Produsen Motor Listrik Alva One Peroleh Suntikan 156 Miliar Rupiah dari Standard Chartered
Di saat yang sama, kompetitornya, saham mayoritas Gesits telah diakuisisi oleh Indonesia Battery Corporation demi meningkatkan TKDN jadi 60%
Produsen motor elektronik Electra Mobilitas Indonesia (EMI), bagian dari PT Indika Energy Tbk, mengumumkan dukungan pendanaan dari Standard Chartered Indonesia, untuk terus meningkatkan layanan produksi motor listrik ALVA. Disebutkan fasilitas dana yang diterima sebesar $10 juta (lebih dari 156 miliar Rupiah).
Perjanjian pendanaan perdagangan berkelanjutan dari Stanchart tersebut diteken oleh EMI yang merupakan bagian dari produsen ALVA. IMG merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Indika Energy. Melalui perjanjian ini, Standchart akan membantu IMG membangun praktik yang bersifat berkelanjutan dalam sistem rantai pasokan mereka.
“Kami bangga dapat memberikan fasilitas pendanaan perdagangan berkelanjutan untuk mendukung aspirasi IMG untuk mengembangkan operasinya yang ramah lingkungan. Kesepakatan ini juga sejalan dengan upaya global Standard Chartered untuk menciptakan arus perdagangan global yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” jelas CEO Cluster Standard Chartered, Pasar Indonesia dan ASEAN (Australia, Brunei, dan Filipina) Andrew Chia seperti dikutip dari SWA.
Director and Group Investment Officer Indika Energy Purbaja Pantja, yang juga Direktur Utama IMG, memaparkan pengembangan motor listrik ALVA merupakan bagian dari upaya Indika Energy untuk diversifikasi bisnis non-batubara seperti kendaraan listrik, pertambangan emas, solusi berbasis alam, energi baru dan terbarukan, serta teknologi digital. Bahkan, perusahaan telah mengumumkan target untuk meningkatkan pendapatan non bara sebesar 50% pada 2025.
Sejalan dengan tujuan yang ditetapkan oleh IMG dan Indika Energy untuk mengurangi emisi karbon mereka, Standchart telah menyediakan fasilitas Pembiayaan Faktur Impor yang akan membatasi penggunaan pembiayaan hanya untuk pemasok yang menyediakan bahan baku dan suku cadang yang terkait dengan produksi motor listrik ALVA.
Kemitraan dengan Standchart dan grup usaha Indika Energy dikategorikan sebagai pendanaan berkelanjutan di bawah kerangka keberlanjutan Standard Chartered, dikarenakan lebih dari 90% pendapatan EMI dari kegiatan ramah lingkungan. Selain menyediakan fasilitas pendanaan faktur impor, Standchart juga akan mendukung operasional treasury dari EMI dengan memanfaatkan solusi Straight2Bank Bank.
“Kami sangat antusias dengan dukungan Standard Chartered kepada IMG untuk mendorong ekosistem mobilitas dan lifestyle yang lebih hijau melalui sepeda motor listrik ALVA. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi upaya kami dan seluruh rantai pasok untuk menghadirkan solusi kendaraan listrik terbaik untuk masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan,” ungkap Purbaja seperti dikutip dari Bisnis.com.
Dia menyebutkan IMG telah memproduksi motor listrik ALVA melalui pabrik di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik tersebut berukuran 17.600 meter persegi dengan kapasitas produksi 100 ribu unit motor per tahun. Untuk serah terima perdana unit motor telah dilakukan secara resmi pada 30 November 2022.
Purbaja menekankan keberadaan ALVA sebagai produk dalam negeri ini dilengkapi dengan fitur-fitur berteknologi tinggi yang memberikan pengalaman tersendiri bagi konsumen otomotif nasional. “Kami ingin mengajak masyarakat untuk merasakan bahwa keberadaan ALVA bukanlah sekadar motor tetapi ALVA merupakan gaya hidup,” ujarnya.
ALVA atau Alva One merupakan motor tanpa emisi yang menawarkan desain skuter matic bergaya petualang. Motor ini punya kemampuan bergerak hingga kecepatan maksimal 90 km per jam. Sementara satu baterai terisi penuh mampu menempuh jarak hingga 70 km. Satu baterai dapat terisi penuh dengan durasi empat jam pengisian.
Gesits diakuisisi
Secara terpisah, pemain motor elektrik lokal lainnya, PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), produsen dari Gesits, telah diakuisisi sebagian sahamnya oleh Indonesia Battery Corporation (IBC). Saham yang dibeli merupakan milik dari PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON).
IBC kini memiliki 53,93% saham WIMA, diikuti 46,04% saham WIKON, dan Koperasi Karyawan PT Wijaya Karya (Kokar WIKA) memiliki 0,03%.
Direktur Utama WIKON Dwi Johardian menyampaikan kolaborasi antara WIKON dan IBC ini merupakan langkah strategis untuk Gesits ke depannya. Nantinya diharapkan TKDN Gesits dapat naik menjadi 60% dari saat ini 47%, berkat dukungan dari kapabilitas perakitan baterai kendaraan listrik dalam negeri yang terintegrasi oleh IBC.
More Coverage:
Menurutnya, salah satu kekuatan yang ditawarkan oleh IBC terletak pada ekosistem industri baterai terintegrasi, di mana baterai merupakan komponen utama sebagai sumber energi untuk kendaraan listrik dan ikut berkontribusi signifikan pada komponen biaya kendaraan listrik di pasar.
“Dengan demikian, kolaborasi WIKON dan IBC merupakan langkah yang tepat bagi pengembangan Gesits sebagai kendaraan motor listrik roda dua karya anak bangsa pertama,” kata dia dikutip dari Bisnis.com.
Didirikan pada 2018, WIMA merupakan perusahaan patungan antara WIKON dan PT. GESITS Technologies Indo. Gesits telah menjual lebih dari 4.500 unit sepeda motor listrik sejak diluncurkan pada 2019. Pada Februari lalu, Electrum—perusahaan patungan antara Gojek dan TBS Energi Utama—mengumumkan kerja sama dengan Pertamina, Gogoro, dan Gesits untuk mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia.
Sign up for our
newsletter