Luna Maya Bergabung di Jajaran Investor Waste4Change
Waste4Change telah memiliki lebih dari 22 ribu pengguna aktif dan telah mengelola lebih dari 31 ribu ton sampah
Startup pengelolaan sampah Waste4Change meresmikan kerja sama strategis berbentuk investasi dengan aktris sekaligus pengusaha, Luna Maya, dalam rangka mewujudkan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di Indonesia. Bergabungnya Luna dalam jajaran investor diharapkan bisa mendorong sinergi kedua belah pihak untuk pengelolaan sampah yang lebih optimal.
Sebelumnya, Waste4Change dan brand kosmetik NAMA Beauty milik Luna telah memperoleh suntikan dana dari AC Ventures. Sinergi antar keduanya diharapkan bisa mendorong pertumbuhan layanan Waste4Change di beberapa sektor, termasuk pengembang properti, kawasan komersial, dan pariwisata.
Sebelum bergabung ke dalam jajaran investor, Luna diketahui telah lebih dulu menjadi klien dalam layanan Personal Waste Management Waste4Change. Layanan ini merupakan jasa angkut sampah langsung dari rumah untuk memastikan sampah milik klien diangkut secara aman, terpilah, dan diproses agar daur ulangnya optimal dan mengurangi jumlah sampah yang berakhir ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Sejak didirikan pada 2014, Waste4Change fokus menawarkan solusi pengelolaan sampah secara holistik untuk rumah tangga dan perusahaan. Didukung oleh teknologi dan kemitraan, perusahaan aktif menawarkan 4 solusi, yaitu Consult, Campaign, Collect, dan Create.
Rencananya, perusahaan ingin mendorong dan mengaktifkan kembali layanan B2C, sehingga tidak hanya melayani perusahaan dan bisnis saja, namun juga dapat melibatkan peran dari masyarakat secara individual. Waste4Change sendiri memiliki situs bernama Send Your Waste untuk mempermudah individu mendaur ulang sampah anorganik secara bertanggung jawab.
Berdasarkan keterangan dalam situsnya, Waste4Change telah memiliki lebih dari 22 ribu pengguna aktif dan telah mengelola lebih dari 31 ribu ton sampah hingga saat ini. Ke depannya, perusahaan tengah menargetkan peningkatan pengelolaan sampah secara signifikan menjadi 2.000 ton per hari.
Saat ini, layanan pengelolaan sampah Waste4Change telah mencakup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Bandung, dan Medan.
Kinerja pengelolaan sampah di Indonesia
Berdasarkan data UNEP (2017), Indonesia diketahui menjadi negara penghasil sampah terbesar di ASEAN di angka 64 juta ton per tahunnya. Dengan populasi penduduk tertinggi ke-4 di dunia dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk mendukung budaya daur ulang sampah menjadi tantangan besar yang harus dihadapi bangsa ini.
Mengutip Data Indonesia, kinerja pengelolaan sampah Indonesia disebut semakin membaik pada 2022. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan, skor Indeks Kinerja Pengelolaan Sampah (IKPS) di Indonesia sebesar 50,25 poin pada 2022. Nilai tersebut mengalami kenaikan 0,38% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 50,06 poin.
Capaian ini tidak dapat dipisahkan dari fakta bahwa semakin banyak startup ataupun layanan pengelolaan sampah di Indonesia. Selain Waste4Change, startup yang menawarkan layanan serupa adalah Rekosistem, Kibumi dan Octopus yang baru saja terpilih mengikuti program akselerator besutan Google. Melalui pendekatan yang sedikit berbeda, Rebricks mengolah sampah plastik menjadi bahan bangunan.
More Coverage:
Dari sisi pemerintah, KLHK juga telah menerapkan skema pengelolaan sampah dengan pengembangan elaborasi prinsip dasar reduce, reuse, dan recycle (3R), yaitu mengoptimalkan rantai nilai pengelolaan sampah di sumber dengan pemanfaatan teknologi dan peningkatan fasilitas pengolahan sampah yang dikelola secara profesional serta terintegrasi.
Selain itu, pemerintah juga mengoptimalkan fasilitas pengolahan sampah seperti PLTSa, RDF, SRF, biodigester, dan magot untuk sampah biomassa; operasional TPA diperuntukkan khusus sebagai tempat pembuangan sampah residu pada tahun 2050; dan penguatan kegiatan pemilahan sampah di sumber dan pemanfaatan sampah sebagai bahan baku daur ulang.
Tanggal 21 Februari di setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang mengingatkan semua pihak bahwa persoalan sampah harus menjadi perhatian utama. Upaya penanganan dan pengelolaan sampah harus melibatkan seluruh komponen masyarakat yang meliputi Pemerintah baik Pusat dan Daerah, akademisi, aktivis, komunitas, dunia usaha, asosiasi profesional dan bahkan individual.