liteBIG Messenger Andalkan Fitur dan Layanan Korporasi untuk Tetap Bertahan
CEO liteBIG memaparkan strategi persaingan dan tren layanan mobile messenger di Indonesia
Jika melihat bagaimana layanan mobile messenger berkembang saat ini di Indonesia, dominasinya secara kasat mata sudah semakin jelas. Platform seperti WhatsApp, LINE, Telegram, BBM dan Facebook Messenger tergolong yang paling banyak digunakan. Di balik hingar-bingar itu semua, sejatinya masih ada pengembang layanan mobile messenger lokal yang hingga kini masih bertahan. Nama seperti LiteBIG Messenger dan Catfiz menjadi yang masih bertahan sampai sekarang.
Mencoba menggali informasi seputar traksi layanan lokal tersebut, DailySocial mewawancarai CEO liteBIG M. Tesar Sandikapura. Sejak tahun 2014 aplikasi messenger ini sudah mulai diperkenalkan ke publik, menargetkan sekurangnya 80 juta pengguna di Indonesia.
"Untuk pemain lokal saya bisa katakan kompetitor kami belum ada yang ditakuti. Kami saat ini memang mengincar pengguna WhatsApp dan Telegram agar bisa beralih ke liteBIG. Kami sangat ingin liteBIG Messenger bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Tesar.
Keyakinannya didasari dengan paket fitur "lebih" yang akan ditawarkan. Fitur unggulan liteBIG dinilai bisa menjadi trigger agar masyarakat Indonesia berpindah menggunakan liteBIG Messenger.
Berperang memperebutkan traksi pengguna
Startup yang tahun lalu mendapatkan funding dari seorang pengusaha lokal dengan identitas dan nilai yang tidak disebutkan secara spesifik ini memang harus berjuang keras untuk menumbuhkan traksi pengguna. Berkaitan dengan traksi, saat ini liteBIG mengaku baru saja menembus 500 ribu pengunduh pada awal bulan November ini. Dari jumlah pengguna tersebut, kisaran pengguna aktif 10-20 persen. Ditargetkan tahun depan bisa menembus angka 5-10 juta unduhan.
"Strategi kami tentu dengan mengejar kualitas produk kami setara WhatsApp dan Telegram. Fitur ke depannya akan banyak mengincar kebutuhan komunitas besar yang jumlah member-nya 5000 lebih/grup. Dalam waktu dekat kami akan banyak melakukan roadshow ke komunitas-komunitas tersebut," ungkap Tesar.
Tren saat ini layanan messenger banyak yang membuka API (Application Programming Interface) untuk akses pengembangan kepada pihak ketiga dan juga pembentukan sistem chatbot. Kedua hal tersebut turut akan disematkan pada pembaruan liteBIG mendatang.
Masuk ke ranah korporasi tawarkan private messenger platform
Untuk solusi korporasi, liteBIG memiliki Whitelabel Messenger Enterprise, merupakan aplikasi mobile yang memberikan solusi komunikasi dengan menyediakan layanan untuk suatu organisasi/perusahaan dalam skala kecil maupun besar. Selain menawarkan kecepatan komunikasi, kolaborasi dan penyebaran data dan informasi antar karyawan, whitelabel messenger enterprise didesain juga untuk menawarkan keamanan data yang lebih baik lagi.
“Revenue stream kami ada di beberapa kategori, yakni B2B, B2G dan B2C. Selain produk publik, kami juga menyediakan kebutuhan messenger untuk kalangan korporasi. Korporasi tersebut nantinya dapat menggunakan engine kami untuk kebutuhan internal messenger mereka secara on-premise dan tentu lebih privat. Untuk B2C, ke depannya kami akan ada fitur payment dan berkolaborasi dengan banyak merchant pembayaran dan e-commerce.”
Terkait dengan kustomisasi untuk korporasi (B2B) ini, saat ini sudah ada dua portofolionya yang siap terap, yakni FIFGROUP Messenger dan Mentimun Ngobrol. FIFGROUP didesain untuk kebutuhan komunikasi intend antara kantor pusat dengan dealer, fitur seperti broadcast pesan melalui sistem back office hingga pembagian aplikasi untuk pengguna kantor pusat dan dealer disematkan. Sedangkan Mentimun adalah salah satu portofolio yang didesain untuk kebutuhan komunikasi bisnis di ranah online marketplace.
Kebiasaan pengguna messenger berkaitan dengan kultur
Tesar menerangkan dalam kurun 10 tahun ke depan diperkirakan messenger apps akan menjadi semacam SuperApps, artinya messenger merupakan salah satu aplikasi yang akan terus digunakan oleh pengguna smartphone. Tren pengguna messenger di seluruh dunia terus meningkat, karena messenger adalah salah satu kebutuhan dasar bagi para pengguna smartphone dalam berkomunikasi. Sangat mungkin operator telekomunikasi akan tergantikan dengan fungsi messenger yang semakin canggih dan murah.
Messenger juga terlihat akan berevolusi menjadi aplikasi One Stop Services, pengguna cukup memasang messenger tetapi sudah mampu memenuhi banyak kebutuhan, seperti membeli tiket, pemesanan hotel, layanan transportasi, e-commerce, online payment, bahkan juga dapat menghubungi customer services dari banyak perusahaan besar.
Jika melihat pangsa pasarnya seperti di Indonesia, mengupayakan sebuah layanan messenger seperti menanamkan sebuah kultur di masyarakat. Ketika mereka menyukai, maka lambat-laun akan terus bertumbuh secara alami. Tantangannya justru untuk memulainya. Bagaimana mengemas kesesuaian fitur, keandalan produk dan kemudahan adopsi oleh masyarakat terhadap suatu layanan messenger.
Sign up for our
newsletter