Roadmap E-commerce Nasional Segera Rampung
Dikabarkan berisi 20 inisiatif pemerintah yang bakal berlaku per 1 Januari 2016, segera disosialisasikan pada akhir bulan September
Tahun 2014 lalu bagi beberapa pihak dianggap menjadi sebuah babak baru untuk industri e-commerce Indonesia. Pemerintah mulai menganggap serius sektor hangat ini yang berujung pada wacana pembentukan sebuah roadmap e-commerce di bulan Februari 2015 silam. Kini Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengakui bahwa roadmap telah matang dan siap disosialisasikan sebelum bulan September ini berakhir. Beliau juga mengeluarkan gagasan national payment gateway demi kemudahan masyarakat.
Ditemui pada hari Jumat kemarin (11/9) di kantornya, Rudiantara menyinggung perihal e-commerce dalam pertemuan yang membahas tentang program Connected e-Conomy yang digagas oleh IDByte 2015. Dalam penuturannya, industri ini masih belia namun berada di fase yang siap untuk dewasa dan matang.
“Silicon Valley yang kita kenal juga butuh waktu lama untuk seperti sekarang. Kita bisa memanfaatkan sekaligus mempelajari masalah serta kesalahan mereka untuk mempercepat matangnya industri ini. Kita sendiri belum memiliki arah dan strategi spesifik untuk memberdayakan kekayaan resource menghadapi era ini, perlu ada pertemuan stakeholder untuk membahas dengan lebih jauh,” ucapnya.
Rudiantara memaparkan bahwa roadmap e-commerce merupakan penuntun secara garis besar orientasi industri ini mengarah. Nilai transaksi e-commerce Indonesia pada tahun 2020 nanti ditargetkan akan senilai $136 juta, padahal tahun lalu nilai tersebut hanya sekitar $12 juta saja.
“Jika dalam lima tahun ke depan kita mampu belajar apa yang dilakukan Tiongkok dalam lima tahun terakhir misalnya, kita mampu mencapai setidaknya setengah dari apa yang mereka peroleh saat ini. Tentu saja jika semua pemegang kepentingan konsisten menjalankan roadmap e-commerce nantinya,” kata Rudiantara.
Setelah rampung, roadmap yang kabarnya berisi 20 insiatif pemerintah yang harus dilaksanakan ini segera disosialisasikan agar terhitung 1 Januari 2016 nanti seluruh pihak siap menyambut babak baru industri e-commerce Indonesia yang lebih matang.
Lebih jauh Rudiantara memproyeksikan bahwa industri ini membutuhkan satu payment gateway yang memudahkan setiap masyarakat melakukan transaksi online. Hal ini berangkat dari data bahwa 70% transaksi online masih menggunakan metode bank transfer atau ATM. Rudiantara mengidamkan metode yang jauh lebih mudah dan lebih cepat, karena tidak semua orang juga memilih kartu kredit.
“National payment gateway ini bukan merupakan sebuah kontrol, tetapi ada konsep big data yang bisa dimanfaatkan berdasarkan perilaku belanja masyarakat,” tambahnya.
Pembicaraan soal National Payment Gateway sebenarnya sudah lama digagas Bank Indonesia, namun wacananya belum sampai tahap implementasi.