Transformasi Bisnis Sportdio Lahirkan Zataru yang Fokus di Produk Kecantikan
Pendirinya mengambil pelajaran tentang mencari segmen yang memiliki pasar lebih luas dan tidak takut berbisnis melalui medium teknologi
Belum lama ini sebuah layanan e-commerce baru bernama Zataru meluncur di ekosistem startup tanah air. Fokus menjadi layanan e-commerce untuk perempuan, Zataru spesifik menyediakan berbagai produk kecantikan, seperti parfum dan kosmetik. Banyak yang tidak tahu bahwa di balik layar ternyata Zataru merupakan hasil transformasi bisnis e-commerce yang sebelumnya jauh berbeda.
Zataru merupakan movement pengembang Sportdio, sebuah layanan e-commerce yang fokus menyediakan berbagai jenis perlengkapan olahraga. Co-Founder Zataru Steven Djohan kepada DailySocial mengungkapkan:
"Awalnya kami percaya, Sportdio merupakan sebuah produk yang sangat apik dalam menggali pasar pecinta olahraga. Kami melihat permintaan yang tinggi terkait dengan makin sadarnya masyarakat yang aware dengan gaya hidup sehat. Ingin menyajikan kualitas, produk-produk olahraga dengan brand ternama kami pajang. Namun mungkin pasar tidak siap dengan transaksi produk-produk tersebut di pasar online, karena faktor kepercayaan terhadap merk, ukuran dan mungkin harga."
Steven melanjutkan, "Setelah menganalisis pola dari bisnis tersebut, kami memutuskan untuk melakukan zoom-in pivot dan fokus pada produk yang memiliki pangsa pasar lebih luas. Kami percaya pada Zataru karena kami memiliki model bisnis yang jelas untuk meraih pasar."
Pemilihan produk kosmetik disebutkannya merupakan sebuah pilihan yang tepat. Dari hasil riset yang sering dilansirkan, perempuan memiliki peran kunci sebagai penggerak pasar e-commerce.
Untuk saat ini target yang ingin dicapai Zataru masih seputar pertumbuhan dan pengembangan pangsa pasar. Sembari turut mendidik konsumen Indonesia akan adopsi budaya e-commerce.
"Fakta yang ada di lapangan adalah barang apa pun, dari jual beli rumah hingga permen atau makanan kecil lainnya dijual saat ini banyak dijual secara online di Indonesia. Orang melihat ekosistem e-commerce yang bermanfaat dan terus meningkat. Namun kebiasaan belanja online belum menjadi budaya, infrastruktur teknologi masih berkembang dan bakat dalam industri ini masih terus bertumbuh," ujar Steven menanggapi ekosistem e-commerce di Indonesia.
Dari transformasi bisnis tersebut Steven juga menceritakan tentang pelajaran yang didapat. Steven mengungkapkan ada dua hal yang dipetik betul dari perjalanannya di Sportdio menuju Zataru. Pertama ia makin percaya untuk tidak takut gagal dalam berbisnis melalui medium teknologi. Karena pada dasarnya apapun bisa disentuh dan dijual dengan teknologi, sehingga ketika gagal dengan satu ruang, masih banyak ruang lain yang berpotensi untuk dicoba.
Yang kedua ialah seputar bagaimana memaksimalkan networking dalam mengembangkan bisnis. Penting untuk berkonsentrasi memaksimalkan networking dengan orang-orang sesuai dengan fokus bisnis yang dijalankan. Pada dasarnya bisnis tidak akan mungkin bisa bertumbuh jika hanya dilakukan sendiri dan stagnan tanpa membangun jaringan di luar.