BCA Digital Gandeng Blibli sebagai Mitra Ekslusif Aplikasi "blu"
Pada tahap awal memungkinkan pengguna Blibli melakukan pembukaan rekening blu, pembayaran e-commerce, hingga bertransaksi lewat in-app payment
Setelah aplikasinya meluncur pada akhir Juni lalu, PT Bank Digital BCA (BCA Digital) kini resmi mengumumkan Blibli sebagai partner eksklusif "blu" yang pertama untuk memperkuat ekosistem digitalnya. Melalui kolaborasi ini, Blibli diklaim sebagai sebagai platform e-commerce pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan aplikasi bank digital.
Dalam konferensi pers yang digelar virtual, CEO Bank Digital Lanny Budiati mengatakan, inovasi perbankan digital terus berkembang dan tidak lagi terbatas pada layanan finansial saja. Semakin ke sini, penggunaan perbankan digital semakin erat dalam kehidupan sehari-hari, seperti pembayaran transaksi e-commerce, investasi, dan pengelolaan keuangan.
"Kemitraan eksklusif BCA Digital dan Blibli dilakukan untuk memperluas skala ekosistem digital yang berkelanjutan. Keduanya juga punya kesamaan misi, yaitu memprioritas kepuasan pelanggan dan melayani segmen digital savvy," ungkap Lanny.
Sementara, Co-founder dan CEO Blibli Kusumo Martanto meyakini bahwa pengembangan ekosistem digital di Indonesia dapat mencapai potensi optimalnya melalui kolaborasi. "Maka itu, kami terus berkomitmen untuk berinovasi dan menyesuaikan strategi dengan pasar yang terus berubah dengan menjawab tantangan dan pengalaman selama satu dekade ini," tambahnya.
Pada tahap awal, integrasi kedua platform memungkinkan pengguna Blibli untuk melakukan pembukaan rekening blu secara langsung, melakukan pembayaran e-commerce, hingga bertransaksi melalui fitur in-app payment atau fitur QRIS.
Adapun, blu menggandeng PT Dwi Cermati Indonesia (Cermati) sebagai mitra integrator untuk mensinergikan plaform blu ke Blibli. Cermati juga akan memiliki peran penting terhadap pengembangan produk blu di masa depan.
Saat ini, blu punya tiga fitur unggulan yang dapat memberikan kebebasan mengatur keuangan, yaitu bluSaving, bluDeposit, dan bluGether. Berdasarkan data perusahaan, sebanyak 26,2% pengguna mengalokasikan budget di bluSaving untuk belanja. Kemudian, disusul oleh 20,9% alokasi tabungan untuk berlibur, 18,5% untuk dana pensiun, 17,2% untuk membeli rumah, dan 17% untuk kado. Tahun ini, BCA Digital membidik ratusan ribu pengguna blu.
Sampai saat ini, e-commerce masih menjadi motor penggerak terbesar ekonomi digital di Indonesia. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain & Company di 2020, e-commerce menyumbang pertumbuhan tertinggi sebesar 54% atau menjadi $32 miliar dari sebelumnya $21 miliar di 2019.
Sinergi bank digital dan e-commerce
Kolaborasi ini sebetulnya tidak mengherankan mengingat induk blu (BCA Group) dan Blibli merupakan anak usaha dari perusahaan konglomerasi Djarum Group. Dengan kemitraan eksklusif ini, BCA Digital dan Blibli dapat mengeksplorasi model sinergi lebih jauh untuk dapat dikembangkan bersama.
Induk BCA Digital memiliki basis pengguna, jaringan ATM, dan jaringan merchant yang kuat. Sementara Blibli kini bermain di segmen B2C, B2B, dan B2B2C. Platform yang berdiri di 2010 ini juga mengoperasikan Blibli Express Service (BES) yang sudah bekerja sama dengan 27 mitra logistik, 20 gudang barang, dan 32 hub di kota-kota besar Indonesia.
Sejak beberapa tahun terakhir perbankan memang mulai memanfaatkan platform digital, baik itu e-commerce, ride hailing, atau fintech sebagai front-end channel untuk mengakuisisi nasabah baru. Namun, untuk mengoptimalkan kolaborasi dan sinergi, sejumlah platform digital mulai masuk sebagai pemegang saham di bank digital.
Beberapa di antaranya adalah Gojek ke Bank Jago, Akulaku ke Bank Neo Commerce, dan Sea Group (induk Shopee) ke Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE). Pada kasus Bank Jago, sinerginya dengan Gojek akan semakin luas mengingat platform ini telah resmi merger dengan Tokopedia menjadi GoTo. Tokopedia merupakan salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia.
Perubahan paradigma
Didukung arus modal yang besar, tren perusahaan digital yang masuk ke ekosistem perbankan terus bertambah -- baik secara global maupun nasional. Maka hal yang layak menjadi perhatian adalah bagaimana "keterlibatan digital" merasuk menjadi DNA dari layanan perbankan itu sendiri.
Dalam sebuah survei ditemukan fakta bahwa ada kecenderungan konsumen untuk memperluas penggunaan sistem perbankan di varian layanan yang lebih luas.
More Coverage:
Di Indonesia sendiri tren tersebut mulai diterjemahkan dengan baik oleh masing-masing, baik dari sisi perbankan [yang sebelumnya tradisional] maupun platform digital. Contohnya dalam realisasi kerja sama peluncuran kartu kredit khusus Traveloka bagi nasabah Bank Mandiri dan BRI. Model layanan berbasis Banking as a Services akan memiliki peran penting dalam proses integrasi.
Skenarionya tentu akan lebih intensif saat bank [terlebih digital] memiliki hubungan spesial dengan platform digital tertentu.
Di lain sisi, pandemi banyak mengubah tentang pengalaman yang diharapkan dari nasabah perbankan. Selain meminta penyedia layanan mempertimbangkan digitalisasi menyeluruh, responden mengharapkan ada pengalaman yang lebih personal dan menyeluruh.
Sign up for our
newsletter