Terapkan Konsep D2C, Dropezy Kembangkan Layanan “Mobil Toko”
Layanan tersebut diperuntukkan untuk menjangkau segmen konsumen yang sudah terbiasa belanja offline di pasar
Startup online grocery Dropezy mengembangkan layanan “Mobil Toko (MoTo)” berkonsep direct-to-consumer (D2C). Layanan tersebut diperuntukkan untuk menjangkau segmen konsumen yang sudah terbiasa belanja offline di pasar, yang belum tersentuh teknologi agar lebih familiar dengan layanan online grocery.
MoTo adalah bentuk lokalisasi dari pedagang sayur yang berdagang dengan gerobaknya setiap hari berkeliling di sekitar area perumahan warga. Dengan berbagai peningkatan kemampuan, Dropezy dilengkapi dengan kendaraan mini truk, yang disertai fitur pembayaran digital dari pemain e-money, perbankan, juga pembayaran tunai.
Kepada DailySocial, Co-Founder & COO Dropezy Nitesh Chellaram menyampaikan inisasi MoTo dilatarbelakangi oleh kondisi pembatasan sosial di tengah pandemi yang membuat masyarakat tidak memiliki akses ke supermarket atau pasar basah. Segmen ini umumnya didominasi oleh pelanggan yang belum terlalu paham teknologi dan mungkin belum pernah belanja online.
“Saat itulah kami benar-benar memutuskan untuk mendekatkan nuansa pasar dengan mereka melalui MoTo. Pelanggan dapat membeli sayuran dengan jumlah kecil, tanpa khawatir tentang kelebihan stok, boros, atau khawatir dengan biaya pengirimannya lagi,” terang Nitesh.
Konsep yang terlokalisasi ini juga sesuai dengan kebiasaan orang Indonesia saat berbelanja di pedagang sayur langganannya, yakni langsung memegang dan memilih barang dengan jumlah yang diinginkan. Pelanggan pun tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga yang standar tanpa harus ke pasar.
Dia optimis, solusi MoTo yang terlokalisasi ini dapat menjadi pintu gerbang bagi Dropezy memperkenalkan layanan online grocery secara lebih luas. “Bagi pelanggan yang menginginkan akses ke lebih dari 1.000 SKU yang kami sediakan secara online, staf kami yang ramah juga akan membantu pelanggan untuk mengunduh aplikasi di ponsel mereka dan melatih mereka untuk memesan secara online.”
Menurutnya, tidak ada perbedaan signifikan pengalaman berbelanja di pedagang sayur dengan MoTo. Pelanggan cukup mendatangi lokasi MoTo terdekat untuk berbelanja, tidak perlu mengunduh aplikasi apa pun. Hanya saja, kini disematkan opsi pembayaran digital dengan saldo e-money, transfer bank, juga uang tunai. “Sesederhana berbelanja di minimarket terdekat atau pasar tradisional.”
Berdayakan pedagang sayur lokal
Nitesh mengakui digitalisasi UMKM adalah suatu keniscayaan pada era saat ini. Oleh karenanya, ia tidak ingin menciptakan kompetisi antara pedagang sayur yang ada saat ini, melainkan menggandeng mereka sebagai mitra di MoTo. Selama ini, mereka sebagai vendor memiliki rangkaian produk yang berbeda dan harga yang bervariasi. Dari sisi pelanggan, tidak ada jaminan kualitas dan kapan mereka lewat depan rumah.
“Anda akan beruntung jika melihat mereka berjualan di lingkungan Anda, jika tidak, Anda harus menunggu sampai hari berikutnya. Beberapa vendor bahkan akan membawa produk yang tidak lagi segar karena mereka tidak memiliki cukup uang untuk beli stok baru. Kami bukan ingin bersaing dengan mereka, kami justru memberi kesempatan untuk bergabung dengan kami.”
Saat ini ada mitra yang sebelumnya pedagang sayur telah bergabung di MoTo. Adapun, sementara ini MoTo baru tersedia satu unit di Jakarta Timur. “Bekerja dengan kami, memberi mereka pendapatan tetap bulanan dan tidak perlu khawatir menggunakan uang mereka sendiri untuk mengisi ulang stok. Mereka hanya cukup fokus pada apa yang selama ini mereka lakukan, yaitu menjual.”
Rencana berikutnya
Nitesh menuturkan pihaknya akan memperluas jangkauan unit MoTo ke lebih banyak lokasi, seperti area apartemen dan perumahan agar pelanggan dapat memperoleh akses belanja sehari-hari lebih cepat. Kendati begitu, bisnis online grocery Dropezy masih tetap akan menjadi penopang bisnis utama perusahaan.
“Seluruh ide ini adalah secara perlahan pengguna offline [dari MoTo] menjadi pengguna online sehingga mereka bisa mendapatkan akses ke berbagai macam barang dan memanfaatkan promosi harian kami yang sedang berlangsung. Kami membantu pengguna offline dengan unduhan aplikasi, sehingga mereka dapat mengumpulkan poin setiap kali mereka membeli item dan menebusnya untuk pembelian di masa mendatang.”
Terkait perkembangan bisnisnya, meski tidak dijelaskan secara rinci, Nitesh mengaku pertumbuhan Dropezy secara konstan secara bulanannya. Tren tersebut masih dipengaruhi oleh pembatasan sosial selama pandemi yang mengubah perilaku pelanggan saat berbelanja online dan berdampak pada lonjakan transaksi.
More Coverage:
Ia melihat, pelanggan yang awalnya tidak pernah membeli buah dan sayuran secara online, sekarang memesan seluruh kebutuhan sehari-hari mereka dengan nyaman dari rumah mereka dalam hitungan detik. “Pelanggan menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang yang mereka cintai dan mengandalkan cara lain untuk membuat hidup mereka lebih mudah dan tidak rumit. Dropezy hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak lainnya,” pungkasnya.
Kesempatan layanan online grocery memang masih begitu besar peluangnya di Indonesia. Laporan dari Statista menyampaikan, pada tahun lalu pangsa pasar online grocery di negara ini baru mencapai 0,3%, diprediksi akan meningkat 20 basis poin menjadi 0,5% pada 2022 mendatang. Pandemi yang melanda tanah air disebut-sebut sebagai salah satu faktor utama yang memicu peningkatan popularitas layanan online grocery di kalangan konsumen.
Menurut data, dampak lebih lanjut dari pandemi selain mengubah perilaku pembelian online konsumen, adalah perubahan pola pikir konsumen dalam berbelanja. “Karena khawatir akan dampak ekonomi dari pandemi, banyak konsumen Indonesia menjadi lebih sadar anggaran. Selain itu, prioritas pembelian kebutuhan pokok dan kesehatan di kalangan konsumen juga terlihat selama pandemi,” tulis laporan tersebut.