Pluang Dikabarkan Rambah Produk Investasi Saham Lokal Lewat Aplikasi "Paham" [UPDATED]
Hadir di aplikasi terpisah, pihak Pluang membantah afiliasi dengan Paham dan Nilai Inti Sekuritas
Pembaruan artikel per 28 Juli 2022: Pihak Pluang memberikan klarifikasi tidak terafiliasi dengan aplikasi Paham dan Nilai Inti Sekuritas.
-
Pluang dikabarkan merilis produk investasi saham lokal, untuk melengkapi rangkaian kelas aset investasi yang sebelumnya telah dihadirkan. Dari sumber terpercaya kami, aplikasi investasi tersebut hadir dalam aplikasi terpisah, dinamai "Paham by Nilai Inti Sekuritas". Paham disinyalir merupakan akronim dari Pluang Saham. Aplikasi Paham sudah bisa diunduh melalui Play Store dan App Store.
Dalam menghadirkan investasi ini, perusahaan memanfaatkan lisensi broker yang dimiliki oleh Nilai Inti Sekuritas. Pluang sendiri, dalam komunikasi dengan DailySocial, menyebutkan tidak terafiliasi dengan PAHAM atau Nilai Inti Sekuritas.
"Kami berikan konfirmasi bahwa Pluang tidak terafiliasi dengan PAHAM dan atau Nilai Inti Sekuritas," ujar tim Pluang memberikan konfirmasi atas kabar tersebut (28/7).
Pemisahan aplikasi Paham dengan aplikasi utama Pluang, disinyalir menjadi jawaban Pluang atas surat larangan yang diterbitkan OJK pada awal Juli ini. Surat tersebut berisi larangan untuk perusahaan di bidang pasar modal melakukan pemasaran, promosi, atau iklan produk dan layanan jasa keuangan, selain yang telah diberikan izinnya oleh OJK termasuk efek yang diterbitkan di luar negeri (offshore products).
Larangan tersebut dimaksudkan untuk melindungi konsumen dan mencegah kesalahpahaman informasi yang diterima masyarakat terkait produk jasa keuangan yang ditawarkan. Seperti diketahui, aktivitas investasi di Indonesia diawasi oleh dua lembaga yang berbeda, yakni OJK dan Bappebti. OJK hanya mengawasi aktivitas transaksi saham dan reksa dana. Di luar itu, ada di ranah Bappbeti, seperti futures, kripto, dan emas.
Nilai Inti Sekuritas
Nilai Inti Sekuritas itu sendiri merupakan perusahaan sekuritas yang sudah berdiri sejak 1999. Sebelumnya bernama NISP Sekuritas, yang terafiliasi dengan pendiri Bank OCBC NISP, yaitu keluarga Surjaudaja.
Saat masih menggunakan brand EmasDigi, Pluang awalnya menyediakan produk investasi emas. Lalu terus menambah portofolionya, mulai dari indeks futures (micro e-mini S&P 500, micro e-mini NASDAQ 1000), saham AS (CFD), aset kripto, hingga reksa dana. Seluruh produk yang ada di Pluang sudah berlisensi dari berbagai regulator yang menaunginya, ada Bappebti dan OJK.
Dalam praktiknya, produk investasi index futures dan CFD di Pluang dikelola oleh PG Berjangka dengan lisensi dari Bappebti dan dijamin 100% oleh Jakarta Futures Exchange (JFX) dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Sementara untuk kegiatan investasi aset kripto, difasilitasi oleh PT Bumi Santosa Cemerlang (BSC) selaku pedagang aset kripto, dan investasi emas bekerja sama dengan PT Pluang Emas Sejahtera.
Pemain wealthtech lainnya
Langkah akuisisi perusahaan sekuritas sebelumnya sudah dilakukan oleh Stockbit dan Ajaib, kompetitor terdekat Pluang. Opsi ini bisa dikatakan paling instan dari segi waktu, sebab yang dibutuhkan adalah kapital yang jumbo. Dibandingkan mengajukan dari awal, tentunya harus mengorbankan lebih banyak waktu untuk bolak-balik memenuhi persyaratan dari regulator.
More Coverage:
Stockbit sendiri awalnya bermitra dengan Sinarmas Sekuritas, sampai akhirnya pecah kongsi. Kemudian, memutuskan untuk akuisisi Mahakarya Artha Sekuritas pada Agustus 2021. Setelah akuisisi kelar, Mahakarya kemudian rebrand menjadi Stockbit Sekuritas.
Adapun untuk Ajaib, pada awal kehadirannya menghadirkan investasi reksa dana yang difasilitasi oleh PT Takjub Teknologi Indonesia. Kemudian, diperluas ke investasi saham di bawah badan hukum PT Ajaib Sekuritas Asia, hasil akuisisi atas PT Primasia Unggul Sekuritas. Baru-baru ini perluas ke aset kripto.
Sejak saat itu pula, Ajaib tumbuh melesat dari segi pertumbuhan pengguna. Diklaim sejak tiga tahun lalu dirilis, perusahaan telah memiliki 1 juta investor ritel saham. Angka ini begitu pesat, lantaran di Indonesia saat itu baru memiliki 2,7 juta investor saham. Pencapaian tersebut mengantarkan Ajaib sebagai unicorn ketujuh dari Indonesia, pasca mendapat investasi Seri B senilai $153 juta yang dipimpin DST Global.