Indodax: Rencana IPO dan Dinamika Aset Kripto di Masa Penyebaran COVID-19
Sempat mengalami penurunan harga minggu lalu namun dua hari terakhir mengalami kenaikan positif
Setelah mengantongi izin pendaftaran dari Bappebti, ada beberapa target yang ingin dicapai Indodax sebagai platform aset kripto. Salah satunya adalah melakukan IPO. Dalam wawancara terdahulu awal tahun, perusahaan berencana IPO.
Disinggung kapan timeline yang pasti proses IPO dilancarkan, kepada DailySocial CEO Indodax Oscar Darmawan enggan menyebutkan lebih lanjut. Sejauh ini baru Cashlez sebagai startup yang segera merealisasikan rencana IPO-nya tahun ini.
"Kita belum bisa memberikan komentar masalah itu. Didoakan saja semoga semuanya lancar dan sesuai rencana," kata Oscar.
Dalam perjalanannya sepanjang tahun ini, Indodax telah menunjuk Yos Ginting sebagai Komisaris baru perusahaan untuk membantu menjalankan good governance. Yos sebelumnya lama berkiprah di dunia industri, khususnya bersama Sampoerna.
Tahun ini, Indodax menargetkan bisa merangkul lebih dari 2 juta anggota dan membuat anggota yang sudah terdaftar juga lebih aktif bertransaksi, agar Indonesia menjadi salah satu negara strategis di bidang blockchain dan kripto aset di dunia. Perusahaan juga ingin memperkenalkan platform Indodax sebagai platform investasi digital bagi masyarakat Indonesia. Tujuan tersebut sejalan dengan misi pemerintah yang ingin meningkatkan literasi keuangan digital.
Turun naik harga aset kripto
Makin masifnya penyebaran virus COVID-19 secara global memberikan pengaruh kepada penurunan harga aset kripto. Hal ini terjadi karena tren beberapa kripto trader menjual kripto asetnya menjadi tunai, karena beberapa kebutuhan selama karantina ini, termasuk untuk keperluan usaha. Supply yang beredar di pasar naik secara tiba-tiba yang menekan harga menjadi menurun.
Meskipun demikian, dalam beberapa hari terakhir terlihat pasar kripto kembali bangkit cukup cepat. Misalnya harga bitcoin yang kembali di atas $5000 per 1 BTC.
Oscar mengklaim aset kripto masih menjadi aset yang menarik diperdagangkan pada saat penyebaran COVID-19.
"Jadi, kebijakan pemerintah sehubungan corona tidak berdampak langsung dengan bitcoin dan aset kripto lain. Yang membuat harga turun hanya aksi jual sekelompok trader aset kripto menjual bitcoin menjadi tunai tetapi demand yang muncul karena kekhawatiran masyarakat akan corona ini juga menciptakan demand baru yang membuat harga kripto cukup menguat kembali."
Harga bitcoin disebut relatif lebih kuat bertahan dibandingkan produk investasi lainnya, seperti saham yang terus berguguran selama sebulan terakhir,
"Harga bitcoin dan aset kripto lain turun karena ada aksi jual dari sekelompok orang yang membutuhkan uang tunai karena kondisi ekonomi global yang terus memburuk. Tetapi dua hari terakhir kita melihat harga kripto mulai mengalami lonjakan harga. Ini jadi momen menarik untuk melihat bagaimana performa aset kripto di tengah tekanan ekonomi global, apakah mampu aset kripto membuktikan dirinya sebagai aset yang anti resesi,” klaim Oscar.