1. Startup

Fajrin Rasyid: Berangkat dari Misi Sosial Menjadi Bisnis yang Berkelanjutan

Co-founder dan Presiden Bukalapak berbicara mengenai pengalaman membangun startup dari nol serta segala aspek dalam perjalanan menuju sukses

Artikel ini adalah bagian dari Seri Mastermind DailySocial yang menampilkan para inovator dan pemimpin di industri teknologi Indonesia untuk berbagi cerita dan sudut pandang.

Fajrin Rasyid menjadi salah satu nama yang dikenal di industri startup. Dia adalah Presiden dari platform e-commerce terkemuka di Indonesia. Selain itu, ia juga merupakan lulusan ilmu teknologi dari universitas lokal terkemuka, Institut Teknologi Bandung. Suatu hari, ia memutuskan untuk membantu dua temannya dari almamater yang sama untuk menciptakan sesuatu yang berdampak bagi orang-orang dengan menggunakan kemampuan teknologi mereka.

Sebelum berkutat dengan Bukalapak, Fajrin telah berpengalaman bekerja di BCG (Boston Consulting Group), sebuah perusahaan konsultan bergengsi, sebelum ia berangkat dan fokus pada bisnis. Sejak dulu, ia memiliki hasrat untuk berkontribusi lebih banyak bagi orang lain, terutama UKM di seluruh negeri ini, dan ia membawa semangat itu ke Bukalapak untuk menciptakan lebih banyak dampak di masyarakat

Sebelumnya, ia memimpin tim finansial perusahaan, kemudian naik ke kursi Presiden pada tahun 2018. Selama masa pemerintahannya, Bukalapak telah berkembang dari produk inisiatif dampak sosial menjadi bisnis yang lebih berkelanjutan yang memberdayakan lebih dari 5 juta pedagang online dengan 70 juta pengguna di seluruh penjuru Indonesia. Bukalapak menjadi salah satu dari 6 unicorn Indonesia dengan valuasi $2,5 miliar sebagaimana tertulis dalam Startup Report DailySocial 2019.

Daftar startup Unicorn di Indonesia / DailySocial

Untuk cerita yang lebih mendalam dari pemimpin unicorn, mari kita lihat kutipan wawancara dengan tim DailySocial di bawah ini

Memasuki dekade kedua di industri digital, bagaimana Anda menggambarkan perjalanan karir selama ini?

Saya hanyalah seorang pelajar dari kota yang tidak terlalu besar dan keluarga sederhana di Pekalongan. Namun, saya memiliki mimpi yang cukup besar untuk bisa berhasil di industri teknologi. Saya sempat bekerja di sebuah perusahaan konsultan bernama Boston Group Consulting (BCG), tetapi memutuskan untuk pensiun lebih awal untuk membantu dua teman saya yang lain, Zaky [Sragen], dan Nugroho [Karanganyar] untuk mengembangkan bisnis dari awal.

Indonesia selalu menjadi negara yang sangat bergantung pada industri UKM. Sekitar 60% ekonomi berasal dari UKM. Di tahun 2010, kami memulai Bukalapak dengan visi untuk membantu masyarakat, terutama mereka yang memiliki usaha kecil-menengah di seluruh Indonesia.

Ketika kami memulai Bukalapak sebagai produk, kami juga membuka layanan konsultasi TI berbasis proyek bernama Suitmedia. Ketika itu Bukalapak berjalan dengan sangat baik, oleh karena itu, kami fokus mengembangkan platform ini. Selama beberapa waktu, perusahaan menerima beberapa umpan balik positif dan kami mulai menetapkan angka sebagai target. Inisiatif dampak sosial menjadi bisnis yang menjanjikan ketika kami berbicara tentang potensi pasar yang besar.

Pernahkah Anda bermimpi menjadi Presiden sebuah Unicorn? Dari CFO (Chief Financial Officer) menjadi Presiden Bukalapak, apakah Anda menemukan kesulitan untuk beradaptasi?

Saya pernah bekerja di perusahaan konsultan. Pekerjaan saya pada dasarnya berfokus pada persyaratan keuangan dan membantu perusahaan dengan strategi bisnis. Dalam proses membangun Bukalapak, saya merasa telah mengerjakan semua aspek perusahaan mulai dari keuangan, pemasaran hingga aspek legal. Dalam hal peran, saya rasa cukup umum untuk memiliki peran ganda atau berganti sesuai permintaan ketika berada di perusahaan yang mulai matang.

Sebagai salah satu pendiri, dan setelah diangkat sebagai Presiden Bukalapak, saya perlu melihat rangkaian bisnis yang lebih luas. Ada banyak rencana untuk kolaborasi, juga pertemuan dengan perwakilan pemerintah. Hal ini lebih seperti pekerjaan ujung ke ujung, saya harus mempertimbangkan semua aspek bisnis perusahaan.

Saat ini, kita tengah berjuang dengan wabah Covid-19, bagaimana pandangan Anda tentang lanskap bisnis di tengah situasi pandemi di Indonesia?

Ini bukan situasi yang ideal untuk semua orang. Ada banyak pihak yang terpukul dengan kehadiran pandemi ini. Ini perihal semua bisnis dengan berbagai skala, namun sebagian besar yang terdampak adalah UKM. Beberapa kategori produk meningkat karena penjualan, tetapi banyak yang lainnya mengalami penurunan signifikan dalam bisnis. Produk makanan dan kesehatan online adalah bagian dari kategori yang mendapatkan hasil positif dari bencana nasional ini.

Tim Bukalapak

Bukalapak, di sisi lain, ingin berkontribusi lebih banyak agar bisnis-bisnis yang mendapatkan daya tarik dari wabah Covid-19 dapat mempertahankan hasil positif. Selain itu juga membantu mereka yang terkena dampak dan kurang beruntung untuk bertahan hidup di tengah pandemi dengan mencari peluang kolaborasi. Kami sedang berdiskusi dengan pemerintah untuk membuat program untuk membantu industri yang paling terpengaruh, seperti UKM.

Menurut Anda, berapa lama pandemi ini akan berlangsung? Bagaimana pandangan Anda tentang masa depan industri ketika masa pandemi berakhir?

Sejujurnya, saya bukan ahli medis, namun, dari banyak proyeksi yang saya baca, pandemi ini mungkin akan bertahan selama beberapa bulan lagi. Hal ini kembali lagi pada perilaku kita terhadap pandemi. Dibutuhkan komitmen dari semua orang untuk menghentikan pandemi ini agar tidak menyebar lebih cepat dan lebih luas.

Ada beberapa orang yang mengatakan situasinya akan segera kembali seperti sebelum pandemi. Namun, hal ini disebut beberapa orang akan menjadi a new normal atau normal yang baru. Setiap hal yang masyarakat lakukan untuk bertahan dari pandemi, segala macam yang telah dikorbankan tak pelak menciptakan kebiasaan baru, yang dapat mengarah ke normal yang baru.

Dalam hal ini, Bukaplapak merasakan dampak yang sangat minim. Orang-orang beralih dari offline ke online. Namun, sekali lagi,  pandemi ini membawa lebih banyak kerugian daripada keuntungan dan itu akan mempengaruhi situasi ekonomi secara keseluruhan. Tanpa sumber pendapatan tertentu, daya beli masyarakat akan segera berkurang dan itu akan mempengaruhi sektor e-commerce, khususnya Bukalapak.

Nyatanya, ada beberapa startup yang terdampak secara signifikan oleh pandemi ini dan tidak punya pilihan selain menyudahi bisnis operasional atau menghentikan beberapa hubungan kerja. Apa pendapat Anda tentang masalah ini?

Sekali lagi, semua orang terdampak oleh pandemi ini, baik positif maupun negatif. Hal ini tergantung pada bagaimana kita bereaksi terhadap situasi ini. Namun, pasti selalu ada hikmah, pelajaran yang didapat, peluang yang tersedia. Orang-orang harus dapat melihat jalan keluar dari situasi yang pelik ini dan menghasilkan ide-ide untuk dikembangkan lebih lanjut.

Sebagai informasi, banyak startup yang sukses saat ini didirikan pada masa krisis 2008/2009. Hal ini bisa menjadi momentum, bagaimana krisis dapat mendorong orang untuk menciptakan sesuatu yang berdampak. Semoga ketika situasi berangsur-angsur pulih, peluang besar sudah menanti. Terkadang, masalah menciptakan peluang untuk solusi.

Lebih dari sepuluh tahun menjalani industri ini, mengerjakan semua aspek dalam membangun startup hingga menjadi Presiden sebuah unicorn. Apa pelajaran paling berkesan yang Anda dapat?

Industri startup ini akan memberikan dampak besar [terutama ketika Anda berhasil]. Bukalapak sekarang telah mengelola lebih dari 5 juta pedagang online dengan lebih dari 70 juta pengguna. Ini merupakan pencapaian. Beberapa orang mengatakan bahwa startup adalah jalur cepat [memang ada benarnya] untuk sukses, namun, bisnis ini juga datang dengan peluang kegagalan yang besar. Untuk meminimalkan kemungkinan kegagalan, diperlukan kemauan yang kuat dan upaya besar untuk tetap berada dalam permainan.

Selama perjalanan bisnis Anda, pasti ada, paling tidak satu atau banyak tantangan dalam membangun usaha. Apakah Anda berkenan berbagi kisah pada masa sulit?

Setiap fase bisnis memiliki tantangannya sendiri. Saya sebelumnya menyebutkan bagaimana saya mengerjakan semua aspek bisnis ketika perusahaan mulai matang. Kami dulu tidak punya representatif hukum dan saya mendapat kesempatan langka untuk menjadi saksi di pengadilan. Selain itu, ketika perusahaan mengalami masalah arus kas, oleh karena itu, kami [pendiri] harus menyisihkan penghasilan kami untuk membayar gaji karyawan. Saya pikir sebagian besar startup build-from-scratch juga  pernah mengalami kesulitan seperti ini.

Sempat ada momen dimana saya hampir kehilangan kepercayaan di suatu titik, dan merasa benar-benar lelah. Setiap fase memiliki hambatan yang berbeda. Tahun lalu, kami memiliki masalah #UninstallBukalapak. Sampai saat ini, di mana Bukalapak berada pada tahap pertumbuhan, kesalahan PR sekecil apa pun dapat menyalakan api dan menciptakan keributan besar.

Investasi Seri B Bukalapak oleh Emtek

Apa yang menjadi ambisi terbesar Anda saat ini?

Saya selalu memiliki visi untuk menciptakan dampak bagi masyarakat dan negara. Benih ini juga yang saya tanamkan dalam Bukalapak, untuk bekerja lebih jauh sebagai platform demi mendukung sebanyak mungkin orang dan menjembatani mereka dengan industri teknologi. Dimulai dari sektor e-commerce, kemudian berkembang ke offline melalui mitra Bukalapak. Tidak akan berhenti sampai di sini saja. Kami sangat optimis untuk berkembang secara luas untuk dapat mendukung semua lapisan masyarakat.

Bagaimana perasaan Anda selama berbisnis dengan teman dan pernahkah Anda mengalami konflik emosional antara satu sama lain?

Saya kenal Zaky sejak sekolah menengah dan relasi kami semakin terjalin saat kuliah. Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan melakukan bisnis pada umumnya. Bagaimana kita bereaksi terhadap kesulitan, berusaha untuk menyatukannya dan menyelesaikannya. Lebih lanjut, tanpa sadar, lingkungan kita telah memengaruhi penilaian kita. Kami akhirnya membuat sesuatu yang kami yakini dapat memecahkan masalah yang ada.

Beberapa orang hanya melihat sisi emosionalnya, mereka mungkin mengabaikan kenyataan bahwa ini adalah bisnis profesional. Lalu mereka mengesampingkan penilaian kompetensi, maka pada saat kemampuan tidak memenuhi harapan, timbullah konflik. Dengan demikian, tim yang tepat dianggap menjadi bagian penting dari bisnis. Karakter dan kompetensi adalah kunci menuju kemitraan yang sukses.

Saat ini, ada banyak platform yang menawarkan dukungan kepada semua penggiat teknologi dan startup dalam membangun perusahaan sendiri, Menurut Anda apakah cara ini efektif?

Di satu sisi, itu bisa menjadi kendaraan yang sangat efektif untuk perjalanan panjang melalui industri startup. Namun, ini bukan satu-satunya cara untuk menghasilkan ide. Ide bisa ditemukan dimana saja, begitu pula dengan tim dan mitra. Kami dapat bertemu mitra yang tepat dalam sebuah kompetisi, begitu juga di tempat lain. Satu hal yang harus diingat, jangan gegabah mengidentifikasi jaringan kita. Itulah sebabnya kebanyakan startup dibentuk berdasarkan hubungan baik dan relasi yang sudah lama.

Ketika CEO sebelumnya, Achmad Zaky, pensiun dari Bukalapak untuk membuat pusat fondasinya sendiri, apakah Anda melihat diri Anda "lulus" dari Bukalapak dan menjalani bisnis baru?

Berbicara untuk jangka panjang di masa depan, sangat mungkin. Namun pada saat ini, Bukalapak masih menjadi tempat bagi saya untuk menyalurkan semua ambisi sosial saya dan berkontribusi kepada masyarakat. Jika nantinya di masa depan ada peluang bagi saya untuk membuat dampak di perusahaan lain atau bisnis baru. Saya mungkin akan melakukannya di masa depan.

Artikel ini ditulis dalam Bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Kristin Siagian

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again