1. Startup

Rencana Smarften untuk Sektor M2M Tahun Depan

Mempunyai misi menjadi penyedia solusi M2M di seluruh perusahaan di dalam Sinarmas Group

Operator telekomunikasi mulai merambah sektor M2M (machine to machine) dan Internet of Things (IoT). Nama-nama seperti Indosat, Telkomsel dan XL adalah beberapa yang sudah dikenal memiliki solusi M2M. Tak mau ketinggalan dengan operator lainnya, Smartfren yang sudah resmi mematikan layanan CDMA untuk beralih ke LTE ini akan mengusung beberapa strategi untuk bisnis M2M di tahun depan. Salah satunya adalah untuk bisa menjadi partner utama perusahaan di dalam Sinarmas Group dalam penyediaan solusi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

SVP Digital Services Smartfren Revie Sylviana dan GM M2M and IoT Smartfren Supriyadi kepada DailySocial mengemukakan bahwa saat ini pihaknya sudah menyusun strategi untuk mewujudkan misi tersebut. Salah satu yang tengah dipersiapkan adalah implementasi platform untuk meningkatkan kapabilitas internal, membangun kemitraan dengan aplikasi M2M global. Semua itu dilakukan untuk secara konsisten membangun ekosistem M2M dengan konsep economic sharing dan memastikan seluruh pihak mendapatkan manfaat terbaik.

Teknologi sumber daya internal baik sistem maupun personil juga tengah disiapkan Smartfren agar bisa mewujudkan sebuah layanan yang berkualitas dan memiliki manfaat.

“Untuk menyambut persaingan bisnis di depan, saat ini Smartfren sedang fokus untuk meningkatkan sumber daya internal, baik personil maupun sistem pendukung. Membangun kemitraan dengan mitra teknologi dan bisnis terbaik di industri M2M, dan memulai pengembangan beberapa solusi M2M, agar bisa siap diluncurkan di awal tahun. Dan yang tidak kalah penting adalah melakukan beberapa uji coba layanan di dalam group Sinarmas, untuk memastikan solusi yang akan di luncurkan sesuai dengan kebutuhan pasar,” terang Revie.

Peluang yang ingin diambil

Teknologi M2M pada dasarnya bisa berguna untuk banyak sektor. Untuk solusi tahun depan, Smartfren akan fokus pada solusi telemetri dan Insurance (Tracking & UBI), Home Automation, Building Management, solusi pembayaran dan Asset Management, dan juga solusi untuk kesehatan.

“Layanan M2M yang kami luncurkan akan terus berbeda baik dari sisi fungsionalitas maupun model bisnis, sebagai contoh produk Smartrek, yaitu layanan tracking mobil, dikemas dalam bentuk UBI [usage based insurance, yaitu solusi asuransi berbasis pemakaian/perilaku mengemudi pelanggan]. Solusi ini adalah solusi otomotif, namun digunakan sebagai sebuah produk baru untuk asuransi. Dari sisi bisnis model, pelanggan yang membeli asuransi, akan mendapatkan perangkat tracking dengan harga yang sangat rendah, sehingga keuntungan yang didapatkan oleh pelanggan menjadi dua yaitu keuntungan asuransi [perlindungan] serta layanan trading,” jelas Supriadi.

Smartfren tampaknya memang tak ingin ketinggalan dalam potensi dalam bisnis M2M ini. Mengutip data Machina Research, pertumbuhan industri IoT dan M2M berada di kisaran 21% CAGR dengan porsi pendapatan yang dapat diraih para pemain IoT sebesar Rp 1,8 triliun tahun depan. Dengan strategi yang akan diterapkan tahun depan, pihak Smartfren berharap bisa mengambil bagian di pasar M2M dan IoT di Indonesia.