1. Startup

Startup Logistik Deliveree Siap Ekspansi ke Vietnam dan Malaysia Tahun Depan

Menjadi langkah untuk memperbesar pangsa pasar Deliveree di kawasan Asia Tenggara

Startup penyedia jasa logistik asal Thailand, Deliveree mengungkapkan paling lambat pertengahan tahun depan akan berekspansi ke dua negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Malaysia dan Vietnam. Dalam waktu yang bersamaan, Deliveree akan merambah satu kota lagi untuk Indonesia yaitu Surabaya. Saat ini, Deliveree sudah menginjakkan bisnisnya di tiga negara Thailand (Bangkok), Indonesia (Jakarta dan Bandung), dan Filipina (Manila).

Nattapak Atichartakarn, Regional Senior Manager Deliveree, mengatakan ekspansi ke negara baru merupakan langkah yang dipilih perusahaan untuk memperluas pangsa pasar. Indonesia termasuk negara dengan potensi bisnis logistik terbesar daripada negara lainnya. Hal itulah yang menjadi dasar Deliveree untuk menambah lokasi baru.

Menurutnya, Deliveree sudah memiliki satu kantor perwakilan di Vietnam namun belum beroperasi sama sekali karena masih mempelajari struktur pasar. "Dua minggu yang lalu kami baru resmikan Manila, Filipina sebagai negara ketiga. Dalam pipeline kami, Vietnam dan Malaysia jadi negara selanjutnya pada pertengahan tahun depan," ujarnya, Rabu (10/8).

Ekspansi Deliveree di Indonesia, lanjutnya, cukup gencar. Pasalnya, berdasarkan data yang dihimpun oleh Deliveree, Indonesia menyimpan potensi bisnis terbesar dibanding Thailand dan Filipina, sebesar $207 miliar. Sementara dua negara lainnya masing-masing hanya sebesar $63,2 miliar dan $29,2 miliar.

Kendati Indonesia menyimpan potensi terbesar, Indonesia sekaligus menjadi negara dengan biaya logistik terbesar pertama di antara dua negara lainnya sebesar 20% dari total biaya. Sedangkan, Thailand sebesar 15% dan Filipina sebesar 18%.

Hingga Juli, jumlah kurir yang telah bergabung di Deliveree Indonesia mencapai 2.000 orang berlokasi di Jabodetabek dan Bandung, dengan armada sepeda motor, city car, MPV, van, pick up, dan box truck. Adapun pelanggan Deliveree terdiri atas 33% korporasi, 33% pengusaha UKM, dan 33% individu.

Perubahan fokus

Nat menerangkan di awal berdiri Deliveree  lebih banyak menawarkan jasanya ke pelanggan individu. Namun, pihaknya menyadari bahwa pelanggan di segmen tersebut bukan tipe yang rutin menggunakan jasa logistik. Sebab, kebanyakan dari mereka menggunakan jasa ini untuk pindahan rumah atau apartemen, mengirim dokumen, bingkisan, dan sebagainya.

Hal ini tentu saja, bakal membuat roda bisnis Deliveree berjalan lambat. Akhirnya, perusahaan pun memutuskan untuk menambah segmen konsumen. Pelanggan korporat dan pengusaha UKM terbilang cukup rutin frekuensinya dalam menggunakan jasa logistik.

Korporat menggunakan jasa logistik untuk mengirim barang dari gudang atau pabrik ke toko, atau dari toko ke pengguna akhir. Sementara itu, pengusaha UKM menggunakan jasa Deliveree kebanyakan berasal dari usaha katering, furniture, bakery, dan fast moving consumer goods (FMCG).

Untuk dapat lebih menjangkau kebutuhan konsumen korporat dan UKM, sambung Nat, Deliveree akan menambah armada baru yakni box truck berukuran besar pada akhir tahun ini.

Sekadar informasi, Deliveree didirikan dengan pendanaan dari Inspire Ventures dan Ardent Capital senilai $2 juta. Perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia pada September 2015.

Perusahaan sejenis Deliveree cukup banyak meramaikan industri logistik di Tanah Air, sebut saja Etobee, Go-Box, Grab Express, dan 21Express yang juga membuka layanan logistik berskema B2C.

Application Information Will Show Up Here