Investree Galang Dana untuk Ekspansi Regional
Juga berkolaborasi dengan bank dan lembaga multifinance sebagai lender
Bertujuan mengembangkan produk dan ekspansi ke kota lain di Asia Tenggara, layanan peer-to-peer lending (P2P) Investree sedang dalam proses eksekusi penggalangan dana. Jika sesuai dengan target, dak pertengahan kuartal tahun ini.
Disinggung siapakah venture capital yang bakal menjadi investor di tahapan Seri B ini, Co-founder dan CEO Investree Adrian Gunadi mengungkapkan nantinya pendanaan kali ini akan dipimpin financial services asing bersama dengan investor lainnya.
“Saat ini masih dalam tahap eksekusi dan belum final, jika sudah di-approve oleh OJK target kami pertengahan tahun 2018 sudah kami dapatkan pendanaan tersebut.”
Salah satu negara di Asia Tenggara yang diincar oleh Investree adalah Filipina, melihat adanya kesamaan behaviour pengguna dan sisi layanan keuangan seperti di Indonesia. Sebelumnya Investree juga telah meluncurkan teknologinya di Vietnam.
Kolaborasi dengan multifinance dan perbankan
Untuk mengembangkan model bisnis, Investree memiliki rencana scale up dengan menghadirkan marketplace P2P ke lender. Hal ini membuka kesempatan bagi Investree untuk menjalin kemitraan dengan bank dan multifinance.
“Kita lihat P2P akan makin berkembang jika adanya kolaborasi dengan sektor perbankan hingga instansi terkait. Kerja sama dengan multifinance sudah berjalan sementara dengan bank rencananya akan diluncurkan pada bulan April nanti,” kata Adrian.
Untuk implementasi proses akuisisi, inisiasi, dan collection borrower, Investree menyebutkan akan menerapkan cara yang biasa dilakukannya. Tidak ada penyaringan kembali dari bank dan multifinance untuk borrower.
“Meskipun Investree bermitra dengan sektor perbankan dan multifinance, namun proses akuisisi hingga collection akan disesuaikan dengan proses dari Investree. Dengan demikian dapat menekan pengeluaran dari bank dan multifinance," kata Chief Risk Officer Investree Amalia Safitri.
Investree mengklaim proses pengajuan pinjaman hanya berkisar selama lima hari, sementara jika dilakukan di bank bisa mencapai hingga satu bulan. Selain bank lokal, Investree nantinya menghadirkan pilihan bank asing dan institusi keuangan asing sebagai lender Investree.
Platform alternatif untuk usaha kreatif
Saat ini Investree telah memiliki 16 ribu lender terdaftar, sementara jumlah lender aktif diklaim sudah mencapai 5 ribu. Lokasi lender pun diklaim telah tersebar hingga ke seluruh Indonesia.
Untuk jumlah borrower sendiri Investree telah memiliki sekitar 330 borrower yang kebanyakan berasal dari kalangan UKM. Pembagian kategori borrower adalah dari kalangan industri kreatif, jasa, dan outsourcing.
“Kami mencatat banyak event organizer, layanan katering, dan layanan jasa sekuriti yang melakukan peminjaman jangka pendek melalui Investree. Hal tersebut terjadi karena kemudahan dan cepatnya proses hingga uang dicairkan,” kata Adrian.
Borrower lain disebut banyak juga yang berasal dari merchant layanan e-commerce di Indonesia.
Secara akumulatif Investree sudah memfasilitasi penyaluran dana sekitar Rp 600 miliar hingga bulan Febuari 2018. Ditargetkan akhir tahun ini, Investree bisa memfasilitasi hingga Rp 1 triliun.
"Di Indonesia sendiri Investree sudah hadir di Jabodetabek, Semarang dan Surabaya. Namun untuk memperluas pasar kita juga akan terus melakukan edukasi sekaligus memperbanyak kemitraan dengan sektor perbankan, institusi keuangan, payment gateway, agregator dan masih banyak lagi," tutup Adrian.
Sign up for our
newsletter