11 March 2016

by Yoga Wisesa

Mengenal MSI GT72 Tobii dan Vortex Lebih Jauh

MSI tak mau sekedar menawarkan hardware canggih, namun fokus untuk menyuguhkan pengalaman gaming maksimal.

Dengan mengeksekusi strategi tepat di momentum tepat - memilih brand ambassador lalu secara efektif mengembangkan komunitas, MSI hanya memerlukan waktu singkat untuk menjadi brand gaming ternama di Indonesia. Kira-kira dua tahun silam, mereka mengambil sebuah arahan baru terhadap produknya, sehingga identitas tersebut semakin dikenal.

Apa maksudnya? Di Computex 2014, Micro-Star International mencoba menyegarkan kembali deretan laptop gaming mereka dengan mengusung kiblat desain baru, terinspirasi dari wujud supercar. Konsep itu tak cuma diterapkan pada penampilan, namun juga digunakan untuk merepresentasikan kinerja hardware. Menariknya, hingga pada acara pengenalan GT72 Tobii dan Vortex, kendaraan super lagi-lagi kembali dipakai sebagai perbandingan.

Mungkin Anda sudah tahu, GT72 Tobii ialah notebook gaming berteknologi eye-tracking, sedangkan Vortex adalah Mac Pro-nya gamer, penerima penghargaan CES 2016. Tobii dan Vortex memang jadi perhatian, tapi gathering kecil ini bukanlah ajang peluncuran produk, MSI cuma ingin menjelaskan lebih jauh mengenai teknologi yang ada di sana.

Di pembukaan presentasi, perwakilan product marketing department Alex C.Y. Lin menyampaikan bahwa MSI bukanlah perusahaan besar. Kompetisi di bidang ini begitu sengit dan penempatan brand sangatlah krusial. MSI memutuskan buat mengarahkan produk pada user-user yang menginginkan device berperforma tinggi. Meski demikian, mereka tak mau sekedar menawarkan hardware canggih, namun fokus untuk menyajikan pengalaman gaming optimal.

MSI GT72 Tobii

Perangkat ini merupakan gaming laptop yang dibekali sistem pelacak mata pertama di dunia, ditenagai teknologi Tobii EyeX. Saat dahulu saya menjajalnya, kapabilitas ini memungkinkan pengguna mengendalikan kamera dalam game dengan gerakan mata. Alex menyampaikan, hal ini merupakan fungsi paling dasar eye-tracker. Sebetulnya teknologi menyimpan banyak potensi di berbagai skenario pemakaian.

Salah satu game baru (dan kebetulan dibundel bersama GT72 Tobii) yang memanfaatkan EyeX adalah Tom Clancy's The Division. Fitur ini sangat memudahkan gameplay, misalnya, Anda tinggal melihat ke satu tempat dan karakter bisa langsung diperintahkan berlindung di sana. Anda dapat menandai musuh cukup dengan melirik mereka, atau melihat keadaan sekitar tanpa memengaruhi arah gerakan karakter; dan area tempat mata Anda fokus jadi lebih jelas.

Menurut MSI, ini bukanlah cara curang untuk menang, melainkan upaya memaksimalkan teknologi canggih buat menguntungkan Anda. Ia juga bisa dimanfaatkan oleh para video-streamer. GT72 Tobii mengetahui arah mata broadcaster sehingga penonton dapat langsung mengetahui apa yang sedang ia lihat. Paket pembelian notebook ini dibundel aplikasi XSplit Gamecaster, terintegrasi ke Tobii Eye Tracking.

Proses setup-nya sangat mudah, memakan waktu kurang dari tiga menit. Anda hanya perlu melewati serangkaian tes (melihat titik pada layar), dan buat mendapatkan hasil akurat, kita hanya perlu memilih tiga mode: mata normal, mata dengan lensa kontak, atau mode kacamata. Setelah beres, setting dapat disimpan ke profile berbeda, bisa di-load sewaktu diperlukan.

Menghadapi tren virtual reality, MSI sebelumnya telah menyingkap jajaran notebook gaming 'VR Ready' pertama di dunia. Tetapi bagi mereka, eye-tracking jauh lebih fungsional untuk video game ketimbang VR. Pertama, ia betul-betul meningkatkan pengalaman bermain serta performa Anda dalam game kompetitif. Dan kedua, Tobii tidak membebankan hardware.

MSI Vortex

"Jika PC high-end kompetitor kami diibaratkan sebagai Range Rover serta mobil sedan sport, maka Vortex adalah Porsche 918 Spider," kata Alex sambil memperlihatkan ilustrasi yang menyerupai outline Alienware Area-51 dan Asus RoG G20 di slide presentasi.

Vortex merupakan upaya MSI merombak konsep dasar dekstop gaming. Untuk menyuguhkan desain apik dengan ukuran padat tanpa mengorbankan kinerja, mereka merancang desain, struktur, serta sistem sirkulasi udara sendiri dari awal. Wujud Vortex membuat saya membayangkan versi futuristis dari helm kesatria Zaman Pertengahan.

Vortex memiliki tubuh berukuran 6,5-liter setinggi 26,8cm, tapi sanggup menghasilkan skor benchmark 3DMark 11 sebesar 21.000, setara dengan PC gaming yang 10 kali lebih besar darinya. Rancangan sistem pendingin Vortex memastikannya bekerja secara hening. Bahkan di saat full-load, ia cuma menghasilkan suara 37-decibel.

Tampaknya ada beberapa varian spesifikasi yang bisa kita pilih, semuanya menggunakan chip Intel Core paling baru. Di model tercanggih, MSI memampatkan sepasang kartu grafis Nvidia GeForce GTX 980 - bukan versi laptop, dipadu RAM DDR4 2133 sampai 64GB, penyimpanan SSD M.2 dan mendukung HDD 2,5-inci, ditopang power supply 'gold certified' 450W. Tentu saja, di sana Anda juga dihidangkan fitur-fitur gaming eksklusif MSI.

Bahkan walaupun sudah dipamerkan ke hadapan media, status Vortex masih terbilang misterius. MSI belum meluncurkannya secara resmi, apalagi mengumumkan harganya di Indonesia. Alex bilang, ia 'sedikit lebih murah dari tipe GT80 Titan termahal'.