1. Startup

Pluang Tambah Instrumen Aset Kripto untuk Diversifikasi Portofolio Investasi

Menggandeng Zipmex sebagai mitra strategis

Menginjak akhir tahun, Pluang kembali merilis produk investasi baru di platformnya. Kali ini giliran aset kripto yang diperdagangkan, dimulai dari Bitcoin dan Ethereum selaku mata uang digital dengan nilai kapitalisasi terbesar saat ini. Perusahaan menggandeng Zipmex sebagai mitra dalam pemrosesan transaksi.

Ada dua alasan mengapa Pluang memilih Zipmex untuk diintegrasikan ke platformnya. Pertama, karena sudah terdaftar di BAPPEBTI sebagai crypto exchanger. Kedua, Zipmex menggunakan BitGo sebagai kustodian, dilengkapi perlindungan (asuransi) yang diterbitkan Lloyd.

Co-Founder Pluang Claudia Kolonas menyampaikan, "Bagi Pluang, tujuan meluncurkan produk ini adalah untuk membuka akses lebih luas kepada masyarakat Indonesia terhadap produk keuangan dunia." Ia turut menyampaikan, salah satu hal yang diprioritaskan oleh Pluang adalah membuat proses transaksi/investasi menjadi lebih praktis.

"Penjualan crypto di aplikasi Pluang juga dapat dilakukan secara real time. Pengguna Pluang dapat membeli, menjual, dan menyimpan token crypto di dalam aplikasi dengan nyaman, karena sudah dilindungi asuransi. Saat ini, penyetoran dan penarikan hanya dapat dilakukan dalam Rupiah, namun kami akan mempertimbangkan fitur withdrawal crypto di kemudian hari," jelas Claudia

Sebelumnya Pluang dikenal sebagai platform investasi emas. Lalu bulan September 2020 lalu, mereka merilis instrumen investasi berjangka S&P 500, memungkinkan masyarakat Indonesia berinvestasi melalui perusahaan terbuka di Amerika Serikat.

Aset kripto bukan instrumen investasi populer

Keputusan memasukkan aset kripto ke lini produk investasinya memang cenderung "berani" di tengah minat masyarakat yang tidak terlalu besar untuk berinvestasi ke mata uang digital. Salah satunya divalidasi oleh riset yang kami lakukan bersama Populix Juli 2020 lalu. Dari survei ke 209 responden pengguna layanan investasi digital, reksa dana (67%), emas (62,7%), dan saham (44,5%) jadi instrumen yang banyak dipilih.

Riset yang dilakukan Pluang sendiri melibatkan jumlah responden yang lebih banyak, yakni 5500 orang, mendapati hasil yang hampir serupa. Emas (32%), saham (15%), dan reksa dana (16%) jadi yang paling populer. Sementara sangat minim responden yang memilih aset kripto untuk investasinya.

Terkait hal ini, Claudia mengatakan bahwa tujuan utamanya adalah diversifikasi aset. “Memiliki alokasi investasi pada Bitcoin ataupun mata uang kripto lainnya dapat memberikan diversifikasi yang luas terhadap portofolio tradisional, yang biasanya adalah saham atau obligasi," ujarnya.

Dari riset yang dilakukan Pluang, mengemukakan bahwa Bitcoin menjadi aset yang memiliki imbal hasil paling tinggi dalam satu tahun terakhir -- dibandingkan dengan emas, S&P 500, dan dolar AS. Data yang diperoleh adalah kinerja sejak awal tahun hingga Oktober 2020. Kalkulasi imbal hasil dihitung dalam konversi mata uang rupiah.

Perbandingan imbal balik produk investasi dalam rentang satu tahun terakhir / Pluang

Aset kripto seperti Bitcoin memiliki volatilitas pasar yang cukup tinggi, baik-turunnya berdasarkan kepercayaan masyarakat pada mata uang digital tersebut. Jika melihat tren beberapa waktu terakhir, bahkan harganya sempat anjlok hingga $3000.

Atas dasar itu, Claudia juga menyarankan bahwa produk aset kripto cocoknya untuk investasi jangka panjang. "Kami tidak menyarankan pembelian Pluang cryptocurrency jika ada kebutuhan dana yang mendesak dalam jangka waktu pendek. Jadi selain memiliki profil risiko sedang hingga tinggi, produk ini juga direkomendasikan untuk investor yang telah memiliki pengalaman investasi," jelasnya.

Application Information Will Show Up Here

Gambar header: Depositphotos.com

Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again

Sign up for our
newsletter

Subscribe Newsletter
Are you sure to continue this transaction?
Yes
No
processing your transaction....
Transaction Failed
Try Again