Plintut Hadirkan Integrasi Media Sosial dan Layanan Marketplace yang Masih Belum Optimal
Plintut hadir dengan menggabungkan layanan sosial media advertising serta jual beli online. Konsep yang cukup menarik meski harus benar-benar digarap serius agar menarik minat masyarakat untuk menggunakannya sekaligus bersaing dengan layanan serupa. Sejauh ini kami masih kecewa dengan kualitas Plintut dengan banyaknya fitur yang belum optimal dan adanya halaman yang tidak ditemukan.
Sebagai platform yang menggabungkan media sosial dan jasa periklanan serta layanan marketplace, tak hanya barang dan jasa yang dapat diiklankan di Plintut. Mereka juga membantu mengiklankan sebuah kegiatan. Plintut Marketplace merupakan sebutan bagi tempat para pengguna Plintut melakukan transaksi jual-beli online di mana pengguna yang ingin berjualan di Plintut diharuskan mendaftar. Nantinya Plintut akan melakukan kerja sama dengan Paypal dan beberapa bank untuk memperlancar transaksi lewat situsnya.
Pengguna dapat menggunakan akun Facebook untuk masuk di situs Plintut. Bagi yang ingin mendaftar menggunakan data sendiri, Plintut menyediakan form yang dapat diisi di halaman utama situsnya. Layanan media sosial Plintut mirip dengan gabungan Facebook dan Twitter. Pengguna bisa memposting status pada Dinding Sosial dan mengomentari status yang ditulis oleh orang lain. Sebagaimana sebuah layanan media sosial, terdapat menu untuk mengkustomisasi profil penggunanya. Bagi yang ingin membuat grup untuk sebuah komunitas, Plintut menyediakan fitur pembuatan grup.
Plintut juga menghadirkan Plintut Bisnis yang berisi direktori listing yang dilengkapi dengan pemetaan menggunakan Google Maps. Plintut Bisnis berusaha untuk menjembatani kebutuhan antara pengguna dengan pemilik bisnis berdasarkan lokasi.
Hadir dengan tampilan yang penuh warna, Plintut justru menghadirkan pengalaman pengguna yang kurang menyenangkan saat digunakan. Tautan menuju halaman lain serta fitur pencarian yang berada di sisi kanan atas bisa terlewat karena tersamar dengan gambar latar belakang situsnya. Navigasi antar halaman di Plintut juga cukup membingungkan. Banyak tautan yang tak tersusun dengan baik. Ada banyak fitur yang ditawarkan Plintut meski belum semuanya dapat dipergunakan.
Terlalu bermacam-macamnya layanan yang ditawarkan pada Plintut membuat fokus pengembangannya menjadi terbagi. Banyaknya fitur yang belum optimal dan adanya halaman yang tidak ditemukan menyebabkan Plintut menjadi kurang nyaman digunakan. Hal ini berpengaruh pada berkurangnya minat pengguna. Fokus di segmen yang menguntungkan bisa jadi pertimbangan bagi Plintut untuk dapat bersaing di bisnis berbasis Internet.
[Ilustrasi foto: Shutterstock]