PLN Disjaya Manfaatkan NB-IoT Smart Meter dari Telkomsel
Teknologi baru diklaim lebih hemat konsumsi daya, diharapkan biaya operasional bulanan PLN turun 80%
PLN Disjaya kini memanfaatkan teknologi narrow band Internet of Things (NB-IoT) yang dikembangkan Telkomsel untuk sistem smart meter di jaringan listrik, yang disebut sebagai Advanced Meter Infrastructure (AMI). Kerja sama ini sekaligus menandakan dimulainya komersialisasi teknologi ke publik. Sebelumnya Telkomsel memperkenalkan teknologi ini sebagai bentuk CSR untuk konsep bike sharing di Universitas Indonesia.
VP Corporate Account Management Telkomsel Primadi K. Putra menerangkan, tren IoT yang tengah berkembang dimanfaatkan penuh oleh perseroan untuk konsisten meningkatkan kesiapan teknologi dan jaringan demi terbentuknya ekosistem IoT di Indonesia.
"Implementasi teknologi NB-IoT ini juga sejalan dengan visi Telkomsel sebagai digital telco company yang senantiasa menghadirkan layanan dan solusi digital terkini yang dapat meningkatkan perkembangan ekonomi negara," terangnya, kemarin (30/10).
Implementasi NB-IoT pada sistem metering di PLN adalah salah satu use case yang dapat menunjukkan bagaimana teknologi dapat memberikan manfaat nyata di kehidupan masyarakat. Terlebih, pemanfaatan teknologi ini merupakan bagian dari modernisasi gardu PLN dan alat meter yang digunakan pelanggan korporat.
"Telkomsel memiliki 176 ribu BTS di seluruh Indonesia, memungkinkan kami untuk perluas solusi ini ke berbagai use case."
NB-IoT merupakan teknologi terbaru yang dirancang secara khusus agar komunikasi antar mesin semakin masif dengan coverage jaringan telekomunikasi yang semakin luas hingga 2 kali dari jangkauan GSM. Di saat yang sama, teknologi ini mampu menghasilkan kapasitas koneksi yang masif untuk solusi dan aplikasi berbasis IoT.
Berdasarkan data dari GSMA (3GPP), 1 BTS NB-IoT dapat menghubungkan hingga 300 ribu perangkat terkoneksi dengan konsumsi daya lebih hemat. Teknologi radio akses NB-IoT merupakan salah satu jenis teknologi jaringan Low Power Wide Area (LPWA), memungkinkan optimalisasi daya sehingga perangkat bisa beroperasi sampai 10 tahun tanpa pengisian daya ulang baterai.
Efisiensi untuk PLN
Senior Manager Distribusi PLN Disjaya Faisol mengatakan, penerapan teknologi smart meter adalah keniscayaan. Pihaknya percaya dengan teknologi banyak memberikan manfaat bagi pelanggan korporat berlokasi di Jakarta, seperti pembacaan meter yang lebih akurat, kontrol status, dan mengumpulkan informasi langsung dari meter dengan data terkini.
Selain itu, pemanfaatan teknologi ini juga bisa mengurangi potensi kecurangan di meter pelanggan dan memberikan akurasi tagihan yang lebih tepat.
PLN dapat mengidentifikasi gangguan lebih cepat tanpa harus menunggu aduan dari pelanggan. Dalam kurun waktu 30 menit PLN berharap solusi bisa cepat teratasi, daripada kondisi saat ini yang masih memakan waktu lebih dari 1 jam.
"PLN butuh teknologi monitoring system di gardu-gardu secara real time. Kalau ada gangguan, pelanggan tidak perlu lapor ke kita karena kita sudah tahu kebih dulu. Pelayanan pun akan lebih baik ke depannya," kata Faisol.
Adapun penerapan teknologi ini baru berlaku untuk pelanggan korporat PLN, jumlahnya mencapai 23 ribu institusi. Pelanggan korporat dapat memonitor langsung billing system-nya dari meter masing-masing. Untuk pelanggan ritel, teknologi ini baru dimanfaatkan di 13 ribu gardu. Ada 4,3 juta pelanggan di Jakarta yang dilayani oleh PLN Disjaya.
Menurut Faisol, sebelumnya PLN sudah menggunakan teknologi IoT dengan jaringan 3G yang juga dikembangkan Telkomsel, namun ada kekurangan di situ. Perusahaan harus menanggung biaya operasional bulanan yang tinggi karena konsumsi data yang tinggi, bisa sampai 4-5 Watt per meter. Kini hanya memerlukan 0,7 Watt.
"Memang Watt-nya kecil, tapi kan meter itu selalu running itu yang buat opex kita besar. Tapi sekarang kami bisa efisiensi sampai 80%."
Teknologi NB-IoT AMI yang dipakai PLN merupakan bagian dari Smart Grid yang berfungsi sebagai "last mile" atau akses pelanggan, di mana semua perangkat dan alat terhubung secara online dengan server terpusat.
Komponen AMI terdiri dari sistem smart meter untuk mengukur dan menyimpan data, sistem komunikasi M2M antara meter pintar dengan server control center PLN. Terakhir, aplikasi analisis serta manajemen data meter secara otomatis pada control center.
Berkat teknologi ini, PLN berharap tercipta sistem jaringan listrik pintar (Smart Grid), khususnya jaringan distribusi pintar (Smart Distribution). Memungkinkan terciptanya otomatisasi pada jaringan PLN sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan pelayanan kepada pelanggan PLN di Jakarta.
"Sebab Jakarta itu kota yang padat, konsumsi listriknya juga besar untuk ukuran sekecil Jakarta, sehingga kalau ada gangguan listrik akan sangat menganggu aktivitas."
Faisol mengungkapkan pihaknya belum membuka kemungkinan implementasi lebih jauh untuk pelanggan PLN di lokasi luar Jakarta, terutama untuk pelanggan ritel. PLN masih mencari opsi lain yang lebih efisien mengingat biaya investasi yang harus disiapkan membeli perangkat smart meter baru.