Sebastian Wijaya Mendukung Startup "Next Generation" Melalui Win Ventures
Sebastian Wijaya memulai karier di industri startup teknologi dengan mengembangkan Seroyamart
Meluncurkan startup sejak tahun 2013 lalu dengan nama Seroyamart,serial entrepreneur Sebastian Wijaya, kini disibukkan dengan mengelola venture capital Win Ventures.
Kepada DailySocial, Sebastian bercerita harapannya untuk membantu next generation startup founder mengembangkan startup mereka. Win Ventures juga berupaya membantu startup daerah mendapatkan exposure dan peluang yang lebih luas.
Berbagi pengalaman
Setelah 10 tahun bekerja di raksasa FMCG P&G dan mendapatkan pengalaman bekerja di beberapa negara, di tahun 2013 Sebastian memutuskan kembali ke tanah air. Melihat makin agresifnya Lazada saat itu mengembangkan layanan mereka di Indonesia, Sebastian tertarik mendirikan layanan serupa, namun fokus ke produk groceries. Bernama Seroyamart, Sebastian memberikan pilihan baru cara berbelanja kebutuhan pokok bagi konsumen tanah air.
Jatuh bangun mengembangkan Seroyamart diklaim menjadi highlight startup journey buat Sebastian. Pengalaman ini menjadi pemicu bagi Sebastian memberikan kontribusi lebih banyak bagi startup Indonesia.
"Pengalaman sebagai pendiri startup is a natural progression menurut saya untuk kemudian mendirikan venture capital. Diawali dengan membangun startup kemudian you reach a point di mana gabungan dari rasa lelah dan kemungkinan untuk melakukan lebih banyak lagi untuk membantu next generation startup," kata Sebastian.
Di tahun 2017, Sebastian membantu Kemenristek sebagai mentor bagi startup terpilih. Dari sana ia melihat besarnya potensi startup dari berbagai pelosok daerah. Tidak hanya layanan e-commerce, ia melihat masih banyak vertikal bisnis lain yang menarik dijajaki oleh para pendiri startup.
Di sisi lain, Sebastian melihat dominasi lulusan universitas luar negeri yang mendirikan startup. Hal tersebut tidak menjadi masalah besar, namun ia ingin membuktikan bahwa banyak entrepreneur lokal yang tidak kalah dengan lulusan luar negeri.
"Di Indonesia masih banyak yang bisa dikembangkan. Bukan hanya layanan e-commerce yang banyak ditiru dari Amerika Serikat, namun juga industri pangan, defense industry, agriculture, kerajinan, kuliner dan masih banyak lagi," kata Sebastian.
Membantu "next generation"
Diluncurkan akhir tahun 2019 lalu, Win Ventures ingin fokus ke startup yang bisa memberikan layanan bagi UMKM enablement dan economic inclusion.
"Saat berinvestasi kita melihat pendiri startup dan model bisnis yang masuk akal. Platform yang bisa leverage UMKM enable them to do business, adopt technology menjadi fokus kami dan lebih ke niche. Kita tidak suka startup yang sangat general," kata Sebastian.
Saat ini Win Ventures telah memliki 6-7 portofolio. Tidak hanya startup asal Indonesia, tetapi juga yang beroperasi di Singapura dan Malaysia. Beberapa portofolio Win Ventures adalah Localio, travelcash, dan Kokikit.
Bagi Win Ventures, model bisnis dan misi yang ingin diwujudkan Kokikit, membantu semua orang memliki bisnis kuliner tanpa perlu memiliki infrastruktur berbiaya besar, menjadi premis yang menarik. Kolaborasi dijalin dengan selebritas Indonesia dalam bentuk berbagai kemitraan. Kokikit memiliki cita-cita memperkenalkan kuliner Indonesia ke mancanegara.
"Saya melihat Kokikit lebih dari sekadar meal kit. Misi mereka ingin membuat platform untuk semua bisa memiliki bisnis kuliner, tapi tidak punya infrastruktur. Fokus utama mereka selanjutnya adalah hanya kepada pemasaran saja dengan brand milik mereka sendiri. Kokikit didesain untuk memungkinkan semua proses tersebut," kata Sebastian.
Secara khusus Win Ventures fokus ke early stage startup. Meskipun memiliki tingkat risiko yang lebih besar, ada potensi return yang tinggi jika dijalankan dengan benar.
Untuk saat ini, Win Ventures belum memiliki LP. Menurut Sebastian, semua investasi yang diberikan berasal dari dana pendirinya. Diharapkan dalam beberapa waktu ke depan ada portofolio mereka yang bisa exit, agar dana tersebut bisa diinvestasikan kembali ke startup binaan Win Ventures lainnya.
"Hal pertama yang kita lakukan adalah menambah portofolio. Fokus kita, mereka yang telah mendapatkan investasi bisa melangkah ke tahapan pendanaan lanjutan. Kita juga terus melakukan fundraising dan rencananya bisa merampungkan Fund I tahun depan," tutup Sebastian.