1. Startup

Kertas Baca Hadirkan Pilihan Buku Penulis Indonesia yang Terkurasi Secara Online

Melihat potensi besar pecinta buku yang memilih buku penulis Indonesia terkurasi selain e-book

Berangkat dari kecintaannya terhadap karya-karya literatur Indonesia serta potensi yang masih terbuka akan minat dari para pembaca dan para kolektor buku, hadir layanan sederhana yang memuat buku-buku pilihan terkurasi bertitel Kertas Baca. Dibuat oleh Valent Mustamin, yang sebelumnya juga dikenal sebagai Founder idwriters.com, Kertas Baca dihidupkan sebagai usaha mempromosikan literatur Indonesia ke pentas dunia.

“Berawal dari obrolan saya dan beberapa rekan saat menghadiri event literasi di Ubud Oktober kemarin. Celetukan mereka "i need a paper/book to read. Not an e-book" menjadi cikal bakal saya menamai situs ini. Buat saya, printed edition masih punya spirit besar untuk tetap merawat kecintaan terhadap literature. Dan semangat itu yang saya bawa ke situs ini,” kata Valent.

Data penulis berikut buku (semua buku, baik Indonesia dan Inggris), tulisan, dan coverage media, disatukan dalam situs ini. Dan dimaksudkan bisa menjadi referensi publik Internasional terhadap karya/buku penulis Indonesia.

Alasan lain yang menyebabkan masih sulitnya buku-buku penulis Indonesia kalah bersaing dengan buku produk luar adalah,  kurang mendapatkan tempat yang "strategis" di beberapa toko buku (mainstream) yang ada, dibanding yang berbahasa Indonesia. Beberapa terjual di toko buku jaringan internasional seperti Kinokuniya dan Aksara. Tapi selebihnya, harus dicari melalui agen penulisnya langsung.

“Dari beberapa analisa dan interaksi terhadap situs ini, saya kemudian mendapatkan gambaran agak susahnya untuk mendapatkan buku khususnya dari penulis Indonesia yang berbahasa Inggris, baik terbitan lokal maupun dari penerbit luar. Kalaupun ada, setidaknya harus bersusah payah via Amazon misalnya,” kata Valent.

Dalam hal ini. Valent memberikan beberapa contoh buku yang justru bisa dengan mudah di beli di toko buku internasional, yaitu buku "Ronggeng Dukuh Paruk" dengan bahasa Inggris. Tentunya akan lebih mudah untuk mendapatkan buku-buku tersebut jika langsung dibeli di penerbit, namun hingga kini masih banyak penerbit yang belum mengadopsi proses pemesanan secara online.

“Beberapa kontak yang masuk ke inbox idwriters.com pun beberapa di antaranya justru bertanya di mana mereka bisa mendapatkan buku-buku tersebut. Dan karena [tergabung dalam] idwriters.com, saya bisa mempunyai hubungan yang baik dengan penulis dan penerbit. Itu juga yang mendasari, kenapa saya akhirnya memilih untuk menghadirkan Kertas Baca ini,” kata Valent.

Cara kerja mudah Kertas Baca dan strategi pemasaran

Kertas Baca dibangun berbasis WordPress, dengan plugin e-commerce dari WooCommerce dan sudah diperkuat dengan plugin pendukung, seperti kalkulasi shipping. Proses pemasanan hingga pembayaran buku-buku di Kertas baca tidak jauh berbeda dengan proses pembelian buku secara online pada umumnya, yang membedakan tentu saja adalah sistem kurasi, personalisasi dan proses pengiriman. Tim Kertas Baca senantiasa mengupayakan untuk pengiriman bisa langsung diproses, sesaat setelah menerima pemesanan, dengan kondisi in stock.

“Saat ini pengiriman masih menggunakan JNE. Untuk pembayaran hanya melayani Bank Transfer. Ke depannya, semua layanan shipping akan kami masukkan, dan detail pengelolaan online store akan segera dirampungkan, termasuk konfirmasi pembayaran dan lain-lain. Opsi pembayaran masih dalam penjajakan sistem, salah satunya karena permintaan pembelian dari luar Indonesia,” kata Valent.

Masih menjalankan bisnis dengan cara bootstrapping, Kertas Baca sampai saat ini tentunya masih membuka peluang kepada para investor untuk berinvestasi di Kertas Baca, sebagai salah satu bisnis e-commerce toko buku online yang ternyata masih memiliki jumlah peminat yang cukup besar. Vallent menambahkan meskipun masih cukup belia usianya namun sudah banyak pemesanan terkait dengan buku-buku kurasi dari Valent dan tim Kertas Baca.

“Hingga kini buku sendiri kami dapatkan dengan cara pembelian langsung ke penerbit. Ini yang berat di modal, tapi juga tantangan. Kerjasama konsinyasi sedang dijajaki. Untuk Kertas Baca sendiri, business model ada, dan idea is in the air. Situsnya lahir dari penjajakan sebulan terakhir, setelah lebih dahulu melakukan penawaran buku via email, WhatsApp, media sosial, dan bahkan shareable Google sheet, ke circle terdekat,” ungkap Valent.

Untuk lebih mempromosikan Kertas Baca kepada pasar yang dibidik serta kalangan "mainstream" lainnya, Vallent dan tim tengah mempersiapkan newsletter untuk memperkenalkan buku terbaru yang masuk dalam katalog. Saat ini buku-buku yang sudah terkurasi di Kertas baca sudah berjumlah 40 buah, kebanyakan berasal dari rekomendasi pribadi sang pendiri.

“Masih jauh dari ideal, dalam dua minggu terakhir baru sekitar 40 buah. Karena memang masih baru. Mostly, itu yang sudah saya baca. Dan saya anggap sangat recommended, sehingga bisa direkomendasikan ke pengunjung). Belum semuanya dimasukkan di online katalog, karena sebagian besar masih dalam pengiriman,” kata Valent.

Saat ini selain menambah jumlah buku, mempermudah pembelian buku dari penerbit dan melancarkan proses pemasaran, rencananya pemasukan yang diterima dari hasil penjualan buku di Kertas Baca akan digunakan untuk menghidupi idwriters.com, situs yang memang dari awal diposisikan sebagai non-commercial / non-for-profit project.

“Pengalaman berinteraksi selama mengelola idwriters.com, membantu saya untuk tahu profiling pembaca, dan paling tidak topik/genre yang mereka inginkan. Ke depannya, detail page dari setiap buku yang dijual akan menghadirkan review-review dari pembaca. Sehingga bisa ikut menentukan kelayakan buku tersebut,” tuntas Valent.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again