23 September 2015

by Yoga Wisesa

PlayStation VR Bukan Lagi Sekedar 'Pelengkap' PlayStation

Saat programmer legendaris John Carmack mengambil posisi CTO Oculus VR, diikuti pengungkapan head-mounted display Sony, ada satu hal yang bisa kita petik: VR diyakini akan menjadi medium hiburan next-gen. Bagi Sony, virtual reality bukanlah mainan baru. Produk seri HMZ telah lama masuk ke pasar, dan jendela perilisan PlayStation VR mulai terlihat.

PlayStation VR merupakan nama baru dari headset yang dahulu kita kenal dengan Project Morpheus. Memang awalnya Sony merancang PlayStation VR untuk melengkapi console PlayStation 4. Namun ada sedikit perubahan perspektif dalam pengembangan device. Berdasarkan wawancara Bloomberg bersama Chief Executive Officer Andrew House, ternyata Sony berniat buat menjajakan PlayStation VR di rentang harga 'platform game' baru.

Ada dua probabilitas di sini. Pertama, kemungkinan besar maksud sang CEO mengacu pada harga PlayStation VR yang tak terlalu jauh dari console PlayStation 4. Dahulu sempat dijelaskan bahwa Morpheus didesain untuk terhubung ke sistem permainan PlayStation 4 dan Vita. Prospek lain ialah, siapa tahu perangkat disuguhkan sebagai platform hiburan mandiri. Buat saya, metode ini memastikannya tidak kalah saing dengan Oculus Rift ataupun HTC Vive.

Mengapa begitu? Di pertengahan periode pematangan ekosistem VR, produsen menemukan satu kendala besar: untuk menyajikan pengalaman virtual terbaik, diperlukan dukungan perangkat keras papan atas. Oculus VR telah menyingkap daftar kebutuhan hardware-nya, ternyata VR memerlukan kinerja tinggi. Topangan komponen PlayStation 4 semata mungkin tidak sanggup mengangkat PlayStation VR.

Info menarik: Sony Project Morpheus Ganti Nama Jadi PlayStation VR

Solusi Sony adalah menjejalkan hardware komputasi tambahan dalam head-mounted display tersebut. Bersumber pada pengumuman terakhir di GDC 2015, PlayStation VR menyimpan layar OLED 5,7-inci 19201080, dengan refresh rate 120Hz, field of view 100 derajat, tingkat latency sangat rendah (diklaim kurang dari 18ms), ditambah kemampuan pelacak gerakan akurat berkat sembilan sensor LED untuk menjangkau jarak 360 derajat.

"VR merombak ulang aturan mengenai bagaimana Anda menciptakan game," tutur House via Bloomberg. "Anda akan melihat ketertarikan dan upaya pembuatan konten oleh tim-tim [developer] kecil karena virtual reality bisa mengubah hal sederhana menjadi istimewa."

House belum meyebutkan angka spesifik, tapi menaksir info di atas, PlayStation VR mungkin dijajakan di kisaran US$ 400. Seandainya Anda harus memiliki PS4 lebih dulu agar dapat menikmati PS VR, maka Anda harus membayarkan uang sebesar kurang lebih US$ 800. Masih lebih ekonomis dibanding Rift, yang menuntut US$ 1.500 untuk hardware pendukungnya saja.

Via Games Industry.