihak driver. Tapi, ini masih belum final.

“Kami masih berfokus pada membangun user yang aktif, khususnya di area perkantoran Jakarta, sambil terus mendengarkan feedback. Saat ini kami masih belum menentukan target spesifik terkait jumlah user itu sendiri. Dari feedback yang kami dapat, kami akan terus meneruskan melakukan improvement terhadap aplikasi Karpul untuk memastikan tingkat kepuasan user,” ujar Gretel.

Sebagai informasi, selain Karpul dan Nebenger, masih ada satu lagi startup yang bermain di kolam yang sama. Namanya adalah Omprengan.

Application Information Will Show Up Here