Sejumlah Investor Baru Masuk di Pendanaan Seri A VIDA, Kini Bukukan 738 Miliar Rupiah (UPDATE)
SEA Frontier Fund, YTL Utilities Finance, Olympus Capital, dan Orion Advisors adalah nama baru yang berpartisipasi di putaran seri A VIDA
*Update: Ada penambahan investor di putaran ini, yakni Orion Advisors dengan dana segar $2,5 juta.
Pendanaan seri A VIDA masih berlangsung, setelah sebelumnya kumpulkan dana $41,2 juta dari Alpha JWC Ventures, Endeavor Catalyst, dan sejumlah lainnya; kini beberapa investor baru meliputi SEA Frontier Fund, YTL Utilities Finance, dan Olympus Capital turut menambahkan investasi dalam putaran tersebut senilai $6,8 juta atau 98 miliar Rupiah.
Dengan demikian, menurut data yang telah diinput ke regulator, dari putaran teranyar tersebut VIDA berhasil mengumpulkan dana segar $50,5 juta atau sekitar 691 miliar Rupiah.
Ketika dihubungi DailySocial.id, pihak terkait masih enggan memberikan komentar terkait adanya putaran pendanaan ini.
Masih dari sumber yang sama, total dana investasi keseluruhan yang telah dihimpun VIDA mencapai hampir $60 juta, mendongkrak valuasi VIDA mendekati $300 juta. Ini sekaligus menjadi pendanaan terbesar yang pernah didapatkan oleh startup digital signature di Indonesia.
Startup sejenis lain yang terakhir membukukan pendanaan seri B adalah Privy. Invetasi yang dipimpin GGV Capital tersebut membawa dana segar 240 miliar Rupiah. Dari data yang kami himpun, dari semua putaran pendanaannya, Privy berhasil mengumpulkan dana ekuitas sekitar hampir $24 juta.
Momentum layanan tanda tangan digital
VIDA, Privy, TekenAja, hingga Digisign tengah merebutkan potensi pasar yang besar dari produk tanda tangan digital/elektronik. Menurut Fortune Business Insight, ukuran pasar untuk layanan tanda tangan digital telah mencapai $3 miliar pada 2021. Tahun ini diperkirakan akan meningkat menjadi $4,05 miliar dan bertumbuh hingga $35,03 miliar pada 2029 dengan CAGR 36,1%.
More Coverage:
Sementara di Indonesia, menurut analisis DocuSign, total addressable market masih terbuka sangat luas. Potensinya bisa mencapai $25 triliun.
Hal ini dikarenakan use case penggunaan yang semakin luas. Terlebih sektor krusial seperti perbankan juga sudah mengadopsi untuk mendukung layanan perbankan online-nya. Selain itu, layanan terkait juga sudah mendapatkan perhatian dari regulator, misalnya untuk produk tanda tangan digital masuk ke PSrE di Kominfo dan e-KYC masuk di regulatory sandbox OJK.
Sign up for our
newsletter