Tantangan Coworking Space Peroleh Profit dan Kontribusi Ke Ekosistem Startup
Menyimak visi dan misi, harapan, dan kesulitan coworking space di Jakarta mengelola bisnis
Saat ini kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung hingga Bali mulai kebanjiran tempat bekerja dengan fasilitas lengkap atau yang lebih dikenal dengan coworking space. Makin menjamurnya startup lokal dan semakin banyaknya perusahaan teknologi asing yang datang ke Indonesia untuk membuka bisnis menjadikan coworking space tempat yang ideal untuk bekerja. Makin banyaknya coworking space yang hadir menjadi tantangan tersendiri bagi pemilik coworking space untuk membangun awareness, menciptakan komunitas, hingga mendapatkan profit.
Tak hanya di Indonesia, secara global masih belum banyak keuntungan yang bisa didapatkan coworking space. Harus diakui tidak mudah bagi coworking space untuk bertahan, relevan, dan menghasilkan profit. Tutupnya coworking space pertama di Jakarta, Comma, adalah salah satu contoh nyatanya.
Membangun komunitas dan menghasilkan startup yang berkualitas menjadi cenderung tujuan utama bisnis coworking space. Meskipun masih sedikit mendulang keuntungan, tidak dapat dipungkiri kehadiran coworking space saat ini, sangat membantu entrepreneur dan calon pemilik startup menjalankan bisnis dengan fleksibel, bermanfaat, dan biaya kantor yang terjangkau.
Membangun komunitas dan memperluas networking
Menurut CEO dan Co-founder Rework Vanessa Hendriadi Li, fokus utama Rework, yang telah memiliki dua coworking space di Jakarta, adalah masih berusaha memberikan keuntungan lebih kepada anggota, partner, dan komunitas. Untuk bisa mengembangkan bisnis yang ada, Vanessa dan tim senantiasa untuk terus menjadi pendengar yang baik dan kerap memastikan tidak mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak berguna.
“Saat ini coworking space yang saya kelola masih terbilang baru usianya, saya dan tim masih terus belajar. Terkadang selama beberapa bulan kami mendapatkan profit, bulan selanjutnya bisa jadi kami tidak mendapatkan profit sama sekali. Hal tersebut masih belum menjadi fokus utama kami karena saat ini kami masih berusaha untuk berkembang,” kata Vanessa.
Saat ini Rework dengan dua cabang yang ada telah memiliki sekitar 500 anggota berbayar dan 30 partner dalam waktu kurang lebih satu tahun menjalankan bisnis. Selanjutnya Vanessa dan tim berusaha untuk meningkatkan produk dan layanan agar bisa membangun pondasi yang kuat dan terus tumbuh.
Menelurkan startup baru berkualitas
Senada dengan Rework, H-Cube, yang secara khusus menyasar startup yang berkutat layanan kesehatan, saat ini fokus menambah jumlah komunitas yang ada sekaligus membantu startup untuk berhasil meluncurkan produknya.
“Saat ini sudah 5 startup [yang bergabung dengan H-Cube], baik yang sudah launching maupun akan launching. Fokus H-Cube adalah membantu dan menggandeng startup yang telah bergabung dan mengenalkan mereka ke pihak-pihak yang berpotensi untuk memajukan perusahaan. Hal itu sudah dilakukan oleh H-Cube dan akan terus dilakukan,” kata Community Manager H-Cube coworking space Herman Sutiono.
Herman menambahkan saat ini H-Cube telah mendapatkan sedikit profit. Meskipun demikian profit bukanlah sasaran utama H-Cube, melainkan kolaborasi yang memunculkan peluang baru, baik melalui program-program maupun networking.
“Strategi H-Cube saat ini adalah mendukung dan bergerak mewujudkan startup yang dapat mengembangkan bisnisnya khususnya sektor healthcare, lifestyle, life science sesuai misi H-Cube sejak awal. Tentu hal ini dilakukan dengan berkolaborasi dengan pihak-pihak berkompeten, seperti investor, dan juga mengenalkan coworking space ke teman-teman yang belum mengenal budaya kerja baru saat ini,” kata Herman.