1. Startup

Layanan Monetisasi Blog CueLinks Berminat Lebarkan Sayap ke Indonesia

Menambah maraknya layanan yang membantu monetisasi blog, CueLinks yang berbasis di India berencana untuk membuka layanannya di Indonesia dalam waktu dekat. Dikutip dari Silicon India, CueLinks yang sudah membuka operasional di Rusia dan Brazil menargetkan Indonesia sebagai pasar berikutnya sekaligus mencari pendanaan baru dalam 3-6 bulan ke depan.

Layanan yang disasar oleh CueLinks tentu saja tidak baru. Sebelumnya layanan lokal idblognetwork dan B.Blog yang terafiliasi oleh Cyberbuzz Jepang juga telah meluncurkan layanan serupa. CueLinks membantu penerbit (dalam hal ini pemilik blog) untuk memonetisasi propertinya dengan layanan periklanan dan afiliasi. Tak hanya untuk blog, iklan yang diterapkan oleh CueLinks juga bisa dipasang di forum dan layanan berbasis konten lainnya.

CueLinks didirikan oleh Mehul Jobanputra and Jimish Jobanputra tahun 2010 sebagai layanan monetisasi alternatif dan saat ini telah memiliki 560 pengiklan dan 2500 penerbit di India. Mereka menawarkan platform dengan instalasi script javascript 2 menit yang mudah dan pelaporan yang detil untuk performa iklan yang dilayaninya.

Dengan strategi mengembangkan pasar di negara berpenduduk besar dan aktif di media sosial seperti India, Brazil, dan Rusia, Indonesia tentu saja secara alami merupakan target selanjutnya. Sebelumnya awal tahun ini B.Blog juga menyasar segmen serupa dengan dan menargetkan untuk mengakuisisi 15 ribu blogger ke dalam jaringannya. Tak tanggung-tanggung dari awal B.Blog telah menggandeng 100 pengiklan, baik dari Jepang maupun dari Indonesia sendiri. Layanan idblognetwork yang sudah dekat dengan ribuan blogger tentu saja tidak boleh tinggal diam menghadapi kompetisi ini.

Rencana ekspansi CueLinks menambah sinyalemen bahwa blog di Indonesia masih berpotensi memberikan tambahan pendapatan untuk pemiliknya, tidak hanya sekedar tempat menulis pandangan dan uneg-uneg. Meskipun popularitasnya semakin menurun karena serbuan berbagai media sosial, blog masih menjadi tempat berbagi cerita yang tidak cukup hanya diungkapkan dengan 140 karakter ataupun memuat berbagai tulisan dan gambar.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]