Dilema Kepemimpinan dan Visi Internasional MDI Ventures
Jangan sampai kehilangan momentum performa bagus perusahaan
MDI Ventures belum lama ini kehilangan sosok pemimpin. Pada akhir Juli 2019, Nicko Widjaja resmi ditunjuk sebagai CEO BRI Ventures, sebuah perusahaan modal ventura (PMV) yang dikelola oleh bank pelat merah, BRI.
Kabar terakhir menyebutkan bahwa pengganti Nicko akan segera diumumkan pada pertemuan pemegang saham berikutnya. Namun sampai saat ini, belum juga ada nama yang ditetapkan sebagai penerus dari perpanjangan tangan Telkom di sektor investasi itu.
Selama menjabat sebagai CEO, sosok Nicko Widjaja terbilang sangat erat melekat dalam tubuh MDI Ventures. Selama kurang lebih 4 tahun berkarya, ia berhasil membukukan 35 portfolio dengan total 5 exit. Beberapa di antaranya IPO di luar negeri, yaitu Geenie di TSE dan Whispir di ASX.
Sejak berdiri pada tahun 2015, MDI Ventures termasuk salah satu yang pertama menerapkan model Corporate Venture Capital (CVC) didukung Telkom Indonesia. Setelah itu, banyak sektor mulai mengikuti jejak mereka salah satunya adalah Mandiri Capital yang kemudian berkolaborasi meluncurkan Mandiri Digital Incubator di tahun 2016.
Dalam sebuah perusahaan, peran CEO menjadi vital ketika menentukan strategi bisnis serta visi dan misi perusahaan. Selama rezimnya, Nicko Widjaja membawa visi untuk menciptakan inovasi terbaik dalam industri startup yang tengah berkembang. Ia beserta tim MDI Ventures mengedepankan strategi kolaborasi pada startup demi kelangsungan bisnis perusahaan.
Memanfaatkan momentum
MDI Ventures memang sedang dalam posisi yang relatif klimaks, dengan beberapa pemain VC menyebutnya sebagai Corporate Venture Capital dengan performa terbaik. Momentum ini dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan yang menurut kabar sedang mengeksekusi rencana ekspansi internasional melalui joint-venture dengan korporat dari negara lain untuk mendirikan CVC/investment arm.
Skenario terburuk yang bisa terjadi bagi MDI Ventures adalah ketika menunda rencana suksesi terlalu lama dan kehilangan deal-deal bagus karena absensi kepemimpinan.
Menurut data Indonesia Insights 2019 yang dikompilasi Ravenry dan Innovation Factory, 29% investasi startup di Indonesia didorong oleh CVC, lebih tinggi dari 20% yang menjadi rataan global. Pesaing terdekat MDI Ventures, dalam hal portofolio, adalah Prasetia Dwidharma dengan 20 portofolio.
Telkom harus segera menunjuk pemimpin baru secepat mungkin, terutama di saat banyak korporat swasta dan BUMN lain mulai menjalankan strategi inovasi serupa, termasuk Mandiri Capital dan BRI Ventures, meskipun akan hanya fokus di fintech.
Dengan adanya case study yang bagus dari Telkom dan MDI Ventures, tidak mengagetkan kalau strategi yang sama akan segera direplikasi banyak pemain inovasi korporat baik dalam dan luar negeri.
Mencari pengganti melalui visi
Siapapun calon pemimpin baru dari MDI Ventures, sepertinya akan sangat kecil kemungkinan datang dari internal Telkom Group sendiri. Nicko Widjaja sendiri direkrut secara pro-hire (non-internal grup Telkom) untuk mendirikan MDI Ventures; mengabaikan narasi negatif dan skeptis dari para pemain inovasi korporat dan terbukti berhasil memberikan return yang melebihi ekspektasi.
Beberapa skenario bagi Telkom untuk mencari pemimpin baru MDI Ventures, antara lain dengan melihat ke dalam. Ada beberapa nama seperti Joshua Agusta (VP of Investment), Kenneth Li (Principal of Investor Relations) dan Aldi Adrian (GM of Investments) yang mungkin akan diangkat untuk mengisi kekosongan kursi kepemimpinan perusahaan. Namun kemungkinan terbesar, Telkom akan mencari pengganti dari luar dan bukan tidak mungkin Telkom bersedia mengakuisisi fund yang lebih kecil guna mendukung sinergi dengan kepemimpinan baru.
Dengan mulainya eksekusi rencana ekspansi internasional dari MDI Ventures, Telkom membutuhkan seseorang yang memiliki eksposure ke kalangan korporat internasional (atau minimal di Asia Pasifik) dan juga familiar dengan pergerakan investasi teknologi dunia dan tentunya internal Telkom.
Beberapa nama sempat berhembus di kalangan investor sebagai calon pemimpin baru perusahaan. Nama seperti Arya Setiadharma dari Prasetia Dwidharma dan Irwan Liem dari Gunung Sewu Group yang beberapa kali melakukan co-investment bersama dengan MDI Ventures. Keduanya juga diketahui memiliki exposure yang cukup tinggi di kalangan korporat dan konglomerasi di Indonesia.
More Coverage:
Nama lain seperti Arip Tirta (ex CEO UrbanIndo yang pernah menjadi investor di Silicon Valley) juga sempat dihembuskan untuk muncul sebagai nama yang akan diajukan sebagai calon pemimpin MDI Ventures.
Siapapun nama yang akan diusung oleh Telkom Grup untuk mengisi posisi tertinggi di MDI Ventures, harus bisa membawa MDI Ventures ke level internasional dan menjalin JV dengan korporat-korporat dari negara lain; namun juga memiliki kapabilitas risk-taking dan risk management yang mumpuni; sembari membangun portfolio yang menguntungkan.
Saat ini, MDI Ventures bisa dibilang sebagai salah satu CVC dengan performa likuiditas terbaik, namun kekosongan di posisi CEO yang terlalu lama bisa memberikan ruang bagi CVC lain untuk membangun momentum dan merebut portfolio-portfolio apik selagi mereka sibuk mencari pemimpin.
- Kristin Siagian dan Amir Karimuddin berkontribusi dalam pembuatan artikel opini ini.