28 January 2019

by Lukman Azis

[Review] OPPO R17 Pro, Atraktif di Banyak Aspek

Kembalinya OPPO R series di pasar premium Indonesia

Tak puas menguasai pasar smartphone kelas menengah dengan F dan A series, OPPO mulai beranjak menjajaki pasar smartphone premium.

Dimulai dengan membawa kembali Find series yakni OPPO Find X, kini R series lewat R17 Pro juga telah resmi menyesaki pasar premium Indonesia.

Posisi smartphone R series ini satu level di atas mid-range smartphone F series (seperti F9) dan satu level di bawah true flagship Find series (seperti Find X).

Dibanderol Rp9.999.000, perangkat ini membawa desain dan banyak fitur premium seperti under-display fingerprint reader, SuperVOOC flash charge, hingga konfigurasi triple camera, serta hardware yang mumpuni.

Selengkapnya, berikut review OPPO R19 Pro.

Desain Waterdrop Screen dengan Warna Radiant Mist

OPPO R17 Pro yang dirilis di Indonesia hanya tersedia dalam satu varian dan satu warna saja, yakni konfigurasi RAM 8GB dan storage 128GB dalam balutan warna radiant mist.

Corak rupa ini memiliki efek gradasi dari ungu ke biru laut yang sangat lembut. Namun selain warna yang indah, benjolan setup tiga kamera belakang OPPO R17 Pro ini juga cukup menyita perhatian.

Balikkan ke bagian depan, tampilan dari R17 Pro ini terlihat familier dengan desain waterdrop screen dan notch mini seperti setetes air di pucuk layar.

Bagian bezel samping, dahi, dan dagunya juga sudah super tipis. Cukup mengesankan, mengingat kebanyakan smartphone Android masih menyisakan dagu yang agak tebal.

Dimensinya 157,6x74,6 mm dengan ketebalan 7,9 mm dan bobot 183 gram. Kerangkanya dari material aluminium dan bagian belakangnya dari kaca matte dengan bagian sudut-sudut yang agak membulat sehingga terasa klop dalam dekapan tangan.

Untuk atribut kelengkapannya, tombol power berada di sebelah kanan dan tombol volume di sebelah kiri. Sisi atas ada mikrofon untuk noise canceling dan sisi bawah ada slot SIM hybrid, port USB Type-C 3.1 (Gen 1), mikrofon, dan speaker.

Sisi atas dan bawahnya mengadopsi desain crescent arc, di mana terdapat lengkungan sehingga ketika diletakkan keluaran suara dari speaker tidak terhalangi. Sayangnya, jack audio 3.5mm absen di R17 Pro - hal ini tentu agak merepotkan bagi sebagian pengguna.

Layar AMOLED

Smartphone R series ini memiliki fitur premium under-display fingerprint reader atau pemindai sidik jari tersembunyi di balik layar. Namun, dalam kampanyenya OPPO memang tidak begitu menonjolkan fitur yang satu ini.

Teknologi pemindai sidik jari ini memafaatkan sensor cahaya yang dapat menangkap gambar sidik jari pengguna. Kontribusi dari layar AMOLED tentu dibutuhkan, di mana jenis layar ini memiliki pencahayaan mandiri untuk membantu mempercepat pengenalan sidik jari.

Bentang layarnya sendiri berukuran 6,4 inci dengan resolusi Full HD+ (1080×2340 piksel) dalam aspek rasio 19.5:9. Permukaan layarnya sudah berlapis Corning Gorilla Glass 6 yang secara teori mampu bertahan bila jatuh pada ketinggian 1 meter sebanyak 15 kali.

Pada pengaturan display & brightness, kita bisa menyesuaikan temperature warna layar - dari cooler, default, dan warmer. Mode night shield juga tersedia untuk mengurangi intesitas cahaya biru, kita dapat mengatur kapan fitur ini akan aktif di malam hari sehingga mata tetap nyaman.

Masih Android 8.1 Oreo

OPPO R17 Pro masih menjalankan Android 8.1 Oreo, bukan versi terbaru Android 9 Pie. Seperti smartphone OPPO umumnya, R17 Pro dipersolek ColorOS 5.2.

Hanya ada homescreen tanpa ada app drawer, semua aplikasi dan widget terpampang di depan. Bagi yang membutuhkan informasi cepat, kita bisa mengakses melalui smart sidebar dan smart assistant yang menampilkan quick functions, weather, steps tracker, photos, events, dan favorite contacts.

Bila ingin tampil lebih personal, tersedia berbagai pilihan tema dan wallpaper yang bisa diunduh. Gaya animasi pemindai sidik jari juga bisa diubah, hanya ada lima pilihan yakni the ray, moon light, the gravity, the flash, dan colorful cloud.

Buat yang ingin memaksimalkan semua penampang layar untuk konten, kita bisa menggunakan navigasi berbasis gesture. Gerakannya mudah, misalnya usap sebelah kanan untuk fungsi back, usap sebelah kiri untuk recent taks, dan usap tengah untuk ke homescreen.

Soal pengamanan, performa pemindai sidik jari di bawah permukaan layar saat membuka kunci smartphone sudah terbilang lumayan. Meski dalam hal kecepatan dan keakuratan belum bisa menyamai pembaca sidik jari konvensional pada smartphone di kelasnya.

Sementara, untuk fitur face unlock-nya terbilang sangat cepat, tapi sangat tergantung pada kondisi cahaya. Kedua metode tersebut juga bisa digunakan bersama.

Jangan lupa mengaktifkan fitur lift-to-wake-up sehingga saat mengangkat smartphone, layar akan secara otomatis menyala tanpa perlu menekan tombol power. Kemudian, sistem akan mengidentifikasi wajah pengguna dan membuka kunci layar bahkan sebelum kita meraih pemindai sidik jari.

Kamera

R17 Pro memiliki tiga kamera belakang dan satu kamera depan. Namun bila Huawei dengan Mate 20 Pro dan Samsung dengan Galaxy A7 menambah kamera ekstra ketiga dengan lensa wide-angle yang menyuguhkan sudut pandang super lebar, OPPO menerapkan konfigurasi berbeda dengan menyematkan kamera yang tidak biasa yang disebut 3D stereo time-of-flight atau disingkat 3D TOF pada R17 Pro.

Untuk saat ini, fungsi dari kamera 3D TOF ini memang tidak optimal. OPPO belum menyediakan software atau fitur untuk menggunakannya. Diungkap oleh Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia bahwa ekosistemnya belum siap. Masih butuh waktu untuk mengembangkan dan OPPO akan memberikan update di masa depan untuk mengoptimalkan sensor 3D TOF.

Dua sensor lainnya ialah kamera utama dan sekunder sebagai depth sensor. Kamera pertamanya menggunakan sensor gambar Sony IMX 362 berukuran 1/2.55 inci, resolusi 12-megapixel, ukuran pixel 1.4µm, dan lensa wide 26mm dengan variable aperture f/1.5-2.4. Serta, yang tak kalah penting teknologi dual pixel PDAF dan OIS.

Terasa familier? Ya, OPPO seperti memboyong kamera utama milik Samsung Galaxy Note 9. Tapi persamaannya hanya sampai disitu saja, karena kamera keduanya 20-megapixel (AF) dengan aperture f/2.6 adalah depth sensor. Sementara, kamera depannya 25-megapixel, aperture f/2.0, sensor berukuran 1/2.8 inci dan pixel 0.9µm.

Soal antarmuka aplikasi kameranya terbilang simpel, cukup geser untuk berganti mode pengambilan gambar - ada mode expert, panorama, video, foto, portrait, night, dan stiker.

Ada tiga fitur favorit saya pada R17 Pro, pertama ialah fitur optical zoom sebanyak 2x - resolusi fotonya tetap terjaga pada resolusi 12-megapixel. Kedua ialah night mode, di mana shutter speed kamera akan berlangsung lebih lama sekitar 3 sampai 5 detik untuk menghasilkan foto yang cerah pada malam hari.

Tentu saja, kontribusi OIS sangat mengambil peran besar pada kedua fitur tersebut. Sementara, yang ketiga ialah portrait mode-nya, hasilnya cukup memukau layaknya diberi pencahayaan ala studio.

Buat yang menyukai kendali penuh saat memotret, mode expert menyediakan pengaturan white balance, EV, ISO, shutter speed, dan manual focus. Sayangnya, tidak ada opsi untuk menyimpan hasil foto dalam format RAW.

Untuk perekam videonya, R17 Pro bisa merekam video 4K dan 1080p pada frame rate 30 fps saja. Menariknya, pada mode pengambilan video kita bisa mengaktifkan fitur beauty dan juga efek video.

Berikut beberapa hasil jepretan dari OPPO R17 Pro:

Mode Portrait

Hardware

Bagian inti dari OPPO R17 Pro ialah Mobile Platforms terbaru dari Qualcomm, Snapdragon 710. Chipset Snapdragon 7 series ini ditujukan untuk segmen menengah ke atas.

Snapdragon 710 lebih powerful dan juga lebih efisien dari Snapdragon 660. Bahkan, hasil dari tes benchmark mengungkapkan performa CPU-nya setara dengan Snapdragon 835 tapi kekuatan GPU-nya belum menyamai.

SoC ini dibangun dengan fabrikasi 10nm dan membawa konfigurasi octa-core. Terdiri dari dual-core Kryo 360 Gold berkecepatan 2.2GHz dan hexa-core Kryo 360 Silver yang melaju pada 1.7GHz.

Soal pemrosesan grafisnya mengandalkan GPU Adreno 616. Daya gedornya disokong RAM besaran 8GB LPDDR4X dan storage 128GB yang bisa ditambah dengan mengorbankan slot SIM kedua untuk menampung microSD. Berikut hasil benchmark OPPO R17 Pro:

R17 pro merupakan smartphone R series pertama yang dilengkapi dengan SuperVOOC flash charge (10V/5A) dan menggunakan dua baterai bi-cell 1850 mAh dengan kekuatan pengisian ulang hampir menyentuh 50 watt. Hasilnya, dalam 10 menit baterai dapat terisi 40 persen dan dapat terisi penuh hanya dalam waktu 35 menit.

Verdict

Kehadiran R17 Pro memang bukan untuk menggantikan Find X, tapi sebagai pelengkap dan menjadi pilihan alternatif. R17 Pro juga mengusung fitur yang tak dimiliki oleh Find X seperti SuperVOOC flash charge (tapi ada di Find X Lamborghini), under-display fingerprint reader, dan NFC

Dibanderol nyaris Rp10 juta, pada rentang harga tersebut sejatinya kita memang bisa mendapatkan smartphone flagship dengan chipset Snapdragon 845, meski begitu selama proses review berlangsung Snapdragon 710 juga menunjukkan performa yang andal. Sekali lagi, R17 Pro ditekankan membawa inovasi teknologi, membawa fitur, dan desain dengan material premium.

Sparks

  • SuperVOOC flash charge
  • Under-display fingerprint reader
  • Smart aperture dan optical zoom 2x
  • Punya NFC

Slacks

  • Sensor 3D ToF belum optimal digunakan
  • Belum menjalankan Android 9 Pie