XL Axiata Pasang "Rambu Kuning" untuk Bisnis Digital
Kemungkinan Elevenia dan XL IoT tetap dipertahankan
Bisnis digital yang kini sudah dijalani selama beberapa tahun oleh tiga perusahaan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, kini mulai menunjukkan pertanda nafas yang mulai terengah-engah.
Bila Indosat Ooredoo sudah terang-terangan berhenti di lampu merah, Telkomsel justru tunjukkan posisi ada di lampu hijau. Misalnya, berencana ingin menyuntikkan tambahan modal untuk Blanja sebesar Rp500 miliar. XL Axiata, di sisi lain, menunjukkan posisi di lampu kuning.
Saat ini, XL Axiata (XL) tengah melakukan peninjauan ulang untuk seluruh bisnis digital yang sudah digeluti perseroan sejak pertama kali terjun pada 2013 silam. Nantinya akan ada beberapa produk yang dipertahankan atau dihentikan.
Layanan digital XL mencakup tujuh segmen, yaitu digital entertainment (Yonder dan Tribe), business innovation, digital payment (XL Tunai), mobile advertising (m-Ads), komputasi awan (XCloud), internet of things (XL IoT), dan bisnis e-commerce (Elevenia).
"Waktu awal kami masuk [bisnis digital] di 2013, kami placing bets dengan banyak bermain di semua segmen digital. Sekarang kami lagi scanning mana yang mau ditransfer, mana yang matikan," ujar Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini, Jumat pekan lalu.
Sejauh ini, Dian enggan membeberkan lebih detil sampai kapan perseroan menuntaskan proses peninjauan dilakukan dan segmen produk mana saja yang berpotensi akan dihentikan atau dilanjutkan.
Hanya saja ada kemungkinan XL akan mempertahankan Elevenia. Pasalnya, Dian mengklaim pertumbuhan bisnis Elevenia tiap tahunnya tercatat lebih dari 50%. Saat ini kondisi Elevenia masih merugi dan belum memberikan dampak yang signifikan bagi perseroan.
Untuk mendukung bisnis Elevenia agar lebih pesat, pihaknya sedang mencari investor baru untuk menyuntikkan dana segar. Ditargetkan pada Agustus 2017 mendatang proses tersebut selesai dilakukan. Informasi detil mengenai aksi korporasi tersebut masih belum dibeberkan Dian.
"Elevenia sekarang lagi proses fundraising, sudah berjalan sekitar tiga bulan lalu. Animonya [calon investor] bagus-bagus, sekarang lagi pilih-pilih. Apakah kami akan lepas? Jawabannya belum ditentukan, masih dalam analisa. Sebab Elevenia itu bagus dari sisi transaksi dan unique visitor-nya."
Selain Elevenia, Dian bilang kemungkinan besar bisnis digital XL yang akan dipertahankan adalah internet of things (IoT).
Sementara untuk layanan uang elektronik XL Tunai, pihaknya masih menimbang-nimbang apakah bakal mengikuti jejak Dompetku atau tidak. Menurut Dian, penggunaan XL Tunai berdampak pada peningkatan loyalitas pengguna XL karena nomor ponselnya yang dapat dipakai untuk transaksi online.
"Sementara kalau spin off, lisensi e-money itu kan tidak bisa dipindahtangankan. Untuk pengembangan payment ke depannya, kami yakin payment di masa depan ada di smartphone. Tapi masalahnya, e-money itu adalah salah satu sumber dana uang, sedangkan payment sumber dananya bisa dari mana saja. Kami sedang pertimbangkan hal itu."
Butuh sokongan dana besar
Senada dengan pernyataan CEO Indosat Alexander Rusli sebelumnya, Dian mengungkapkan, bisnis digital memiliki metrik yang berbeda dengan bisnis operator telekomunikasi. Pada tahun pertama beroperasi, bisa dipastikan belum menciptakan pendapatan. Penilaian ukuran kinerjanya pun berbeda, biasanya dilihat dari transaksi, jumlah visitor, pengguna aktif, dan lainnya.
"Sehingga untuk bisnis digital bila ingin menumbuhkan transaksi yang besar maka dibutuhkan suntikan modal yang makin besar pula."
Sebagai gambaran dalam rangka mendukung bisnis Elevenia, XL sudah dua kali menyuntikkan modal ke Elevenia sejak pertama kali berdiri di 2013. Secara total, kucuran dana yang diberikan XL Axiata ke anak perusahaan e-commerce-nya ini mencapai $68,3 juta (lebih dari 900 miliar Rupiah).