Kokoh Di Indonesia, FlowerAdvisor Siap Rengkuh Penuh Pasar Asia Tenggara
Layani 110 negara, dan siap menjajaki Asia Tenggara bermodalkan joint venture baru
Pertumbuhan bisnis yang signifikan seiring perkembangan industri, mendorong FlowerAdvisor untuk mengamankan posisinya di pasar Asia Tenggara. Tahun ini, pihaknya akan menjajaki kerja sama membentuk joint venture di wilayah regional.
FlowerAdvisor ditukangi oleh Willy Thomas, yang juga telah berbincang mengenai bisnsinya beberapa tahun yang lalu. Mengawali di Indonesia dan Singapura untuk pasar Asia, kini Willy mengakui telah melayani sekitar 110 negara di seluruh dunia.
Bunga jelas menjadi komoditas utama (dari bunga buket, hingga bunga papan), namun sebagai pemanisnya FlowerAdvisor juga menawarkan layanan dan produk lainnya seperti parsel buah, parsel bayi, kue ulang tahun, parsel makanan, juga parsel musiman (Lebaran, Natal, Imlek, dan sebagainya).
Khusus pasar Indonesia, Willy mengklaim sebagai toko bunga online nomor satu (berdasarkan data oleh similar web). Menurutnya banyak toko bunga online di Indonesia yang telah memiliki situs online maupun berpromosi lewat media sosial namun hanya dapat mencakup market lokal saja.
Willy turut membeberkan perilaku konsumen yang terpantau, “Waktu transaksi yang sangat populer menurut kami adalah pada saat jam kerja yaitu pukul 9.00 hingga 18.00, kami juga mempunyai beberapa pelanggan yang sering melakukan pembelian tengah malam atau subuh. Satu lagi yang menurut saya unik adalah kebanyakan pelanggan kami suka melakukan last minute order walaupun kami memberikan diskon apabila mereka melakukan pembelian in advance pada saat peak season.”
Potensi layanan e-commerce bunga
Indonesia mempunyai market dan potensi yang sangat besar, Sejak FlowerAdvisor fokus pada market Indonesia pada tahun 2010, pertumbuhannya sangat signifikan tiap tahun. Pendapat ini ditopang oleh pertumbuhan e-commerce di Indonesia dan serta kegiatan promosi yang FlowerAdvisor lakukan. Sementara untuk market Asia Tenggara sendiri. Pihaknya mengalami pertumbuhan secara organik karena ada kegiatan promosi besar di market tersebut [sebelumnya],” papar Willy pada tim kami.
“Tahun ini merupakan tahun yang penting untuk kami. Pada tahun sebelumnya kami tidak melakukan begitu banyak investasi. Sekarang kami berencana melakukan investasi untuk memperkuat tim manajemen beserta memperkuat produk dan teknologi agar dapat memberikan yang terbaik untuk pelanggan kami dan siap untuk bersaing untuk pasar Asia Tenggara [dengan lebih serius lagi],” tambahnya.
Untuk transaksinya, FlowerAdvisor mengimplementasi berbagai payment gateway demi kemudahan para pelanggan mereka. Yang terbaru, toko bunga online ini menggandeng Dimo sebagai alternatif pembayarannya, mengingat 40% dari total transaksinya berasal dari Indonesia.
“Dimo merupakan salah satu penyedia metode pembayaran yang sangat inovatif, makin ke depan kami melihat teknologi pembayaran akan berkembang sangat pesat di mana dapat memberikan kemudahan berserta dengan keamanan terhadap pelanggan. Seperti yang teman-teman Dimo ungkapkan bahwa mereka memiliki teknologi retina scanner yang mewajibkan pengguna memindai bola matanya untuk melakukan pembayaran,” tandas Willy.