Paxel Tengah Rampungkan Pendanaan Baru, Genjot Layanan "Smart Locker" dan "Same Day Delivery"
Target awal pendanaan di kuartal kedua tahun ini, tapi diundur karena terdampak Covid-19
Startup logistik Indonesia, Paxel, tengah menjajaki penggalangan dana baru. Seperti dikutip Katadata, awalnya Paxel berencana menghimpun dana di kuartal II 2020, tetapi terpaksa mundur karena situasi pandemi Covid-19.
"Sekarang [penggalangan dana] sedang progress untuk kuartal 3 tahun ini," ungkap Direktur Utama Paxel Zaldy Ilham Masita dalam pesan singkat kepada DailySocial.
Pada 2019, Paxel disebutkan telah mengantongi pendanaan seri A sebesar $10 juta yang dipimpin oleh Co-founder Paxel Johari Zein. Selain itu, sejumlah venture capital juga terlibat dalam pendanaan ini, yaitu East Ventures, Sinar Mas Digital Ventures, dan Susquehanna International Group.
"Pendanaan baru ini masih kelanjutan dari seri A. [Calon investor yang terlibat] campur, ada yang baru dan existing," tambah Zaldy.
Seperti diketahui, pendanaan ini rencananya akan digunakan untuk mendorong ekspansi smart locker Paxel di seluruh Indonesia. Zaldy sempat menyebutkan bahwa ketersediaan lebih banyak smart locker menjadi kunci untuk menjalankan model bisnis baru di bidang logistik ini.
Menurutnya, smart locker dapat mengurangi biaya logistik tanpa harus mengorbankan service level. Targetnya, Paxel ingin menghadirkan setidaknya satu smart locker untuk setiap kode pos wilayah.
Fokus pada layanan "same day delivery"
Zaldy mengaku bahwa pandemi mendorong peningkatan signifikan pada layanan logistik Paxel yang mengusung same day delivery. Menurutnya, selama tiga bulan terakhir, layanan same day delivery Paxel meroket hingga 250 persen. Kenaikan ini utamanya didorong dari jasa pengiriman makanan dan minuman.
Melihat tren kenaikan tersebut, ungkap Zaldy, Paxel akan tetap fokus mendorong layanan same day delivery ke depan. Menurutnya, jasa pengiriman antarkota belum pernah ada sebelumnya sehingga kehadirannya direspons positif oleh konsumen selama dua tahun terakhir ini.
Maka itu, perusahaan berupaya menghadirkan sejumlah inisiatif baru untuk menghadapi permintaan pengiriman antarkota selama masa pandemi. Misalnya, beberapa bulan lalu, Paxel resmi menjadi mitra Gojek untuk layanan pengiriman antarkota GoSend Intercity Delivery dari Jadetabek ke Bandung dan sebaliknya.
Baru-baru ini, Paxel juga memperkenalkan layanan Paxel Market pada Juli lalu. Paxel Market diluncurkan untuk membantu UKM agar dapat tetap berjualan antarkota di masa pandemi.
"Kami tidak ada perubahan target [bisnis] karena 85 persen customer Paxel adalah social commerce. Maka itu, Paxel Market menjadi platform untuk meningkatkan pasar mereka ke kota lain dengan biaya kirim yang cepat dan murah," jelasnya.
Ia juga mengungkap bahwa Paxel akan merilis layanan baru dalam waktu dekat. Pihaknya enggan merinci layanan baru tersebut karena masih dalam tahap pengembangan.
More Coverage:
Saat ini Paxel telah memiliki sekitar 1 juta pengguna, sementara untuk mitra sudah adalah lebih dari 50 usaha memenuhi kategori Charity, Beauty, Food, dan Others.
Berdasarkan laporan Paxel bertajuk Buy & Send Insights di 2019 menunjukkan bahwa hingga saat ini media sosial lebih banyak dimanfaatkan para UKM sebagai medium untuk berjualan dibandingkan platform e-commerce atau marketplace. Sebanyak 87 persen responden tercatat memakai lebih dari satu platform media sosial.
WhatsApp (84%) dan Instagram (81%) adalah aplikasi yang paling mendominasi pemakaian media sosial untuk berjualan online. Sisanya diikuti oleh Shopee (53%), Facebook (36%), Tokopedia (29%), dan Bukalapak (18%).