Merek Kosmetik Vegan asal Indonesia ESQA Raih Pendanaan Seri A Senilai 94 Miliar Rupiah
Putaran ini dipimpin Unilever Ventures dengan partisipasi East Ventures
Pasar produk kecantikan di Indonesia masih terus bertumbuh. Terlebih dengan semakin banyak bermunculan produk-produk lokal yang berlomba menarik hati masyarakat. Salah satunya adalah ESQA, merek kosmetik vegan pertama di Indonesia, yang baru saja meraih pendanaan Seri A senilai $6 juta atau lebih dari 94,3 miliar Rupiah yang dipimpin Unilever Ventures.
Investor kenamaan East Ventures (EV) turut berpartisipasi dalam putaran ini. Sebelum ESQA, EV sudah pernah terlibat dalam pendanaan startup di industri kecantikan, seperti Base, Evo, dan Social Bella (Grup Sociolla).
ESQA didirikan oleh Cindy Angelina sebagai CEO dan Kezia Trihatmanto sebagai CPO untuk mendefinisikan kembali luxury beauty dalam wujud yang lebih praktis dan terjangkau. Dimulai dengan semangat untuk membangun merek kecantikan inovatif berfokus pada bahan-bahan yang aman, ESQA berharap dapat mengembangkan produk terdepan di kancah tata rias internasional.
“Inovasi adalah yang terdepan dalam merek kami. Pendekatan kami adalah untuk berpikir secara global dan bertindak secara regional, oleh karena itu ESQA tangkas dalam melihat tren internasional tetapi melayani kebutuhan kulit Asia dan lokal sesuai dengan fokus kami yang berpusat pada pelanggan, menyediakan produk yang dibutuhkan pelanggan,” ujar Kezia.
Perusahaan yang mengklaim sebagai merek kecantikan 'indie' Indonesia ini memiliki portofolio produk yang beragam dan baru saja merambah kategori perawatan kulit. ESQA ingin memanfaatkan pasar masstige ini melalui produk inklusif yang bertujuan untuk menyederhanakan rutinitas kecantikan wanita modern. Hingga saat ini, ESQA telah meluncurkan total 120 sku yang telah bersertifikat vegan dan halal.
Produk ESQA didistribusikan melalui platform omnichannel dan tersedia secara luas di pasar, e-commerce, dan situs web direct-to-consumer (D2C). Perusahaan juga telah memperluas bisnisnya ke pasar Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Singapura, dan Malaysia. Merek ini juga dijual di peritel luring terkemuka seperti Sociolla, Sephora, Watsons, dan toko kosmetik lokal di 47 kota di seluruh Indonesia. ESQA telah berekspansi ke Vietnam melalui toko Sociolla di Ho Chi Minh, Da Nang, dan Hanoi.
Rencananya, pendanaan yang diterima akan digunakan untuk memperluas distribusi omnichannel dan mendukung strategi ekspansi perusahaan untuk menjangkau kota-kota baru dan ke ranah global. Perusahaan juga akan mengembangkan penawaran produk yang lebih inovatif, membangun bakat, dan memperkuat strategi pemasaran mereka.
Terlepas dari situasi pandemi, pihaknya mengaku telah mencatat profitabilitas dan pertumbuhan yang signifikan. Menyusul kesuksesan tersebut, investasi yang diterima ESQA ini sekaligus menandai investasi kecantikan pertama yang dilakukan oleh Unilever Ventures di Asia Tenggara setelah sebelumnya berinvestasi pada produk vitamin Youvit.
Avina Sugiarto selaku Partner East Ventures mengungkapkan, “Terdapat permintaan yang meningkat untuk produk kecantikan yang berkualitas tinggi dengan pendekatan hyperlocal dan harga terjangkau, di mana kami yakin bahwa inovasi dan bahan alami, serta penawaran produk yang beragam akan mendorong ESQA menjadi pemimpin di pasar kecantikan di Asia Tenggara."
Kebangkitan produk kecantikan lokal
Dalam beberapa tahun terakhir, industri kecantikan lokal tumbuh dengan sangat pesat. Di tengah gempuran berbagai brand dan produk internasional, berbagai produk lokal mampu menunjukkan perkembangan yang menjanjikan melalui kualitas, harga yang bersaing serta strategi marketing dan branding yang baik.
Berdasarkan laporan Statista, nilai pendapatan produk perawatan dan kecantikan di Indonesia pada tahun 2020 sudah mencapai Rp100,02 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Hingga tahun 2025, angkanya diproyeksi tumbuh 37,7% menjadi Rp137,77 miliar.
Ada beberapa alasan yang mendorong pertumbuhan ini. Berdasarkan survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC) di pengujung tahun 2020 menunjukkan bahwa 82,3% responden memilih menggunakan produk lokal karena termotivasi oleh kebanggaan terhadap produk dalam negeri dan 60,7% karena harga yang terjangkau.
Selain itu, kenaikan tersebut seiring dengan semakin besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap produk perawatan tubuh dan kecantikan. Bahkan, berbagai varian produk tersebut semakin beragam mengikuti tingginya keinginan pasar. Beberapa pemain di industri ini yang juga sudah meraih pendanaan termasuk Somethinc, Mad for Makeup, dan Alatté Beauty.
Sign up for our
newsletter