Tumbasin Coba Hubungkan Pedagang Tradisional dan Pembeli Melalui Aplikasi
Berbasis di Semarang, masih mencoba meningkatkan basis pengguna
Banyak jalan untuk merintis bisnis startup digital. Untuk startup asal Semarang, Tumbasin, mereka berawal dari program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Tumbasin yang merupakan sebuah aplikasi yang bisa menghubungkan pengguna dan pedagang tradisional dirancang untuk memberikan kemudahan bagi ibu-ibu muda untuk berbelanja di pasar tradisional. Tentu kemudahan yang ditawarkan menggunakan pendekatan teknologi, yaitu sebuah aplikasi mobile.
Dari informasi yang diterima DailySocial, Tumbasin resmi beroperasi pada awal bulan ini, April 2017. Meski demikian menurut data internal pihak Tumbasin per hari ini (25/4) telah berhasil mendapatkan 339 pengguna dan berhasil melayani 120 transaksi yang sudah terjadi.
“Untuk saat ini komuditas yang paling tinggi ada di bawang merah, bawang putih, daging ayam, dan sayur mayur,” terang Fuad Habsi, salah satu anggota tim Tumbasin.
Konsep yang diusung Tumbasin adalah dengan membantu menghubungkan pedagang pasar tradisional menjualkan barang dagangan mereka kepada pengguna yang terdaftar dalam aplikasi Tumbasin. Selanjutnya kurir, yang juga menjadi bagian bisnis Tumbasin, akan mengantarkan barang ke pembeli secara langsung. Saat ini Tumbasin masih mencoba menjalin kerja sama dengan banyak pedagang di Semarang untuk mendongkrak transaksi di layanan Tumbasin.
“Kami yakin akan diterima di Semarang, karena memang kebutuhan akan pelayanan tersebut sangat dibutuhkan oleh para ibu-ibu muda dan wanita karier. Terbukti sejak aplikasi kami di-launch masyarakat kota Semarang sudah mulai merasakan kemudahan yang kami berikan,” terang Fuad optimis.
Persaingan dan tantangan di tahap awal
Karena konsepnya yang lebih ke arah pedagang tradisional, Fuad optimis Tumbasin masih memiliki beberapa keunggulan. Salah satunya harga yang relatif lebih murah dan tentu saja membantu pedagang di pasar.
Apa yang disajikan Tumbasin sebenarnya tak jauh beda dengan apa yang dilakukan Groceria. Sebuah layanan yang memudahkan proses jual beli kebutuhan sehari-hari. Hanya saja Groceria beroperasi di Surabaya sedangkan Tumbasin di Semarang.
Tantangan selanjutnya adalah penggunaan teknologi untuk pedagang tradisional. Hal ini diakui Fuad masih menjadi salah satu proses awal yang tengah diupayakan. Untuk mengakselerasi hal tersebut, Fuad menjelaskan pihaknya telah menempatkan shopper khusus untuk membelanjakan barang dagangan di tiap-tiap pasar tradisional.
“Proses pemahaman teknologi ke pedagang pasar perlu memang perlu proses. untuk di awal ini kita menyiasati dengan memberikan shopper khusus di tiap-tiap pasar tradisional untuk membelanjakan barang dagangan yang dijual pedagang pasar. Dengan adanya staf khusus yang berlangganan maka lambat laun kami mampu melakukan pendekatan untuk sosialisasi untuk penggunaan teknologi dalam bermitra dengan Tumbasin,” lanjut Fuad.
Di tahun pertamanya ini, Fuad mengaku pihaknya masih mencoba mendapatkan lebih banyak pengguna. Sambil terus berusaha menjajaki kemungkinan mengembangkan bisnis ini untuk seluruh wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.