Akamai: Kecepatan Internet Rata-Rata Indonesia Kini 6,4 Mbps
Meskipun demikian 64% pengguna masih memiliki konektivitas setara atau di bawah 4 Mbps
Secara periodik dalam jangkauan kuartal (3 bulanan), lembaga riset Akamai mengadakan survei di seluruh dunia terhadap konektivitas internet dan beberapa komponen pendukung lain dalam kaitannya dengan penggunaan oleh konsumen. Pada laporan kali ini Indonesia masuk dalam beberapa highlight pembahasan, salah satunya terkait dengan sebaran kecepatan konektivitas broadband.
Dalam laporan tersebut disampaikan sebanyak 64% dari total pengguna di Indonesia masih menikmati kecepatan setara atau di bawah 4 Mbps. Berikutnya penikmat konektivitas di atas 10 Mbps hanya 12% dari total pengguna dan di atas 15 Mbps hanya ada 3,1%.
Jika mengambil data rerata kecepatan konektivitas, per kuartal ketiga ini Indonesia berada di urutan ke-63 secara global dengan kecepatan rata-rata 6,4 Mbps atau naik 115% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Korea Selatan, Hong Kong, dan Singapura berada di tempat teratas untuk negara-negara Asia.
Terkait jumlah aktivasi konektivitas baru, di kuartal ketiga (Q3) tahun 2016, Akamai mencatat adanya kenaikan 0,7% secara global yakni mencapai 806 juta, mengalami kenaikan 6 juta pengguna dibanding dengan laporan kuartal kedua tahun ini. Indonesia masih menyumbang angka aktivasi yang minim, yakni hanya di kisaran 3 juta aktivasi.
Khusus untuk konektivitas mobile, secara global trafik bertumbuh sebesar 11% dengan rata-rata kecepatan tertinggi mencapai 23,7 Mbps dan terendah di kisaran 2,2 Mbps.
Hasil laporan di atas sejalan dengan apa yang tercatat dalam hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Oktober lalu pihaknya mengumumkan bahwa kini lebih dari separuh warga Indonesia telah menggunakan internet, atau totalnya mencapai 132,7 juta orang dari populasi sebesar 256,2 juta orang. Terkait persebarannya, sebanyak pulau Jawa (65%), Sumatera (15,7%), Sulawesi (6,3%), Kalimantan (5,8%), Bali dan Nusa Tenggara (4,7%), terakhir Maluku dan Papua (2,5%).
Sign up for our
newsletter