1. Startup

Keluarga Konglomerat Hong Kong Li Ka-shing Disebutkan Terlibat Putaran Pendanaan Terbaru Tokopedia

Tokopedia dispekulasikan telah mendapatkan pendanaan terbaru senilai $147 juta (mendekati 2 triliun Rupiah)

Akhir pekan lalu, Tech In Asia melaporkan, meski belum dikonfirmasi, bahwa Tokopedia telah memperoleh pendanaan terbaru, Seri F, sebesar $147 juta (hampir 2 triliun Rupiah). DailySocial mendapatkan informasi, setidaknya dari dua pihak, bahwa keluarga konglomerat terkaya Hong Kong Li Ka-shing terlibat dalam putaran pendanaan kali ini. Ka-shing sendiri adalah Chairman perusahaan investasi Horizons Ventures yang sudah terlibat di pendanaan berbagai startup besar, seperti Facebook, Spotify, Waze, dan Slack.

Tidak disebutkan secara jelas apakah pendanaan ini dilakukan Ka-shing secara pribadi atau melalui Horizons Ventures. Berdasarkan portofolionya di 70 perusahaan, Horizons sangat jarang berinvestasi di Asia dan lebih banyak berinvestasi di Amerika Serikat dan Israel. Sejauh ini Horizons, yang didirikan Ka-shing bersama Solina Chau dan Debbie Chang, hanya mencantumkan satu startup di Tiongkok dan satu startup India dalam daftar investasinya. Jika terkonfirmasi, hal ini akan menjadikan Tokopedia startup pertama yang didanai kelompok Ka-shing di kawasan Asia Tenggara.

Kami tidak memiliki informasi apakah Ka-shing (atau Horizons) menjadi satu-satunya investor dalam putaran pendanaan Tokopedia kali ini. Di putaran Seri E lalu, Softbank Internet and Media (SIMI) dan Sequoia Capital menjadi dua perusahaan yang bergabung sebagai investor layanan marketplace yang didirikan William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison tahun 2009 ini.

"Bocornya" informasi pendanaan Tokopedia ini menjadi hal yang menarik karena selama ini Tokopedia selalu mengumumkan perolehan pendanaannya, berturut-turut setiap akhir tahun, sejak awal pendiriannya hingga pendanaan Seri E sebesar $100 juta di tahun 2014 yang menghebohkan itu.

Setahun terakhir ini Tokopedia sangat agresif menggunakan perolehan pendanaannya untuk melakukan kegiatan periklanan, terutama secara offline. Bisa kita lihat baliho, banner, dan iklan Tokopedia yang secara ekstrim bertebaran di berbagai media. Mereka juga membangun kantor yang sangat menarik di bilangan Slipi.

Menurut riset Adsensity, sepanjang 2015 Tokopedia mengeluarkan lebih dari 550 miliar Rupiah untuk budget pemasaran. Nilai itu sudah mencakup separuh dari perolehan pendanaan yang diperoleh di Seri E, jadi wajar saja jika saat ini mereka kembali mencari pendanaan tambahan untuk mendanai operasionalnya di saat persaingan pasar marketplace, khususnya B2C, terus memanas.

Di percaturan startup Indonesia, Tokopedia, menurut pendapat kami, masih menjadi kandidat kuat startup unicorn pertama asal Indonesia, bersama Traveloka dan Go-Jek.

Secara traffic, data comScore yang dikompilasi Nikkei menunjukkan Tokopedia berada di posisi ketiga segmen e-commerce Indonesia, setelah Lazada dan Bukalapak, dengan 1,9 juta visitor setiap bulannya.

Berikut ini adalah video DStour saat mengunjungi kantor Tokopedia:

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again