Tentang JD.id, Gudang Baru, dan Inovasi Selanjutnya
Akan membangun dua gudang dan menambah kategori untuk memantapkan posisi di Indonesia
Persaingan industri e-commerce di Indonesia semakin ketat. Dengan menawarkan potensi yang cukup menggiurkan pertumbuhan e-commerce di Indonesia terbilang cukup tinggi. Hal ini memaksa para pemainnya untuk terus melakukan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bisnis mereka masih dibutuhkan dan sesuai dengan keinginan pasar. Salah satu layanan e-commerce yang masih terus berusaha “menaklukan” pasar Indonesia adalah JD.id (JD). Tahun ini JD tengah melakukan beberapa inovasi, salah satunya adalah dengan membangun sejumlah gudang dan menambah beberapa kategori yang akan dijualnya.
JD mulai masuk ke pasar Indonesia sejak November tahun lalu. Pertumbuhan bisnisnya terbilang cukup signifikan. Disampaikan Head of Corp. Communications & Public Affairs Teddy Arifianto, sejak saat itu layanan JD semakin meluas, salah satu tandanya dengan mulai ditambahnya personel untuk customer service, jasa pengiriman yang sudah menjangkau seluruh kota besar di Indonesia dengan armada JX (anak perusahaan JD yang menangani aspek pengiriman dan logistik), dan layanan purna jual yang dimulai sejak pertengahan tahun ini untuk barang elektronik dan smartphone.
“Pertumbuhan per bulan kami rata-rata mencapai 30% berkat kegiatan-kegiatan promo dan festival yang dilakukan di web maupun aplikasi mobile kami. Jumlah kategori barang pun bertambah sekarang ini 12 kategori dengan sub-sub kategori menarik misalnya household, tiket konser, dan bekerja sama dengan Reebonz untuk kategori barang upscale terutama untuk tas, dompet, dan sepatu,” terang Teddy.
Sementara itu perluasan layanan JD juga bisa dilihat dari geliat bisnis JD yang mulai membangun sebuah gedung atau warehouse yang berada di kota Surabaya, gudang ini diharapkan bisa selesai pada akhir tahun ini atau awal tahun 2017. Selain itu JD juga berencana menambah sebuah gudang lagi di kawasan barat Indonesia untuk mendukung ekspansi dan pertumbuhan bisnis JD di Indonesia.
Kepada Dailysocial Teddy bercerita bahwa pembangunan gudang ini merupakan bagian penting dari rencana strategis JD karena model bisnis yang dianut JD merupakan B2C (Business to Consumer), yang berarti JD sendirilah yang mengadakan stok barang yang nantinya akan dijual di layanan mereka. Dengan pertambahan gudang ini juga diharapkan untuk mendukung kegiatan operasional seperti memperpendek rantai distribusi ke tangan pelanggan agar JD bisa memberikan harga terbaik bagi para pelanggannya.
“Di Tiongkok, induk perusahaan kami yaitu JD.com memiliki lebih dari 200 gudang di sejumlah kota sebagai titik distribusi barang ke konsumen. Ini menyebabkan waktu pengiriman barang menjadi lebih pendek namun tetap cost-efficient. Dan ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memberikan layanan dan pengalaman belanja online terbaik, bukan hanya sekedar diskon dan promo,” terang Teddy.
Mulai menambah kategori-kategori selain elektronik
Di awal kemunculannya JD mengenalkan diri sebagai e-commerce yang khusus menghadirkan barang elektronik. Lambat laun, sejalan dengan pertumbuhan bisnisnya akhirnya JD mulai menambah sejumlah kategori lain. Hal ini diakui Teddy menjadi salah satu bagian dari “entry strategy”.
“Mengapa elektronik? Karena dari awal kami menyadari e-commerce adalah industri yang berlandaskan pada kepercayaan (trust), dan konsumen akan lebih mudah mengubah kebiasaan belanja secara offline ke online untuk kategori barang elektronik karena pengalaman berbelanja dengan langsung ke toko dan membeli secara daring tidak banyak berbeda, karena barangnya pun sudah pasti sama dan memiliki standar yang sama. Tinggal harga dan kelengkapan katalog dan pilihan jenisnya menjadi kunci berikutnya untuk meraih hati konsumen,” papar Teddy.
Lebih lanjut Teddy setelah pengalaman yang baik dan kepercayaan pelanggan di kategori elektronik diharapkan mampu menular atau menjadi dasar bagi para konsumen untuk melakukan pembelian kembali untuk barang-barang jenis lain. Kepercayaan konsumen adalah hal yang coba dibangun oleh JD dalam tahun-tahun awal kemunculannya. Bahkan Teddy menjelaskan bahwa JD menargetkan menambah beberapa kategori lain dalam beberapa satu atau dua tahun ke depan.
“Bicara soal target, dalam 1-2 tahun ke depan kami masih memperluas layanan cakupan, menambah kategori dan memperbaiki layanan-layanan yang sudah ada. Ketiga hal ini menjadi dasar yang penting karena kami bukan sekedar jual barang diskon setiap hari, tapi kami bangun industri dan infrastruktur e-commerce di Indonesia dari hulu ke hilir,” jelas Teddy.
Inovasi JD selanjutnya
Diakui Teddy, Indonesia merupakan pasar yang unik dan menyimpan potensi yang luar biasa. Namun dalam kenyataannya masih perlu dibangun dan diedukasi untuk konsumen dan industrinya sehingga tidak bisa hanya terus mengandalkan diskon untuk menarik pelanggan. Teddy menjelaskan JD mengemban misi “Make the JOY Happen” yang memiliki arti bisa membuat konsumen maupun mitra usaha bisa senang bekerja sama dengan JD, termasuk juga karyawan yang berada di JD.
Mengenai strategi, Teddy menjelaskan:
“Jadi kalau ditanya strategi, mungkin hampir sama: buatlah semua karyawan JD.ID senang, mereka bisa kerja lebih kreatif, semangat, tidak pernah puas diri, selalu inovasi, terus belajar mengenai pangsa pasar, konsisten memberikan edukasi kepada target konsumen, menghadirkan barang yang unik, menarik dengan harga yang kompetitif, melalukan strategi promosi berkelanjutan secara tepat guna dan disesuaikan dengan masyarakat Indonesia, dan jangan lupa untuk selalu melakukan benchmark terhadap perkembangan industri ini biar tetap relevan dan memiliki daya tarik kompetitif di mata konsumen dan para pemangku kepentingan.”
Untuk target tahun ini, JD memasang target bisa menambah sekitar 20 kategori produk, memperluas jaringan distribusi dan mendapatkan pertumbuhan lebih dari 50% sejak awal berdirinya. JD juga juga akan terus berusaha mendapatkan banyak pelanggan, sampai saat ini dari data internal JD tercatat sudah ada 3 juta pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia.