1. Startup

Startup Report 2023 Soroti Aksi M&A di Situasi Tech Winter

Terdapat total 25 aksi M&A yang diumumkan sepanjang 2023, didominasi oleh sektor fintech

Ekosistem digital Indonesia berupaya tetap resilien di tengah badai musim dingin teknologi (tech winter) selama dua tahun terakhir. Strategi exit melalui M&A menjadi pilihan yang cukup banyak diambil di tengah ketidakpastian pasar dan keringnya pasokan pendanaan.

Berdasarkan data Startup Report 2023, terdapat total 25 aksi M&A yang diumumkan di sepanjang 2023, sedikit turun dari sebanyak 32 M&A pada tahun sebelumnya. M&A memungkinkan pelaku startup untuk mendapat akses ke sumber daya untuk tetap beroperasi dan memperluas pasarnya.

Sektor fintech cukup banyak meramaikan aksi korporasi ini, mulai dari sub vertikal P2P lending, embedded finance, hingga wealthtech. Sementara, IDN Media tercatat dua kali melakukan akuisisi dalam setahun, yakni terhadap Boss Creator dan Saweria, untuk diversifikasi bisnis kontennya.

Sejumlah aksi M&A di ekosistem digital / Sumber: Startup Report 2023

Kemitraan strategis antara GoTo dan ByteDance menjadi penutup akhir tahun dengan kesepakatan transaksi yang pivotal bagi industri e-commerce Indonesia. Kesepakatan yang dimaksud adalah menggabungkan Tokopedia dan TikTok Shop setelah TikTok Shop sempat dihentikan operasionalnya karena alasan regulasi.

Sejumlah penutupan bisnis startup / Sumber: Startup Report 2023

Kendati demikian, strategi exit lewat IPO tak satupun terealisasi tahun lalu, investor memilih untuk berhati-hati sambil menanti pasar membaik. Akseleran yang menjadwalkan IPO di pertengahan 2023, memutuskan menundanya sampai 2024. Digiasia Bios baru saja memperoleh persetujuan untuk akuisisi dengan perusahaan SPAC sebelum melantai di bursa AS.

Sementara, tiga perusahaan digital yang telah IPO sebelumnya, yakni GoTo, Blibli, dan Bukalapak tengah mengejar realisasi keuntungan pada akhir 2023. Hingga Q3 2023, GoTo tercatat masih merugi Rp9,5 triliun, meski menyusut signifikan dari rugi Rp40 triliun di sepanjang 2022.

"Uang tak lagi murah dan ada momok kenaikan suku bunga. Banyak investor merespons situasi ini dengan mengkalibrasi ulang strategi mereka, beralih dari aset-aset berisiko ke aset-aset yang lebih aman, seperti deposito dan pendapatan tetap. Pergeseran ini lebih dari sekadar penyesuaian pasar, mencerminkan perubahan besar dalam ekspektasi investor," tutur Markus Liman Rahardja, Chief Investment Offier BRI Ventures dalam laporan tersebut.

More Coverage:

Sebagai pengantar, Startup Report 2023 yang diterbitkan DSInnovate, merupakan laporan tahunan yang merangkum lanskap ekosistem digital Indonesia selama setahun terakhir, mulai dari pendanaan startup hingga tren 2024.

Selengkapnya dapat diunduh lewat tautan ini.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again