Pengeluaran TI Indonesia Terbesar se-Asia Tenggara, Tetapi Pemanfaatannya Belum Maksimal
Pengeluaran TI Indonesia sebesar 10,9 miliar Dollar Amerika Serikat pada tahun 2011. Pada tahun ini, angka tersebut diperkirakan naik 18,3 % menjadi 12,9 miliar Dollar AS. Angka tersebut berasal dari 11.5 miliar untuk membeli hardware, 759 juta untuk membeli layanan/jasa dan 522 juta untuk membeli software. Dengan jumlah tersebut, anggaran TI Indonesia berada pada peringkat ke-19 anggaran TI terbesar di seluruh dunia.
Angka pengeluaran TI Indonesia tersebut, sebenarnya masih bisa naik lagi dengan banyaknya pembajakan software di Indonesia. Menurut laporan lain oleh IDC yang ditulis Kompas Tekno, nilai kerugian akibat pembajakan software di Indonesia mencapai 1.46 miliar Dollar AS. Secara kasar, dapat ditarik kesimpulan jika seluruh software bajakan tersebut dibayar, nilai pengeluaran Indonesia untuk software hampir 4 kali lipat dari jumlah yang sekarang.
Sayangnya, berdasarkan laporan The Jakarta Post, manfaat dari besarnya dana yang dikeluarkan untuk teknologi tersebut tidak dirasakan secara merata di seluruh wilayah negara Indonesia. Perkembangan TI Indonesia masih berfokus di Jakarta dan wilayah sekitarnya. Tingkat penetrasi TI Indonesia terbilang rendah dibandingkan dengan negara lainnya.
Perkembangan teknologi di Indonesia juga disebut belum menyentuh bidang tradisional yang seharusnya dapat berkembang dengan TI seperti bidang pertanian. Menurut peneliti IDC, Sudev Bangah, hal ini disebabkan karena pemerintah Indonesia belum memprioritaskan perkembangan IT yang investasinya baru menghasilkan dalam jangka waktu yang lama. Pemerintah Indonesia, menurut Sundev, masih memprioritaskan bidang seperti pertambangan yang memberikan keuntungan besar dalam waktu singkat.