Menilik Tren UMKM yang Bergantung pada Platform Marketplace
General Manager Ginee Southeast Asia Evelyin Wu berbagi tanggapannya kepada DailySocial.id terkait tren penggunaan marketplace di kalangan pelaku usaha
Beberapa waktu lalu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkapkan bahwa 86% pelaku UMKM saat ini menggantungkan kelangsungan bisnisnya di internet, termasuk di platform marketplace.
Tren UMKM menuju digitalisasi ini memang menjadi salah satu program yang didukung oleh pemerintah. Teten menyebut pelaku UMKM yang mendominasi struktur dunia usaha di Indonesia punya peran yang krusial dalam pemetaan ekonomi digital.
Per Juni 2022, tercatat sejumlah 19,5 juta unit UMKM di Indonesia yang merambah ke ekosistem digital. Dimana 82% di antaranya menggunakan internet untuk melakukan promosi bisnis dan 73% di antaranya berjualan di platform marketplace.
Terkait dengan tren ini, General Manager Ginee Souteast Asia Evelyin Wu berbagi tanggapannya kepada Dailysocial.id. Menurutnya, penggunaan platform marketplace dalam menjalankan bisnis adalah langkah yang baik bagi pelaku UMKM.
“Dalam menjalankan bisnis, UMKM menghadapi banyak tantangan. Dukungan platform marketplace dapat menjadi salah satu pendorong terbentuknya kesadaran masyarakat terhadap suatu brand. Selain itu, terjadinya transaksi online tidak semata-mata membuat brand menjadi ‘ketergantungan’, justru malah membantu para UMKM untuk tumbuh lebih cepat,” kata Evelyin, 14 oktober 2022 lalu.
Apakah Penggunaan Marketplace Sepenuhnya Baik bagi UMKM?
Penggunaan marketplace tentu membawa dampak baik bagi kelangsungan bisnis UMKM. Marketplace mendukung UMKM untuk semakin go digital sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas lagi.
Menurut Evelyin, salah satu kelebihan marketplace sehingga menjadi tempat yang digemari oleh pelaku usaha untuk menjalankan bisnisnya adalah karena marketplace memiliki traffic yang jelas.
“Kebiasaan konsumen di marketplace telah mendukung pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnis mereka dengan akses perdagangan online yang mudah melalui platform tersebut,” sambung Evelyin.
Selain itu, beberapa kelebihan marketplace sehingga menjadi pilihan wadah yang tepat bagi pelaku usaha untuk menjalankan bisnis, antara lain sebagai berikut:
Kelebihan Marketplace
- Bisa Mulai Usaha dengan Modal Minim
Dalam berbisnis menggunakan platform marketplace, pelaku usaha tidak perlu sewa tempat. Meski beberapa marketplace menerapkan biaya tertentu, namun biasanya tidak sebesar biaya sewa tempat seperti ruko atau lapangan.
- Jangkauan Pasar yang Luas
Marketplace memiliki beragam pengguna, dalam hal ini pelanggan, yang terdiri atas berbagai rentang usia, latar belakang, tingkat pendidikan, pekerjaan, selera, dan lainnya tanpa terbatas ruang dan waktu. Dengan begitu, pelaku usaha berkesempatan lebih banyak calon pembeli.
- Mudah Baca Kompetisi Pasar
Di marketplace, pelaku usaha dapat melakukan analisis kompetisi dengan memanfaatkan fitur seperti pencarian. Pelaku usaha dapat melihat kisaran harga, trik promosi, serta penawaran khusus yang digunakan oleh pelaku usaha lainnya.
Namun, tak dapat dipungkiri, marketplace juga memiliki berbagai kekurangan yang dapat menjadi tantangan bagi perjalanan bisnis UMKM. Beberapa kekurangan penggunaan marketplace bagi UMKM, di antaranya sebagai berikut:
Kekurangan Marketplace
- Ketatnya Persaingan antar Pelaku Usaha
Penggunaan platform marketplace yang mudah memungkinkan banyaknya pelaku usaha yang menjual produk yang serupa. Pelaku usaha perlu memikirkan strategi khusus agar produknya memiliki ciri khas tersendiri sehingga dapat memenangkan hati pelanggan.
- Bergantung pada Pengelola Marketplace
Keberlangsungan bisnis pelaku usaha sangat tergantung pada regulasi dan reputasi pengelola marketplace. Apabila marketplace yang digunakan memiliki regulasi yang tidak jelas dan kurang promosi, maka akan berpengaruh buruk perkembangan bisnis.
- Kerap Ada Penundaaan Pembayaran
Beberapa marketplace biasanya memiliki regulasi di mana pelanggan diberikan waktu tertentu untuk dapat membatalkan pesanan yang telah dilakukan. Akibatnya, pelaku usaha tidak akan langsung menerima uang mereka setelah transaksi masuk.
Peran Marketplace Dukung Kelangsungan Bisnis UMKM
Evelyin mengatakan, di tengah beberapa kekurangan yang dimiliki oleh marketplace, platform yang mewadahi pelaku usaha berbisnis online itu perlu membangun kepercayaan kepada penggunanya, baik itu pelaku usaha atau pelanggan, agar dapat lebih maksimal dalam memanfaatkan layanan di platformnya.
“Caranya yakni dengan layanan pelanggan dan waktu respons yang baik, stabilitas platform tanpa henti, khususnya saat musim atau puncak penjualan, hingga pertemuan antara pihak marketplace dengan para pelaku usaha secara langsung,” ungkap Evelyin.
Menurutnya, cara tersebut dilakukan agar pelaku usaha bisa memberikan masukan tentang berbagai fitur atau dukungan yang mereka dibutuhkan. Dengan begitu, pihak marketplace dapat memberikan layanan terbaik untuk menunjang operasional bisnis pelaku usaha.
“Pelayanan bagi pengguna sangat penting. Terkadang ada pemilik usaha yang mungkin tidak paham teknologi, ketika dihadapkan pada puncak penjualan dengan volume permintaan yang tinggi, di sini lah mereka membutuhkan dukungan dan pelayanan yang cepat dan tepat,” sambung Evelyin.
Tips Sukses Jalani Bisnis Digital dengan dan tanpa Marketplace
Di samping dukungan marketplace, Evelyn juga menyarankan pelaku usaha untuk memaksimalkan dukungan dalam berbisnis online dengan solusi omnichannel. Layanan omnichannel seperti Ginee dapat membantu pelaku usaha mengelola toko online-nya di banyak marketplace sekaligus.
Selain itu, melansir AntaraNews, Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Bambang Brodjonegoro juga mengatakan bahwa digitalisasi pelaku usaha tidak hanya sekadar menggunakan marketplace.
Pasalnya, tak sedikit pelaku usaha yang justru kurang berhasil ketika menggantungkan kelangsungan bisnisnya hanya di marketplace. Beberapa di antaranya karena pelaku usaha tidak mampu menjaga konsistensi produk dan pelayanan yang maksimal.
Menurut Bambang, digitalisasi seharusnya dilakukan secara end-to-end, yakni secara menyeluruh dari segala aspek kelangsungan bisnis pelaku usaha. Mulai dari kegiatan produksi, manajemen, pengelolaan keuangan dan lain sebagainya.
Sign up for our
newsletter