Strategi Jenius Bersaing di Tengah Ramainya Digital Banking
Digital Banking Business Product Head Bank BTPN bercerita bagaimana Jenius bisa terus bersaing di tengah derasnya arus kompetisi industri perbankan digital.
Di tanah air, pemain bank digital tumbuh kian subur seiring dengan tren kebutuhan masyarakat yang mendambakan layanan finansial yang praktis. Per Juni 2021 saja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan sudah ada 14 bank digital yang hadir di Indonesia. Sepuluh di antaranya sudah beroperasi dan sisanya masih dalam proses persiapan.
Jenius dari Bank BTPN menjadi pionir bank digital yang dikenalkan sejak tahun 2016. Pada saat itu, pengembangan aplikasi Jenius ini memakan waktu persiapan 18 bulan dan investasi hingga 500 miliar rupiah.
Selama perjalanan lebih dari lima tahun, Jenius telah menghadirkan beragam inovasi dan berhasil menarik lebih dari 3,7 juta pengguna yang tersebar di 514 kabupaten/kota. DailySocial.id berkesempatan berbincang dengan Waasi B. Sumintardja, Digital Banking Business Product Head Bank BTPN tentang bagaimana Jenius tetap relevan dan bersaing dengan para pemain baru. Seperti apa?
Ramainya pemain baru jadi tantangan sekaligus peluang
Tidak mudah memang bersaing di tengah derasnya arus kompetisi industri perbankan digital. Waasi pun mengamini, munculnya pemain baru menjadi tantangan sekaligus peluang untuk Jenius. Dari sisi kans, semakin banyak pemain maka semakin banyak pula yang akan mengedukasi tentang konsep layanan perbankan digital.
“Dulu, di tahun 2016, kami memulai untuk mengedukasi konsep perbankan digital termasuk fitur-fitur dan cara penggunaannya. Dengan munculnya pemain baru, edukasi mengenai perbankan digital dapat menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia dalam memahami konsep ini. Selain itu, masyarakat Indonesia juga akan diuntungkan karena semakin banyak pilihan dan mereka bisa memilih layanan perbankan digital sesuai preferensi,” ujarnya.
Walaupun memang, tantangan hadir menjadi semangat sekaligus pemicu bagi Jenius untuk terus berinovasi dan menghadirkan layanan yang lebih baik. Untuk mendukung hal ini, dari sisi internal Jenius pun rutin bebenah diri dengan mengimplementasikan tiga faktor agar tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Jenius selalu mengedepankan faktor change in mindset, change in ways of working, dan change in culture. Yakni menerapkan pola pikir yang menempatkan pelanggan pada prioritas utama, menerapkan proses pengembangan produk berkelanjutan dengan metode Minimum Valuable Product (MVP) dan feedback dari pengguna, serta menciptakan budaya yang sangat kreatif dan inovatif dengan merekrut beragam talenta dari berbagai industri dan latar belakang dengan pola pikir yang beragam.
Kokreasi, kolaborasi, dan ekspansi jadi strategi Jenius perkuat eksistensi
Selain perihal di atas, produk layanan yang ditawarkan bank digital diyakini menjadi kunci keberhasilan bisnis. Sebagai pimpinan di bagian pengembangan produk, Waasi pun membeberkan bagaimana Jenius masih bisa terus tumbuh dan bersaing meskipun diterjang beragam tantangan.
Ia menceritakan, ada 3 aspek utama yang menjadi fokus saat ini yakni kokreasi, kolaborasi, dan ekspansi. Jenius dikembangkan dari proses kokreasi dan kolaborasi dengan masyarakat digital savvy dan berbagai pihak dari lintas industri untuk membangun ekosistem ekonomi digital yang terintegrasi. Semangat kokreasi dan kolaborasi ini yang terus Jenius usung untuk menghadirkan solusi inovatif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat digital savvy di Indonesia.
“Hal ini yang menjadi kekuatan Jenius untuk terus melakukan continuous improvement dan mendengarkan suara, masukan, serta ide dari digital savvy yang kemudian diwujudkan menjadi fitur-fitur revolusioner dan layanan pada aplikasi Jenius,” tambah Waasi kepada DailySocial.id
Proses kokreasi ini dilakukan salah satunya melalui platform Jenius Co.Create, komunitas masyarakat digital savvy dalam bentuk situs (co.create.id), artikel, ruang berbagi, workshop, dan acara tahunan Co.Creation Week. Anggota komunitas Jenius Co.Create dapat langsung memberikan masukan dan juga ide melalui forum Co.Create dan setiap ide bisa di-vote oleh anggota lain sebagai tambahan pertimbangan pihak Jenius untuk mengembangkan fitur dan layanan dari masukan tersebut.
Beragam fitur yang dihasilkan dari proses kokreasi ini juga telah dihadirkan oleh Jenius. Mulai dari mempermudah dalam pembukaan rekening, menabung, mengelola cash flow, hingga berinvestasi.
Tercatat, per Desember 2021, lebih dari 35.000 Co.Creators (anggota komunitas Jenius Co.Create) terdaftar di cocreate.id. Beragam kegiatan juga turut dilakukan, Jenius Co.Create telah mengadakan 105 offline event dan 110 online event yang dihadiri lebih dari 8.000 peserta bahkan hingga Singapura, New Zealand, Oslo, dan Jepang.
Sementara untuk ekspansi, Waasi menjelaskan Jenius berorientasi untuk memperluas kehadiran booth Jenius dan edukasi perbankan digital. Diketahui, Jenius telah melakukan ekspansi ke berbagai daerah dan kota di Indonesia. Sepanjang kuartal pertama di 2022 ini booth Jenius telah hadir di Cirebon, Tasikmalaya, Magelang, Pekanbaru, dan Batam.
Terus lebarkan sayap dengan bantu mengakselerasi UMKM Indonesia
Proses kokreasi juga terus Jenius lakukan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Dari hasil kokreasi tersebut, Jenius melakukan studi bertajuk Perilaku Digital Savvy Selama Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Studi ini dilakukan melalui metode survei daring yang melibatkan 307 masyarakat digital savvy, berusia 16–40 tahun, pada April hingga Mei 2020. Dari hasil studi tersebut ditemukan bahwa 44% responden mengalami pengurangan pendapatan sebagai akibat dari pandemi. Lebih lanjut lagi, responden yang pendapatannya berkurang beradaptasi dengan membuka usaha (42%), mencari sumber pendapatan lainnya atau mengambil proyek sebagai pekerja lepas (22%), dan mengurangi pengeluaran (14%).
Dari studi yang sama, Jenius juga menemukan beberapa pain points yang dihadapi oleh responden yang baru memulai usahanya, yaitu tercampurnya keuangan pribadi dan usaha, kesulitan mengelola stock barang, dan juga sistem pembayaran yang masih manual.
Berangkat dari hal tersebut, Waasi dan tim pun menghadirkan dua solusi untuk pelaku UMKM yaitu Akun Bisnis dan Bisniskit. Akun Bisnis membantu pelaku usaha untuk memisahkan keuangan pribadi dan usaha serta mengelolanya melalui satu aplikasi Jenius. Sementara Bisniskit membantu pelaku usaha untuk operasional usaha, seperti mencatat stock barang, mesin kasir, membuat invoice atau struk, dan pengelolaan data pelanggan.
Platform Jenius Co.Create pun bisa digunakan para pelaku UMKM untuk belajar dan menjalin koneksi. “Jenius juga mengadakan berbagai kelas dan talkshow dengan topik seputar usaha dan bisnis pada platform Jenius Co.Create. Siapa pun bisa ikut kelasnya dan membangun network dengan pelaku usaha lainnya di Jenius Co.Create,” papar Waasi.
Prediksi dan rencana masa depan Jenius
Waasi memprediksi industri perbankan digital di Indonesia akan memiliki semakin banyak pilihan dan calon nasabah pun akan mencari perbankan digital yang sesuai dengan preferensi masing-masing.
Untuk mempersiapkan hal ini, Waasi menyebutkan ada dua hal yang jadi rencana Jenius ke depannya. “Fokus jangka panjang Jenius akan dikerahkan dengan menghadirkan solusi life finance yang terus relevan dan lengkap sehingga masyarakat bisa mengelola seluruh kebutuhan hidup dan finansial melalui Jenius serta terus berkolaborasi dengan lebih banyak like-minded partners dari beragam industri dan juga secara internasional,” tutup Waasi.
Strategi dari Jenius sebagai pionir bank digital ini turut menjadi pertimbangan para pemain lain di luar sana. Terbukti dengan layanan mereka yang masuk dalam jajaran Forbes World’s Best Bank 2022 beberapa waktu lalu.