Mendigitalisasi UMKM Indonesia Lewat Kolaborasi Perusahaan Teknologi Global dan Lokal
Lewat kolaborasi antara perusahaan global dan lokal, upaya "go digital" UMKM Indonesia semakin mudah direalisasikan
Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis industri usaha kecil dan menengah (UMKM), adopsi perkembangan teknologi menjadi krusial, terlebih di tengah situasi pandemi saat ini. Di satu sisi, ketidakpastian ekonomi bisa menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha, namun di sisi lain, situasi ini justru bisa dikonversi menjadi peluang yang menguntungkan - tak hanya bagi pelaku usaha, namun juga bagi pemain industri teknologi.
Hal di atas setidaknya bisa dibuktikan lewat semakin banyaknya pelaku bisnis UMKM saat ini, yang mulai menyadari pentingnya upaya digitalisasi bisnis. Contohnya saja, beberapa bulan lalu salah satu perusahaan teknologi tanah air ternama, Gojek merilis temuan menarik soal bagaimana pandemi mengubah perilaku dan peta bisnis industri UMKM, di mana antusiasme para pengusaha untuk melakukan transformasi digital diketahui sangat tinggi, hingga mencapai angka di 3.000 lebih bisnis yang mendaftar sebagai merchant Gojek dalam satu hari.
Temuan itu sebetulnya bisa saja menarik kesimpulan bahwa upaya mendigitalisasi UMKM Indonesia telah berada di jalur yang tepat, hanya saja tentu upaya ini juga ditentukan oleh berbagai aspek yang lebih kompleks dari sekedar terdaftar sebagai mitra-mitra di perusahaan penyedia layanan teknologi. Berbagai aspek itu juga dapat menjadi tantangan bagi para pengusaha, dan tantangan itu pula yang akhirnya kini tengah digarap oleh para perusahaan teknologi untuk melahirkan solusi yang inovatif dan efektif. Salah satu kunci untuk memuluskan upaya tersebut adalah dengan berkolaborasi.
Tak jarang, menjalin kolaborasi - terlebih dengan pemain global - memberikan beberapa dampak positif. Selain mampu mengakselerasi bisnis dengan skala yang lebih luas, para pemain global dinilai memiliki pengalaman yang lebih dahulu, terlebih pada pengalaman meramu strategi mengkonversi bisnis konvensional menuju ke bisnis digital. Hal itu seperti yang dilakukan oleh perusahaan penyedia layanan online payment gateway terkemuka, Midtrans yang menjalin kolaborasi bersama salah satu penyedia solusi teknologi cloud berskala global yakni Amazon Web Services (AWS). Kolaborasi antar keduanya melahirkan “Pojok Usaha”, sebuah platform yang memungkinkan para pelaku bisnis UMKM di Indonesia untuk melakukan transformasi digital secara mudah.
Pojok Usaha menawarkan beragam solusi dalam mendigitalisasi operasional bisnis UMKM. Selain menawarkan kemudahan pemrosesan pembayaran lewat Midtrans, Pojok Usaha memungkinkan UMKM terhubung dengan layanan yang terdapat dalam ekosistem Gojek seperti misalnya dengan Moka yang melayani kebutuhan point-of-sales berbasis cloud, GoBiz, Selly (aplikasi keyboard pintar untuk pebisnis online), hingga layanan pengantaran barang, GoSend. Sejumlah layanan lain yang berfokus pada solusi teknologi cloud bagi pebisnis dari AWS juga disematkan dalam platform Pojok Usaha.
Kolaborasi antara Midtrans dengan AWS jelas menegaskan kesimpulan di awal, bahwa untuk menghasilkan satu solusi terbaik, seringkali dibutuhkan kolaborasi yang apik. Antara Midtrans dan AWS, keduanya sama-sama menjalankan bisnis berbasis solusi yang saling mendukung antar satu sama lain, demi menciptakan iklim bisnis kecil dan menengah di Indonesia yang semakin siap menghadapi tantangan global.
Dalam inisiatif Pojok Usaha, AWS yang bergerak sebagai penyedia layanan teknologi cloud siap mewadahi elemen-elemen esensial dalam menjalankan bisnis digital seperti menyediakan layanan infrastruktur virtual dan lain sejenisnya. Di sisi lain, peran Midtrans mampu menyempurnakan infrastruktur yang sudah berdiri untuk diisi dengan berbagai layanan yang berada di dalam ekosistem Midtrans dan Gojek.
Kemitraan antar keduanya dipicu oleh kesamaan visi dan misi dalam menumbuhkan industri usaha kecil dan menengah lewat solusi teknologi. Baik Midtrans dan AWS, keduanya sepakat memiliki komitmen untuk memberikan dukungannya terhadap berbagai usaha di setiap lini dan skala usaha.
Dengan target sedemikian rupa, semestinya bukan hal yang sulit bagi kolaborasi ini untuk mencapai atau bahkan melebihi target yang diharapkan. Terlebih, respon positif pun diperoleh dari beberapa mitra yang telah tergabung. Seperti yang sempat diutarakan oleh Bernardinus Siena selaku pemilik bisnis Box & Tale, yang merupakan salah satu mitra Midtrans yang berhasil mengakselerasi transformasi digitalnya bersama Midtrans.
Dalam sebuah kesempatan Bernard mengaku, krisis pandemi mendorong bisnisnya agar semakin mengoptimalkan teknologi untuk dapat menjangkau para pelanggan di tengah pembatasan interaksi sosial. Ia pun mengungkapkan, optimasi yang dilakukannya bersama dengan Midtrans membuahkan layanan yang prima di ranah digital.
“Kami bergabung dengan Midtrans bertepatan dengan mulainya pandemi, sehingga ketika pandemi datang website kami sudah bisa menyediakan fitur pembayaran secara digital dan menerima lebih banyak lagi customer,” ungkap Bernard.
Bernard menambahkan, dirinya berharap industri UMKM betul-betul mampu memiliki daya saing yang mumpuni dengan mengadopsi peran teknologi ke dalam esensi bisnisnya, untuk dapat beradaptasi di era saat ini.
“Box & Tale bersyukur karena memang dari awal kami sudah mengarahkan usaha kado ini berbasis online. Tapi kami paham untuk usaha lain yang tidak bersifat online pastinya akan kesulitan untuk beradaptasi di era yang baru ini. Karena itu, kami sangat mendukung usaha-usaha lain untuk mendigitalisasikan usaha mereka melalui banyaknya platform yang tersedia,” tambahnya.