Mengenal "Living Lab Ventures", Kendaraan Investasi Startup Sinar Mas Land
SWAP Energy menjadi investasi perdana Living Lab Ventures pada sektor ESG
Grup Sinarmas melalui Sinarmas Land Limited (bersama dengan anak perusahaan dan afiliasinya, “Sinar Mas Land”) mengumumkan kendaraan investasi baru yang diberi nama Living Lab Ventures. Inisiatif ini dibentuk untuk mendukung inovasi teknologi melalui percepatan dan pendanaan startup yang potensial di Indonesia.
Terkait rencana pendanaan ke startup, sebelumnya Sinar Mas Land juga telah mengumumkan Urban Gateway Fund pada Mei 2022 lalu, melibatkan sejumlah pemodal ventura sebagai mitra strategis, yakni East Ventures, Redbadge Pacific, dan Prasetia Dwidharma
Sementara itu, peluncuran Living Lab Ventures menunjukkan konsistensi mereka untuk mengembangkan ekosistem digital yang menjadi fokus perusahaan saat ini, terutama untuk menambah aspek digital dalam pengembangan township secara keseluruhan. Perusahaan kian mendekati ambisinya dalam membangun ekosistem digital yang menyeluruh di kawasan kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten.
Living Lab Ventures dinakhodai oleh Mulyawan Gani sebagai Managing Partner dan Bayu Seto sebagai Partner. Diketahui keduanya telah memiliki pengalaman kerja sebagai jajaran eksekutif di beberapa startup unicorn dan transformasi bisnis ke ranah digital.
Mulyawan Gani menyatakan, “Potensi pertumbuhan eksponensial smart city di Indonesia semakin diperhatikan. Untuk menciptakan digital lifestyle yang kondusif, kami perlu memberdayakan masyarakat dengan teknologi yang inovatif dan adaptif sejalan dengan kebutuhan dinamis masyarakat itu sendiri. Living Lab Ventures ingin mendukung perusahaan rintisan lokal untuk membuka potensi mereka dan menjadi game-changer dengan mengintegrasikan inovasi dan solusi teknologi mereka ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.”
Hipotesis investasi
Dalam melakukan investasi, Living Lab Ventures menggunakan pendekatan sektor agnostik yang terbuka untuk menjangkau jaringan investasi yang lebih luas. Untuk ukuran pendanaan, timnya menyebutkan bahwa tidak ada angka spesifik untuk masing-masing startup, tergantung stage-nya. Mengenai tahapan, perusahaan mengaku berinvestasi mulai dari di semua tahapan. "Umumnya kita ikut pendanaan dari mulai startup tersebut masih early stage sampai menembus later stage," tambah Mulyawan.
Living Lab Ventures berfokus pada tiga aspek teknologi utama yakni Smart Technologies, Digital Life, dan Mobility. Smart Technologies merupakan aspek yang berfokus pada teknologi inovatif yang mendukung kehidupan perkotaan pintar. Teknologi ini berkaitan erat dengan aspek Digital Life yang berfokus pada teknologi terkait e-commerce dan social networking yang berdampak dalam kehidupan bermasyarakat. Lalu Mobility berfokus pada teknologi pintar dalam pergerakan manusia dan barang di dalam kota.
Salah satu yang menjadi nilai unik dari Living Lab Ventures ini adalah memiliki Living Lab X sebagai laboratorium untuk menginkubasi dan mengembangkan perusahaan rintisan lokal, sehingga memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan masyarakat. Laboratorium ini memungkinkan kerja sama dengan perusahaan terkait lainnya, serta menyediakan pilot testing untuk percobaan implementasi awal.
Selain itu, Living Lab juga akan mendukung kolaborasi dan memberikan mentoring bagi pemimpin perusahaan rintisan dalam setiap proses perkembangan perusahaannya. Living Lab Venture sendiri sudah melakukan beberapa investasi dari berbagai sektor. Investasi perdana mereka adalah kepada SWAP Energy. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu fokus perusahaan ada pada sektor ESG.
More Coverage:
Bayu Seto menambahkan, “Ide kami dalam mendirikan Living Lab Ventures tidak hanya memfasilitasi startup dari segi pendanaan, namun juga melalui Living Lab X menyiapkan sebuah proses inkubasi yang berjalan beriringan dengan inovasi dan solusi teknologi mereka. Ke depannya, keberhasilan terapan teknologi digital ini akan membantu pengembangan smart society tidak hanya di BSD City, tetapi juga di Indonesia.”
Terkait target pendanaan di tahun ini, Mulyani mengungkapkan bahwa fokus perusahaan bukan kepada berapa startup, namun solusi seperti apa yang bisa diberikan. "Saat ini kami mencari platform yang memberikan dampak kepada problem statement yang dimiliki oleh penghuni kota, jadi kita coba cari solusi yang city centric driven. Di samping itu, kami juga melihat scalability dari startup tersebut, model bisnis, serta founder yang mumpuni," tambahnya
Sign up for our
newsletter