1. Startup

Layanan P2P Lending Danamart Mudahkan UKM Cairkan Pinjaman Secara Online

Belum beroperasi resmi, masih dalam proses pendaftaran OJK

Industri fintech lending di Indonesia semakin diramaikan oleh para pemain baru, diantaranya adalah Danamart. Startup ini memfokuskan diri pada pinjaman untuk UKM dengan dua produk utamanya berupa pinjaman untuk pembayaran tagihan (invoice financing) dan pembayaran PO (purchase order financing).

CEO dan Co-Founder Danamart Patrick Gunadi menerangkan, Indonesia masih membutuhkan pemain fintech lending untuk kredit produktif. Sedangkan kebanyakan pemain lending saat ini fokus pada kredit konsumtif yang sifatnya payday cash loan, di mana ada risiko besar di belakangnya.

"Sementara p2p lending untuk pembiayaan bisnis jumlahnya belum banyak. Padahal, di segmen ini siklus pembayarannya jelas kapan lenders harus exit, dan sebagainya," terangnya kepada DailySocial.

Untuk menjamin keamanan pendana dan peminjam, Danamart bekerja sama dengan berbagai pihak pendukung seperti asuransi kredit, perbankan, dan lembaga lainnya. Apabila terjadi gagal bayar, asuransi kredit akan menjamin 80% dari total kredit untuk mengembalikan dana ke pendana.

"Karena kita ini basisnya adalah marketplace, makanya penting untuk menjaga keamanan dari sisi kanan dan kiri. Seluruh pinjaman yang terbit melalui Danamart pada dasarnya sudah di-cover oleh asuransi. Untuk itu kami perketat dari sisi credit scoring-nya."

Credit scoring di Danamart, sambungnya, cukup ketat. Selain harus melengkapi dokumen yang diminta, ada tim lapangan yang akan mengunjungi lokasi peminjam untuk memastikan keaslian usaha. Tim perlu bertemu tatap muka dengan perwakilan direktur dan pemegang saham, untuk mengukur peminjam berdasarkan kemampuan dan kemauan mengembalikan pinjaman.

Setelah itu, setiap peminjam akan mendapat grade apakah ada di grade A sampai E untuk menentukan bunga yang harus dibayarkan. Seluruh proses mulai dari pengajuan sampai penggalangan dana kurang lebih memakan waktu sampai 14 hari. Apabila dana sudah 100% terkumpul, peminjam baru bisa mencairkannya.

Peminjam dapat mengajukan pinjaman mulai dari Rp100 juta sampai Rp2 miliar. Tenornya minimal 1 bulan sampai 6 bulan. Apabila terlambat mengembalikan pinjaman, setiap harinya akan dikenakan bunga harian 0,2% yang berlaku sampai 60 hari ke depan.

Bunga berjalan akan berhenti setelah memasuki hari ke 61, sesuai dengan dorongan dari Asosiasi Fintech Pembiayaan Bersama Indonesia (AFPI) kepada seluruh anggotanya.

Adapun untuk pendana, mereka bisa berinvestasi dengan nominal dari Rp1 juta sampai Rp2 miliar, sehingga cocok untuk peminjam individu dan korporasi.

Target Danamart

Patrick menuturkan pengajuan sepenuhnya dilakukan secara online melalui situs resmi perusahaan, belum ada aplikasi tersedia. Hanya saja, lokasi peminjam sementara ini terbatas di Jakarta saja.

Secara model bisnis, Danamart sudah siap untuk beroperasi, namun memilih untuk menunggu sampai menerima surat tanda terdaftar dari OJK demi menjaga keamanan dalam kegiatan usahanya.

"Dari OJK menganjurkan untuk sampai surat terdaftar diterima baru bisa beroperasi, perkiraannya kami baru launch bulan depan atau awal tahun depan."

Setelah launch, pihaknya menargetkan pada tahap awal dapat menyalurkan pinjaman sebanyak Rp100 miliar. Perusahaan juga akan menambah produk pinjaman yang diklaim belum ada di industri fintech lending.

Patrick mengatakan produk tersebut nantinya dikhususkan untuk peminjam yang berlokasi di Jakarta dan Bali saja, lantaran sesuai dengan kontur bisnis di masing-masing daerah.

Danamart siap akan buka satu atau dua kantor perwakilan di luar Pulau Jawa demi meningkatkan penetrasi bisnisnya di Indonesia. Sejauh ini Danamart masih menggunakan dana sendiri untuk pengembangan bisnisnya.

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again