Menjadi Superapp Gaya Hidup, Kini Traveloka Punya Fitur Telemedis hingga Investasi
Untuk layanan kesehatan dan telemedis, Traveloka memiliki anak usaha bernama PT Nawanusa Medika Teknologi; sementara investasi emas bekerja sama dengan Pegadaian
Traveloka kini telah berubah menjadi superapp yang memfokuskan pada pemenuhan gaya hidup. Sesuai dengan jargon yang digunakan, superapp identik dengan sebuah aplikasi yang menggabungkan berbagai jenis layanan dalam satu platform. Selain mengembangkan sendiri, biasanya mereka juga melakukan kemitraan strategis dengan startup atau perusahaan lain.
Hadir sebagai layanan online travel agency, varian produk Traveloka kini diperluas dengan kehadiran berbagai kategori baru. Teranyar, mereka masuk juga di bidang healthtech dengan menghadirkan sejumlah layanan, termasuk telemedis alias jasa konsultasi dokter secara virtual. Untuk layanan ini, mereka memiliki entitas bisnis tersendiri yang bernaung di PT Nawanusa Medika Teknologi.
Fitur telemedis merupakan satu dari beberapa layanan yang terdapat pada menu “Health” di aplikasi Traveloka. Selain itu ada layanan medical check-up, perawatan gigi, dan fasilitas kesehatan lainnya – sebagian besar Traveloka berperan sebagai perantara untuk registrasi pasien, booking, dan pembayaran.
Selain kesehatan, layanan baru bermunculan di kategori finansial. Teranyar, mereka kini miliki layanan investasi emas, bekerja sama dengan Pegadaian. Selain itu, fitur marketplace asuransi (insurtech) di dalamnya juga terus diperluas dengan menjangkau lebih banyak produk. Lagi-lagi, dasarnya adalah ambisi mereka untuk menjadi aplikasi super yang memenuhi tuntutan gaya hidup masyarakat masa kini.
Strategi bertahan di tengah pandemi
Berbagai pembatasan yang dilakukan di banyak negara untuk menghentikan persebaran Covid-19 tentu berdampak langsung pada industri akomodasi dan transportasi, tak terkecuali OTA. Menurut data, di tahun 2020 terjadi penurunan nilai pasar hingga 20%. Tahun 2019 bisnis OTA berhasil membukukan nilai $744,7 miliar, sementara di tahun 2020 menurun jadi $595,8 miliar.
Pun demikian di Indonesia, PPKM yang digencarkan pemerintah membatasi penggunaan berbagai transportasi publik, seperti kereta, pesawat, dan lain-lain. Bahkan ada larangan untuk melakukan tradisi mudik – sampai memangkas hari libur untuk mengurangi mobilitas masyarakat. Sementara momen-momen tersebut biasanya menjadi “panen raya” bagi penyedia platform OTA.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa Traveloka sangat terpengaruh dengan pandemi Covid-19. Bisnis kami berada di titik terendah yang belum pernah terjadi sejak kami pertama kali berdiri. Namun, kami selalu percaya bahwa Traveloka akan bangkit kembali dengan adanya penyesuaian strategi bisnis secara cepat," ujar Co-founder & CEO Ferry Unardi ketika mengumumkan perolehan pendanaan baru $250 juta atau setara 3,6 triliun Rupiah pada Juli 2020 lalu.
Bertahan melalui aktivitas dan finansial
Tahun lalu, ketika kegiatan perjalanan harus dibatasi Traveloka memilih untuk mengoptimalkan fitur Xperience yang berada di aplikasi. Mereka menyajikan berbagai aktivitas online, mulai dari tur virtual, workshop, hingga kelas online. Beberapa waktu kemudian, mereka mantap masuki bisnis food delivery dengan TravelokaEats – bermodal direktori lokasi makan yang ada di basis datanya, kemudian diperkuat dengan merekrut mitra-mitra untuk pemesanan dan pengantaran. Selain itu, mereka juga sudah memiliki infrastruktur mendasar lainnya, yakni: fintech.
"Upaya lain yang kami lakukan adalah untuk menemukan cara baru agar bisa memberikan layanan kepada pengguna menyesuaikan perubahan customer saat ini. Salah satunya adalah ekspansi layanan lokal dan layanan fintech," kata President Traveloka Caesar Indra dalam sebuah kesempatan.
Untuk layanan fintech, saat ini Traveloka tengah gencar dengan produk paylater mereka. Selain di ekosistem aplikasi milik sendiri, produk pembayaran tersebut kini mulai diaplikasikan ke platform lain seperti e-commerce. Selain itu, beberapa fitur seperti Instant Debit dan Co-Brand Credit Card juga menjadi andalan – dinilai lebih cocok untuk menunjang gaya hidup kekinian. Sementara untuk uang elektronik mereka memilih bermitra dengan UANGKU milik PT Smartfren Telecom Tbk.
Ekosistem layanan
Per hari ini (30/11), setidaknya ada 46 fitur layanan yang bisa diakses melalui aplikasi Traveloka. Jika dikelompokkan lebih lanjut, saat ini Traveloka mengakomodasi beberapa kategori layanan, meliputi transportasi, akomodasi, perlengkapan, aktivitas, pembayaran, tagihan, asuransi, investasi, makanan, dan lain-lain. Kendati demikian, nuansa yang dihadirkan dalam aplikasi memang masih menonjolkan sebagai sebuah OTA – fitur-fitur baru di luar travel dan akomodasi belum terlalu ditonjolkan.
Peluasan ekosistem layanan ini jelas menjadi bagian dari strategi agar Traveloka tetap bisa mendapatkan traksi maksimal, karena pada dasarnya pandemi belum sepenuhnya hilang. Terlebih beberapa aksi strategis akan digalakkan, salah satunya mengenai rencana go-public.
More Coverage:
Sebelumnya berhembus kabar Traveloka akan membuat kesepakatan dengan Bridgetown Holdings Ltd. untuk SPAC. Namun baru-baru ini, tersiar informasi bahwa dewan direksi Traveloka memutuskan untuk tidak melanjutkan langkah tersebut. Alasannya kurang lebih sama dengan MNC, karena antusiasme SPAC telah berkurang seiring tingginya frekuensi di pasar. Perusahaan kemungkinan akan menjajaki proses IPO tradisional, tetap di bursa AS, menurut sumber Bloomberg.
Di sisi lain, Traveloka juga menggencarkan investasinya ke startup lain – yang dinilai akan memiliki potensi untuk bersinerginya. Tercatat sepanjang 2021 mereka telah berinvestasi ke Member.id, Sirclo, dan PouchNATION.
Menjadi lifestyle superapp memang pilihan yang cukup relevan, karena secara fundamental sebagai OTA ekosistem layanan yang sudah ada ditujukan [salah satunya] untuk pemenuhan gaya hidup. Maka tugas selanjutnya adalah memperluas cakupan fitur agar mampu menghadirkan pelayanan secara menyeluruh.
Sign up for our
newsletter